Saturday, July 27, 2024
spot_img
HomeUncategorisedRagam Cerita Peserta SKD CPNS Kemenag 2020
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Ragam Cerita Peserta SKD CPNS Kemenag 2020

Rabu, 04 Maret 2020
Global Cyber News|Jakarta — Seminggu terakhir tengah berlangsung Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang menjadi tahapan lanjutan dari proses Seleksi Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Untuk Kemenag pusat, SKD yang dilakukan dengan CAT (Computer Assisted Test) ini berlangsung di kantor Badan Kepegawaian Negara (BKN) Jakarta Timur.

Rabu (04/03) pagi, sejumlah orang berkemeja putih dan celana hitam dengan pita hijau tersemat di lengan sebagai tanda peserta tes Kementerian Agama, tampak bergegas memasuki pintu gerbang kantor BKN.

Mereka adalah peserta SKD CPNS Kementerian Agama untuk formasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam. Total ada 2.778 peserta yang terdaftar, dan terbagi menjadi 7 (tujuh) sesi jadwal ujian SKD yang berlangsung, 3 – 4 Maret 2020.

Datang dari berbagai daerah, mereka mencoba mengadu peruntungan menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Banyak yang terlihat tegang sebelum ujian, tapi tidak sedikit juga yang memilih santai mengikuti tes. Salah satu peserta, Ozi (23) misalnya, mengaku ikut seleksi CPNS karena iseng-iseng saja. “Ternyata semua prosesnya sedikit melelahkan,” tuturnya.

Lain lagi penuturan Ari (21) yang mengaku datang dari Jawa Tengah. Dia mengaku kelelahan untuk sampai di tempat ujian, karena harus menempuh perjalan jauh dengan naik kereta api dari kampung halamannya. Subuh tiba di Jakarta, dia harus langsung bersiap dari stasiun menuju kantor BKN dengan angkutan umum. Walhasil, dia terlambat beberapa menit sampai di meja registrasi.

“Pendaftarannya sudah ditutup. Tetapi saya maklum jika tidak ada toleransi waktu dan itu memang kesalahan saya pribadi, apalagi kata panitia closed by system. Ya, mau gimana lagi,” ucapnya pasrah.

“Padahal saya ingin sekali ikut tes dan berharap lulus,” tambah Ari dengan wajah lesu.

Di sudut lain, di bawah tenda yang didirikan di halaman Kantor BKN, terlihat seorang ibu hamil yang juga merupakan peserta tes CPNS. Dia datang ditemani suaminya. Wanita yang dipanggil Eny (24) mengaku lumayan capek, karena kondisinya yang tengah berbadan dua dan harus juga konsentrasi mengerjakan soal. “Rasanya lumayan capek dan lelah, tetapi saya senang. Mudah-mudahan rezeki anak saya ini,” ujarnya sambil tersenyum.

Tidak jauh dari meja registrasi, seorang lelaki terduduk lesu, namanya Adi (21). “Saya salah melihat jadwal. Saya kira jadwal ujian saya di sesi kedua pukul 10.00. Ternyata seharusnya saya di sesi pertama, pukul 08:00 tadi pagi. Gagal saya untuk ikut tes CPNS tahun ini,” ujar Adi sewaktu dihampiri penulis.

Beda lagi penuturan Eka (20) yang ditemui usai tes. “Telingaku masih terasa sedikit sakit, karena sewaktu body checking sebelum tes tadi, aku pakai anting dan itu terpaksa dilepas, sakit karena susah dilepasnya dan harus sedikit dipaksa. Salahku yang kurang teliti baca aturan tata tertib mengikuti ujian. Andai aku teliti bacanya, pasti sudah aku lepas di rumah,” tutur Eka.

Cerita lain datang dari Fahmi (23) asal Jombang. Fahmi hampir saja tidak bisa mengikuti tes disebabkan KTP aslinya sempat tercecer. Untungnya yang menemukan KTP langsung mengembalikan ke meja panitia. “Alhamdulillah sangat dibantu oleh para panitianya,” ujar Fahmi.

Sementara Haris (24) dari Cibinong, kurang beruntung. Dia tidak bisa mengikuti tes CPNS, karena lupa membawa KTP asli. KTP nya tertinggal di rumah, padahal persyaratan untuk boleh ikut tes adalah membawa KTP asli. “Bukan rezeki saya,” ucapnya tersenyum kecut.

Iwan (24) datang ke meja registrasi dengan wajah sumringah. Dia terlihat begitu siap untuk ujian SKD. Saat ditanya, Iwan menjawab “Sejak awal pendaftaran, sudah berusaha saya siapkan semuanya dengan sebaiknya. Belajar dari buku soal-soal CPNS juga sudah mulai saya lakukan sejak tahun lalu. Juga cari info seputar peraturan dengan berselancar secara daring. Berdoa juga Insya Allah saya lakukan, tapi satu hal yang menurut saya wajib dan sangat penting, yaitu doa orang tua, terutama doa ibu. Alhamdulillah, ibu saya selalu mendoakan dan berpuasa, katanya untuk keberhasilan saya. Saya ke sini diantar ibu, sekarang sambil menunggui saya tes, ibu saya shalat dan berdoa di mushalla. Itu yang membuat saya tenang. Mudah-mudahan saya tidak mengecewakan ibu saya,” harapnya.

SKD CPNS 2020 berlangsung lima sesi dalam sehari. Yakni, pukul 08.00-09.30, pukul 10.00-11.30, pukul 12.00-13.30, pukul 14.00-15.30, pukul 16.00- 17.30, dan sesi terakhir pukul 18.00-19.30. Ujian tahap ini terdiri dari Tes Wawasan Kebangsaan, Tes Intelejensi Umum, dan Tes Karakteristik Pribadi. Peserta yang lolos SKD akan mengikuti tes di tahap selanjutnya yaitu SKB (Seleksi Kompetensi Bidang).

Peserta yang telah selesai menjalani ujian, keluar ruang ujian dengan beragam ekspresi. Namun, kebanyakan dari mereka menunjukkan ekspresi kelelahan. Saat ditanya, banyak juga yang mengatakan merasa gugup memikirkan hasil dari seleksi tersebut. “Penasaran, rasanya campur aduk menunggu waktu pengumuman nanti,” jawab mereka.

“Aduh, yang aku baca-baca tidak ada yang nyangkut, pasrah aja, waktunya juga sepertinya juga kurang,” tutur Dedi (21), peserta dari Sukabumi.

Saat ditanyakan mengenai motivasi mengikuti test CPNS, jawaban peserta juga beragam. “Saya ikut tes CPNS ini, karena ingin menjadi pegawai negeri, yang punya gaji tetap dan punya pensiunan,” ucap Kay (25).

“Saya ikut tes CPNS karena ingin ikut andil dan bersumbangsih pada negara,” tutur Andi (20).

Kepala Bagian Organisasi, Kepegawaian, dan Hukum (OKH) Ditjen Pendis, Syafiuddin mengatakan, proses SKD CPNS Ditjen Pendis secara umum berjalan lancar, sesuai harapan. “Hal ini juga berkat bantuan BKN yang memfasilitasi pelaksanaan tes CAT ini,” pungkasnya.

Red.

Latest Posts