Global Cyber News|– Medan I Harapan pemerintah Indonesia untuk memutus mata rantai Covid-19 ternyata belum dapat diwujudkan secara nyata. Meski berbagai kebijakan untuk melawan virus corona dilakukan seperti PSBB. Bahkan belakangan tren yang terpapar virus corona bukannya berkurang, tapi malah semakin meningkat di sejumlah provinsi, termasuk Sumut.
“Di Sumut kini muncul isu dugaan negatif bagi rumah sakit swasta di Sumut yang diduga menjadikan Covid-19 sebagai proyek karena anggaran untuk itu cukup besar. Pada tahap pertama saja, pemerintah mengalokasikan anggaran mencapai Rp.405 triliun dan ditambah Rp.900 T sampai akhir 2020,” ucap Ketua Lembaga Pemantau Pemilu dan Pemerintahan Sumatera Utara (LP3SU) Sumut, Salfimi Umar melalui ponsel Rabu malam (5/8/2020).
Disebutkan, saat ini sejumlah rumah sakit milik negara dan swasta diduga memasukkan pasien penderita penyakit asam lambung atau gula (diabetes militus) divonis penyakit Covid-19 sampai meninggal dan dibawa ke tempat pemakaman khusus corona. Padahal hasil laboratorium, rapid test belum keluar.
“Ternyata hasil test baru keluarga setelah beberapa hari dan menyatakan bahwa pasien memiliki penyakit asam lambung. Ironi memang, tapi begitulah kenyataannya,” ujar Salfimi .
Selain itu, lanjutnya, baru-baru ini ada seorang ibu yang meninggal di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Deli Serdang. Saat akan dikubur di TPU Jalan STM Sukamaju Medan, ternyata jenazah masih mengenakan daster. Ini artinya, almarhumah tidak dilakukan fardhu kipayah sebagaimana agama Islam. “Kita harapkan hal seperti ini tidak terjadi lagi ke depan,” tandas Salfimi.
Mensiasati tren peningkatan semakin bertambahnya orang yang meninggal, Salfimi menghimbau agar pemerintah melakukan berbagai kebijakan yang tepat sasaran bagi masyarakat.
“Salah satunya adalah kembali membuka lockdown selama dua minggu dengan menutup penerbangan ke luar negeri demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Selain itu pemerintah juga harus mempersiapkan anggaran yang ada dengan memberikan sembako kepada warga untuk bertahap sampai 14 hari. Saya yakin lockdown kedua ini nantinya bisa berhasil menekan korban Covid-19,” pungkasnya. (pl).
Red. Pandi