Global Cyber News|Medan I Belakangan, banyak nasabah deposito di Bank yang mengeluh dengan tren penurunan bunga simpanannya. Ada yang mengeluhkan bunga deposito saat ini hanya di kisaran 4 persen dan sampai 3 persenan saja.
“Penurunan bunga simpanan dalam bentuk deposito tersebut ini diperkirakan sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan (BI 7 DRR) yang dilakukan Bank Indonesia. Sejauh ini masih masih 4 persen bunga acuannya, dan sepertinya tidak akan berubah,” kata Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benyamin di Medan, Rabu sore (16/9/2020).
Menurut dia, inflasi belakangan terus turun, bahkan ditahun ini kita tidak berhadapan dengan ancaman inflasi. Bank Indonesia tentunya tidak risau dengan tren perkembangan harga kebutuhan masyarakat yang berkembang belakangan ini. Disisi lainnya, ada tekanan pada perbankan kita. Dimana banyak Bank khususnya HIMBARA (Bank BUMN) justru banyak dibantu dengan penempatan dana oleh pemerintah.
Lebih jauh Gunawan menyebutkan bahwa kebijakan penurunan bunga simpanan bank ini juga akan membuat perbankan kita akan tertolong dari sisi biaya dana atau cost of fund. Terlebih saat ini, banyak dunia usaha yang mengajukan restrukturisasi pinjaman atau bahkan banyak dunia usaha yang tengah mengalami gagal bayar. Yang membuat pemasukan perbankan terganggu. Jadi memang sudah sepantasnya diimbangi dengan penurunan bunga simpanan. Meskipun para penabung khususnya deposito akan dirugikan.
“Kita juga berharap, bank juga menurunkan bunga pinjaman. Meskipun rasa-rasanya berat untuk menyalurkan pinjaman ditengah keterpurukan ekonomi akibat pandemic covid 19. Namun setidaknya penurunan bunga pinjaman akan meringankan beban ekonomi dunia usaha. Dan tetap akan memberikan kontribusi terhadap langkah pemulihan ekonomi di tengah pandemic,” katanya.
Gunawan juga memiliki pandangan kalau bunga deposito dalam jangka pendek akan tetap bertahan di level yang sama. Tidak akan banyak berubah. BI mungkin akan lebih berhati-hati dalam menurunkan bunga acuan. Sekalipun inflasi rendah, namun tekanan dari kemungkinan terjadinya pembalikan modal keluar atau capital outflow juga perlu diperhatikan.
Selain itu, lanjutnya, kinerja mata uang Rupiah juga menjadi fokus perhatian selanjutnya. Sejauh ini Rupiah kerap melemah meskipun mampu ditahan untuk tidak melewati batas 15.000. Jadi kalau suku bunga acuan oleh BI diturunkan kembali. Maka konsekuensinya rupiah bisa melemah mendekati 17 ribu. Jadi memang harus berhati-hati dalam menjaga kestabilan.
“Namun saya yakin BI akan tetap manpu menjaga stabilitas ekonomi di tengah masa pandemic. Yang penting independensinya masih tidak terganggu. Jadi masyarakat harus memahami bahwa tren penurunan bunga simpanan lebih dikarenakan faktor tekanan ekonomi yang direspon dengan antisipasi kebijakan moneter akomodatif,” ujar Gunawan seraya menambahkan bahwa mengeluh tidak akan mengubah besaran bunga simpanan tersebut. Yang penting dengan penurunan bunga simpanan justru uang yang kita simpan di Bank aman. Itu yang paling utama. (pl)
Red. Pandi Lubis