Wednesday, January 15, 2025
HomeNasionalAktif Wujudkan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih...
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Aktif Wujudkan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

Global Cyber News| Dua Kejati Dan Satu Kejari Dapat Acungan Jempol Wakil Jaksa Agung Setia Untung Arimuladi Dan Kepala Badiklat Kejaksaan RI Tony Tribagus Spontana

Dua Kejaksaan Tinggi (Kejati) dan satu Kejaksaan Negeri (Kejari) mendapat acungan jempol dari Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia (Kabandiklat) Tony Tribagus Spontana.

Apresiasi positif diberikan mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Yogyakarta (Kajati Yogyakarta) itu kepada Kejaksaan Tinggi Papua Barat (Kajati Pabar), Kejaksaan Tinggi Banten (Kejati Banten) dan kepada Kejaksaan Negeri Kabupaten Gorontalo (Kejari Gorontalo), atas kinerja dan peran aktif dalam mewujudkan pembangunan zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) di Korps Adhiyaksa.

Hal itu disampaikan Kabandiklat Kejaksaan RI Tony Tribagus Spontana usai menggelar acara Pembukaan Sosialisasi Peraturan Jaksa Agung (Perja) Nomor 13/A/JA/11/2017 Sekaligus Uji Coba Command Center Badiklat Kejaksaan melalui video conference kepada para Kajati dan Kajari Se-Indonesia, yang dilaksanakan di Komplek Badiklat Kejaksaan RI, Ragunan, Jakarta, Kamis (9/7/2020).

Kegiatan ini dilakukan Kabandiklat Kejaksaan RI Tony Tribagus Spontana bersama Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia Dr Setia Untung Arimuladi.

Selaku Penanggungjawab Lapangan Sosialisasi Sosialisasi Peraturan Jaksa Agung (Perja) Nomor 13/A/JA/11/2017 Sekaligus Uji Coba Command Center Badiklat Kejaksaan, Tony Tribagus Spontana juga menegaskan, apresiasi yang sama disampaikan Wakil Jaksa Agung Setia Untung Arimuladi saat melakukan video conference dengan para Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) dalam Uji Coba Command Center Badiklat Kejaksaan RI itu.

“Kejati Papua Barat juga bagus. Karena Kajati ini sebagai Kajati yang pertama yang menyampaikan laporan strategi kepemimpinannya kepada Bapak Wakil Jaksa Agung RI. Kan Program Strategi Kepemimpinan berdasarkan Perja itu dilaksanakan oleh Pak Wakil Jaksa Agung,” ungkap Tony Tribagus Spontana.

Tony menjelaskan, Kajati Papua Barat yang saat ini dikomndaoi Yusuf, juga mampu membangun team work melalui koordinasi para Kepala Kejari di wilayah hukumnya, dengan mengkonsilidasikan para tokoh-tokoh masyarakat setempat.

“Makanya Pak Wakil Jaksa Agung memberi apresiasi kepada Kajati Papua Barat dan jajaranya,” ucap Jaksa Utama Bintang Tiga itu.

Tony Tribagus Spontana yang juga mantan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum Kejagung) itu menambahkan, selain Kajati Papua Barat, apresiasi juga disampaikan kepada Kepala Kejati Banten. Di Kejati Banteng, intitusi ini berhasil menata manajemen, sehingga mendapat sertifikasi ISO dari lembaga manajemen mutu.

“Kejaksaan Tinggi Banten berhasil meraih sertifikasi ISO. Jadi pengakuan bahwa manajemen birokrasi Kejati Banten itu sudah terjamin kwalitasnya. Terus, sosialisasi strategi kepemimpinan juga,” tutur Tony.

Terkait dengan sosialisasi strategi kepemimpinan, lanjutnya, juga diperlukan membangun jaringan yang tadinya belum WBK menjadi WBK. Sedang yang sudah meraih predikat WBK akan meneruskan untuk menuju WBBM. Mereka perlu membuat terobosan dalam berinovasi di daerah masing-masing.

Sebagai contoh, lanjut Tony, di Kabupaten Gorontalo, ada Program Kecamatan Binaan. Program itu adalah sebuah inovasi dari Kejari setempat.

