Global Cyber News|Seri-Ke Lima
Mencuci tangan itu hal biasa. Sehari- hari kita melakukannya. Bahkan dalam ajaran agama Islam bukan hanya mencuci tangan, melainkan seluruh anggota tubuh harus bersih setiap saat. Agar selalu bersih minimal lima kali dalam sehari harus berwudhu.
Saat ini semua orang, dari agama apapun, beramai-ramai mencuci tangan tanpa batas waktu dan tempat. Makin sering mencuci tangan dianggap makin bagus. Aneka macam obat dan bahan pembersih (santizer, tisu, sabun, dll) tersedia di banyak tempat ramai dan ruang-ruang publik.
Kenapa baru sekarang orang harus membersihkan tangan? Karena virus di covid?!
Sebagian ya, karena ketakutan berlebihan. Tetapi bagi sedikit orang memahami gerakan cuci tangan global ini sebuah pesan yang sangat dalam dan luhur seperti halnya makna berwudhu yang sesungguhnya.
Berwudhu adalah suatu simbol atau cara untuk mengingatkan umat agar senantiasa semua anggota tubuhnya dalam keadaan suci dari pikiran, perbuatan dan perilaku kotor.
Demikian juga dengan gerakan mencuci tangan saat era tak normal ini. Semua orang apapun agama, suku, dan bangsanya, bukan hanya tangan pribadinya yang harus bersih, tetapi juga diminta berkonstribusi bergerak membersihkan kotoran sampah kehidupan di dalam kehidupan lingkungan pribadi, keluarga, tetangga, daerah, negara, dan dunia dengan tangan sendiri yang bersih.
Sudah terlalu banyak sampah kehidupan (kebencian, kriminal, amoral, penistaan, kebohongan, kesombongan, perang, dll) menumpuk dan menyumbat sirkuiasi energi positif hingga mengganggu ekosistim bumi.
Saat semua sistem normatif kehidupan dan kebijakan negara, agama, ekonomi, dan budaya tak mampu lagi berperan sebagai pembersih dan pembenah, saatnya kini alam bergerak lewat tangan-tangannya yang bersih.
Get the feeling
Mr. Ten
(BSD city Juli 2020)
Red.