Saturday, September 21, 2024
HomeOpiniNgopi Sewarung, Spritualisme Virtual, Seri Kedelapan
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Ngopi Sewarung, Spritualisme Virtual, Seri Kedelapan

Global Cyber News|Selama masa pandemi covid 19, ruang-ruang pertemuan secara fisik sudah terbatas dan dibatasi. Selanjutnya orang bertemu secara virtual lewat berbagai aplikasi media ekektronik. Lalu lintas komunikasi melalui aplikasi zoom, video call, fesbuk, group WA, dll, kian padat.

Orang tak bisa berhenti berkomunikasi. Di era digital, kebutuhan bersosialisasi dan komunikasi antar sesama sama pentingnya dengan kebutuhan makan dan minum. Sehari tak membaca wa, fesbuk, atau bertemu dengan lawan bicara secara virtual rasanya dunia seperti menyempit dan menghimpit.

Orang sekarang bebas bicara dengan siapa saja secara lintas bangsa, suku, agama, dan budaya. Lewat komunikasi virtual, perbedaan -perbedaan fisik, ras, agama, suku, Ideologi, faham, dll, kian hari semakin terkikis. Bahkan tata kerama dan etik komunikasi bukan lagi berdasarkan perbedaan kelas atau strata sosial, melainkan atas dasar kontens (isi) pembicaraan dan tulisan. Seseorang yang tak memiliki posisi jabatan apapun di masyarakat bisa menyampaikan kritik, saran, atau protes kepada siapa saja termasuk kepada tokoh agama atau presiden sekalipun. Sebaliknya, seorang pejabat publik bisa mendengar dan patuh terhadap pembicaraan atau tulisan siapa saja sekalipun tak mengenalnya sepanjang isinya masuk akal dan menginspirasi.

Bagi mereka yang membuka hati dan pikiran seluas mungkin, tanpa sekat apapun (ideologi, agama, faham), era digital saat ini adalah “musim panen” banyak buah dari pohon ilmu, pengetahuan dan sumber inspirasi yang bisa diperoleh secara gratis atau murah.

Inilah sebuah era terowongan kehidupan baru yang memberi jalan pada tiap manusia untuk menemukan sambungan atau saluran hidup bagi pikiran dan hatinya sendiri secara bebas. Sebelumnya manusia terkurung oleh penjara fisik dan bungkus kehidupan dunia (status sosial, ideologi, faham, agama, kebangsaan, suku).

Sebetulnya terowongan ini bukan jalan baru. Jauh sebelumnya sudah ada sangat terbuka lebar bahkan bisa menembus ruang langit dan waktu tak terbatas seperti yang dialami para kekasih Tuhan saat berkomunikasi menyampaikan pesan tanpa batas lewat cara cara metafisik, menggunakan media atau sarana ciptaan Tuhan langsung.Yakni lewat energi air, angin, api, gelombang elektromagnetik hati dan pikiran. Melalui media tersebut mereka bisa menembus sekat batas komunikasi dengan Tuhan, malaikat bahkan dengan para siluman dan iblis di alam yang berbeda.

Dalam skala dan format yang berbeda, era saat ini juga sedang berputar ulang ke arah sana lagi. Lewat terowongan virtual baru, hal apapun dan siapa saja bisa ditemui dan diajak bicara. Bahkan saat Anda baru berfikir sarana Google sudah bisa menjawabnya dengan panjang lebar dan detail. Terlepas sejauhmana akurasinya tinggal dibuktikan saja.

Era ini masih terus berproses hingga suatu hari banyak orang jadi pejabat publik tak perlu lagi lewat partai politik. Orang bisa kaya tak perlu membangun pabrik besar, orang ingin pintar tak perlu masuk kampus. Cukup menyerap dan membangun komunikasi yang berkualitas lewat jalur virtual yang tersedia.

Inilah yang saya sebut sebagai Spritualisme Virtual, dimana kemdian bukan sebatas skill pribadi saja yang penting, tetapi kejujuran,ketulusan dan keberserahan diri Anda pada Sang Pencipta dalam berkomunikasi sangat menentukan Anda kelak ada di posisi apa dan mana.

Do it now….!

Get the feeling
Mr. Ten
(Tangerang 2020)

Red.

Latest Posts