Untuk program ini, Kejari Gorontalo memberi perhatian serius kepada salah satu Kecamatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Yang dari laporan Kajari, banyak pasangan suami istri, yakni lebih dari seratus pasangan, hanya nikah menurut syariah agama atau nikah siri,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Tony, Kajari Gorontalo berkoordinasi dengan Pemda Gorontalo agar melakukan nikah secara resmi berdasarkan hukum Negara.

“Inovasi seperti ini kan bagus sekali. Koordinasinya jalan, optimalisasi pelaksanaan kepemerintahan juga jalan. Kepercayaan masyarakat ke institusi Kejaksaan pun semakin meningkat,” imbuh Tony Spontana.

Pada kegiatan Pembukaan Sosialisasi Peraturan Jaksa Agung (Perja) Nomor 13/A/JA/11/2017 Sekaligus Uji Coba Command Center Badiklat Kejaksaan melalui video conference kepada para Kajati dan Kajari Se-Indonesia itu, Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia, Dr Setia Untung Arimuladi menyampaikan, untuk membangun WBK/WBBM, seseorang pemimpin perlu menguasai semua area, sebagai persyaratan meraih predikat tersebut.

Sebab, strategi kepemimpinan itu harus dipahami. Terutama dalam penyampaian laporan strategi kepemimpinan kepada Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung.

“Ini sebagai upaya mewujudkan bagaimana mengubah mind-set atau pola pikir, serta mengubah tata laku atau prilaku, maupun mengubah tata kerja. Dalam konteks ini, semua sangat berkesinambungan,” tutur Setia Untung Arimuladi.

Setia Untung Arimuladi, selain sebagai Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia, juga sebagai Ketua Tim Pengarah Reformasi Birokrasi Kejaksaan RI. Dalam kesempatan itu, mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat (Kajati Jabar) ini menyampaikan apresiasinya kepada para Kepala Kejati dan Kepala Kejari yang sudah melaksanakan semua persyaratan.

Setia Untung Arimuladi menandaskan, dalam setiap bertugas di daerah, harus berpikir bahwa bertugas sebagi Kajati dan Kajari bukanlah jabatan seumur hidup.

“Jadi, buatlah suatu legacy atau warisan sebagai nilai utama kepemimpinan. Legacy suatu peninggalan abadi, sehingga merupakan suatu kebanggaan bagi rekan-rekan,” ujarnya.

Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Riau (Kajati Riau) ini menuturkan, seperti telah disampaikan, selain kegiatan strategi kepemimpinan, Kejaksaan Agung juga mengadakan Uji Coba Command Center Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia.

“Yang nantinya akan di-launching oleh Pak Jaksa Agung Republik Indonesia. Kita melakukan Uji Coba Command Centre ini agar agar rekan Keluarga Besar Adhyaksa, dari Sabang sampai Merauke, mengetahui adanya perubahan. Yang memang, Command Center harus dimiliki oleh setiap unit kerja sesuai dengan kebutuhan saat ini, berkaitan dengan digitalisasi,” tutur Untung.

Setia Untung Arimuladi yang juga mantan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum Kejagung) mengingatkan, seorang Kajati dan Kajari mesti mampu memadukan cara kerja bersama di antara bidang atau seksi yang satu dengan lainnya.

“Mengapa demikian, karena tidak mungkin suatu organiasi berjalan tanpa dukungan dari bidang atau seksi lainnya yang membantu menjalankan organisasi itu,” imbuhnya.

Nah, menurut Untung, agar capaian kinerja bidang tercapai, setiap bidang harus saling bekerja sama.

“Sudah bukan saatnya lagi seorang pemimpin mengkotak-kotakan bidang. Misalnya, bidang ini yang paling super atau tidak. Kita saling berkesinambungan. Bagaimana seorang pemimpin menyatukan bidang tersebut untuk bisa mendorong agar unit kerja ini bisa bersaing berkompetisi yang positif dengan aparat penegak hukum lainnya,” tuturnya.

Wakil Jaksa Agung RI, Setia Untung Arimuladi menghimbau, sudah saatnya untuk menciptakan manajemen modern, melalui perencanaan, kontroling, pelaksanaan dan lain sebagainya.

“Lakukan itu dengan baik. Sehingga rekan-rekan bisa membuat laporan yang baik terkait strategi kepemimpinan,” tandas Setia Untung Arimuladi yang sewaktu menjadi Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia sukses meraih predikat WBK dan WBBM.

Red.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts