Global Cyber News|Medan IBagi kalangan masyarakat Jawa, malam Tahun Baru Islam/1 Muharam dikenal dengan malam 1 suro. Hal itu sangat identik dengan ritual rutin yang dilakukan dan dianggap membawa keberkahan. Sebaliknya bisa memberikan kesialan bagi mereka yang melanggar pantangan menurut kepercayaan masyarakat setempat.
“Bahkan, salah satu pantangan yang tidak boleh dilakukan selama bulan Suro (bulan Muharam) dikalangan masyarakat Jawa khususnya adalah mengadakan pesta pernikahan, sunatan, maupun bentuk pesta-pesta lainnya. Tradisi tersebut masih berkembang hingga saat ini dan tentunya memberikan dampak plus minus bagi ekonomi,” tutur pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benyamin di Medan, Kamis (20/8/2020).
Sejumlah pedagang holtikultura jenis bumbu masakan, umumnya mengkalim penurunan omset penjualan sekitar 10% hingga 20% selama bulan Suro. Bahkan buat sejumlah rumah pemotongan hewan, bulan suro kerap membuat tren konsumsi daging sapi bisa anjlok hingga 40% dibandingkan hari normal. Tetapi selama covid 19 kemarin, hampir semua pedagang sudah mengalami kerugian.
Menurut dosen Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini, tanpa bulan suro sekalipun, aktifitas ekonomi masyarakat sudah terpuruk sangat signifikan yang mengakibatkan aktifitas ekonomi mengalami gangguan yang sangat serius. Dan sayangnya pemulihan ekonomi yang sudah mulai terjadi belakangan justru bertepatan dengan bulan Muharam yang justru umumnya konsumsi masyarakat mengalami penurunan
Kita tahu, lanjut Gunawan, belanja masyarakat menjadi motor penggerak ekonomi dikala masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Nah, kalau konsumsi masyarakat ingin ditingkatkan selama bulan Suro, ini jelas kurang relevan dengan kebiasaan masyarakat yang justru mengerem konsumsinya selama bulan Muharam tersebut. Dan yang paling buruk adalah bahwa, bulan Suro ini berada di kuartal ketiga.
“Padajal kuartal ketiga ini menjadi kuartal pembuktian apakah kita mampu keluar dari resesi atau justru terjerembab ke dalamnya. Jadi bulan Suro ini jelas akan menjadi bulan yang justru menggiring kita lebih dekat untuk masuk kedalam jurang resesi. Ini dampak buruk dari bulan Suro yang terjadi di masa Pandemi, dan sialnya bertepatan dengan resesi ekonomi global,” terangnya.
Jadi masalahnya itu bukan di bulan Suro atau Muharamnya. Atau kita memaksa masyarakat untuk merubah kebiasaan selama bulan Suro. Tetapi kita harus lebih kreatif dalam menelurkan kebijakan. Dan syukurnya ada Banpres (Bantuan Presiden) bagi pelaku UMKM. Dimana Presiden akan memberikan bantuan 2.4 juta rupiah bagi pelaku UMKM yang jumlahnya sekitar 9.1 juta. Ini akan menjadi motor konsumsi masyarakat.
“Kebijakan ini kita harapkan mampu menggiring kita keluar dari resesi. Meskipun saya masih pesimis kita bakal selamat dari resesi di kuartal ketiga, ditengah buramnya kondisi ekonomi global,” pungkas Gunawan. (pl).
Red. Pandi Lubis