Global Cyber News|Medan|Meski badai virus corona tengah menghantui berbagai negara di dunia, namun sikap optimistis senantiasa menyentuh para pejabat Bank Indonesia dan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia se Indonesia dalam upaya mengantisipasi dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada pertengahan tahun 2019 masih dihantam perang ekonomi antara Amerika Serikat dengan China.
Belum lagi selesai perang strategi ekonomi negara adi kuasa itu, dunia kembali diguncang dengan wabah penyakit virus corona dari Wuhan China menjelang tahun 2019. Sehingga menyebabkan terganggunya roda ekonomi dunia, termasuk Indonesia dalam sektor pariwisata, investasi dan lainnya. Dampak corona hingga kini tidak masih menyelimuti negara-negara besar di Eropa dan Timur Tengah, tapi juga Indonesia sampai akhir Pebruari 2020.
Berbagai kebijakan agaknya sudah dilakukan pemerintah Indonesia agar perekonomian Indonesia tetap terus menggeliat mengikuti arah perjalanan ekonomi global yang senantiasa melaju dalam bingkai perubahan diantaranya kompetisi serta peningkatan kualitas proudksi dan kualitas percepatan layanan.
Seperti pepatah menyatakan, setiap tantangan pasti ada peluang. Begitu dengan Bank Indonesia memanfaatkan peluang ditengah badai corona dengan menggelar Pekan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Nasional.pada bulan Maret 2020.
Pekan QRIS Nasional ini seperti dikatakan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo diyakini bisa menambah 1- 2 juta merchant Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari sebelumnya berjumlah 3 juta UMKM merchant yang tersebar di pasar-pasar tradisional.
Tak heran jika merchant-merchant ini nantinya diharapkan akan menjadi sumber ekonomi baru bagi para penjual dan produsen di pasar-pasar tradisional yang ada di Indonesia. Karena dengan semakin meningkatnya akses digital dalam pembayaran non tunai di kalangan swasta, pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota, maka laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama Sumatera Utara kian menguat.
Di Sumut puncak Pekan QRIS Nasional digelar pada 14-15 Maret 2020 di Lapangan Benteng Medan. Kegiatan ini dinilai sangat efektif untuk mendorong lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama Sumatera Utara. Apalagi kegiatan ini dalam rangkaian memasyarakatkan pembayaran non tunai secara digital elektronik di tengah masyarakat. Hal ini sesuai dengan thema Pekan QRIS Nasional di Sumut, yakni Qris Unggul, Bayar Tinggal Scan, Hidup Lebih Santai. Jadi jika ada yang lebih mudah bertransaksi, kenapa harus mempersulit diri.
Karena ke depan, kita hidup di dunia ini dituntut mencari kemudahan dalam berbagai suasana. Dimanapun. Seperti kata-kata bijak, apapun transaksinya, pakailah QRIS atau pembayaran non tunai.
MASIH TUMBUH KUAT
Dampak adanya Covid 19 diakui Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat juga turut menahan kinerja ekonomi Sumatera Utara pada triwulan I tahun 2020.
Namun begitu perekonomian Sumatera Utara pada triwulan I 2020 diperkirakan masih tumbuh cukup kuat meskipun melambat sesuai pola historisnya. Perlambatan ini disinyalir dipengaruhi belum optimalnya investasi baik dari pemerintah dan swasta di awal tahun yang juga tercermin oleh deselerasi Lapangan usaha (LU) Konstruksi. Bahkan bukan tidak mungkin adanya perlambatan ekonomi ini ditengarai bersumber dari LU Pertanian akibat pergeseran pola tanam dan faktor cuaca.
Pengaruh lainnya yang tidak dapat diabaikan adalah selama ini Tiongkok merupakan tujuan ekspor utama Sumatera Utara dengan pangsa 14 persen dan impor dengan pangsa 29 persen.
Bahkan dengan adanya covid 19 ini sumbangan Tiongkok terhadap pariwisata Sumatera Utara menjadi relatif terbatas atau hanya memiliki pangsa 3,43 persen (8.909 orang) dari total wisman yang datang ke Sumatera Utara.
Menurut data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, sumbangan devisa wisatawan mancanegara Tiongkok pada tahun 2019 mencapai 11,68 juta USD.
Meskipun begitu, membuka tahun 2020 neraca perdagangan Sumatera Utara tercatat surplus USD 0,25 miliar, terkontraksi 14% [yoy] dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi baik pada ekspor maupun impor.
Penurunan ekspor terutama untuk komoditas lemak dan minyak nabati yang ditengarai untuk memenuhi permintaan domestic yaitu implementasi B.30. Di sisi lain, impor menurun terutama untuk komponen bijih logan dan sisa logam.
Sementara Sumatera Utara mengalami inflasi pada Pebruari 2020 tercatat dikisaran 0,13 (mtm), melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,57 persen (mtm). Namun realisasi inflasi Sumut ini lebih rendah dibandingkan Sumatera maupun Nasional.
Apapun ceritanya, kata Wiwiek Sisto Widayat pada Bincang Bareng Media di lantai III Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara di Jalan Balai Kota Medan pada Kamis, 5 Maret 2020 lalu, bahwa dampak corona diperkirakan berakhir hingga akhir triwulan II tahun 2020. Jadi dimanapun, untuk pembayaran non tunai pakailah QRIS, satu untuk semua transaksi. **
Tulisan ini diikutkan Lomba Artikel QRIS Bank Indonesia.
Red. Risvande Lubis