Global Cyber News|Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Menko Perekonomian pada hari Senin, 10 Agustus 2020 via video konferensi.
Dalam Rakor kali ini, Kepala Bappenas menyoroti tentang pengembangan kawasan industri di luar Jawa, salah satunya di Kawasan Industri Teluk Bintuni, Papua Barat. Langkah strategis ini dilakukan Pemerintah untuk mendorong pemerataan pembangunan dan ekonomi dalam upaya mewujudkan Indonesia sentris.
Sebagai informasi, kawasan industri Teluk Bintuni memiliki potensi sumber daya alam untuk mendukung industri Petrokimia. Terlebih lagi pengembangan industri methanol dan turunannya, kemudian amoniak dan turunannya merupakan salah satu industri strategis yang bisa dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia.
Selain itu, Kawasan Industri (KI) Teluk Bintuni merupakan salah satu dari Kawasan Industri Prioritas yang telah dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, serta masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Proses persiapan KPBU masih berlanjut dengan sudah ditugaskannya PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk melakukan penyusunan Final Business Case (FBC) dengan menggunakan dana Project Dveelopment Facility (PDF) dari Kementerian Keuangan. Koordinasi lintas Kementerian Lembaga saat ini dilakukan dan masih berproses untuk pelaksanaan penyusunan FBC,” ujar Kepala Bappenas.
Menteri Suharso juga menambahkan, dokumen FBC akan menjadi dokumen rujukan atas analisis lengkap studi kelayakan KI Teluk Bintuni dengan mempertimbangkan skema-skema pembangunan yang sesuai dengan appetite dari investor calon pengembang KI Teluk Bintuni.
Selain membahas pengembangan KI Teluk Bintuni, dalam Rakor Menko Perekonomian ini, Menteri Suharso juga menyoroti tentang pengembangan Kawasan Industri Koridor Utara Pulau Jawa. Menurut Suharso Monoarfa, penyebaran lokasi industri dari JABODETABEK dapat diarahkan ke timur di utara Jawa untuk memperkuat rantai pasok dan aglomerasi dengan memanfaatkan : Infrastruktur transportasi/logistik ; Energi dan telekomunikasi ; Upah yang kompetitif (Jawa Tengah).
“Aglomerasi industri di pantai utara Jawa membutuhkan percepatan integrasi multimoda, termasuk pengembangan terminal barang multimoda yang terhubung dengan jalan tol, transportasi kontainer kereta api dan pelabuhan; Peningkatan keterampilan SDM ; dan Fasilitasi investasi kawasan industri dengan insentif yang kompetitif,” kata Menteri PPN.
Menteri PPN/Kepala Bappenas juga meyakini, dengan terkoneksinya berbagai kawasan industri baik yang ada di Jawa maupun luar Jawa, hal ini akan memacu pertumbuhan perekonomian nasional.
Senin, 10 Agustus 2020
Tim Komunikasi Publik
Kementerian PPN/Bappenas
Red.