
Global Cyber News|Medan I Sumut juga diwarnai unjuk rasa ribuan buruh dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumut pada Kamis siang (8/10) di depan gerbang DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan. Mereka menuntut pembatalan pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang dinilai sangat merugikan para buruh.
Pantauan wartawan, menjelang siang puluhan buruh dan mahasiswa bergerak dari Simpang Limun menuju kantor DPRD Sumut. Ada berjalan yang mengendarai kendaraan roda dua dan tidak sedikit pula yang berjalan kaki.
Sebelumnya aksi unjuk rasa yang tergabung antara buruh dan mahasiswa di DPRD Sumut berjalan biasa-biasa. Namun entah siapa memulai, tiba-tiba terjadi pelemparan batu dan botol air mineral ke arah petugas Kepolisian yang saat ini sedang berjaga-jaga menghalau aksi.
Serangan batu tidak saja mengarah kepada petugas Shabara Poldasu, tapi juga gedung wakil rakyat tersebut. Akibatnya tidak sedikit kaca jendela ruangan dewan yang pecah.
Unjuk rasa ribuan massa ini, semangkin memanas, hingga menelan korban luka-luka dari beberapa orang Shabara Poldasu, unjuk rasa ini menolak di terapkan nya Omni Bus Law yang disahkan Pemerintah.
Petugas pun terus menghalau pengunjukrasa, dari beberapa orang pendemo, petugas Kepolisian Polda Sumatera Utara, berhasil meringkus, beberapa orang pengunjuk rasa, yang melakukan pelemparan gedung DPRD Sumut, yang mengenai petugas Shabara Poldasu.
Saat itu petugas berupaya menghalau para pengunjuk rasa, dengan semprotan air dari mobil water canon. Namun upaya tersebut belum berhasil meredam aksi. Karena pelemparan batu masih berlanjut.
Akibat pelemparan itu, beberapa Polwan terkena lempar batu dan segera diamankan ke dalam gedung DPRD Sumut. Sementara petugas juga berhasil menangkap pelaku aksi pelemparan yang dianggap sebagai provokator.
Dalam pengembangan, pihak kepolisian berhasil menangkap 177 pelaku aksi yang diduga melakukan kekerasan dalam demo. Tak Cuma itu, mereka juga mesti menjalani tes urine dan sejumlah tes lainnya.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko menyatkan bahwa hasil dari pemeriksaan tersebut terdapat tiga demonstran diduga reaktif Covid-19. “Untuk itu akan ada pemeriksaan kesehatan lebih lanjut kepada tiga demonstran itu,” ujar Kombes Pol Riko Sunarko seraya mengakui bahwa pada aksi demo, ada tujuh polisi yang dirawat karena terkena lemparan batu.
Riko Sunarko juga menyatakan, dalam pemeriksaan awal ternyata ada demonstran yang memakai jaket almamater tertentu. Namun mereka sama sekali bukan mahasiswa. Pihaknya juga akan menindaklanjuti temuan tersebut. (pl)
Red. Pandi Lubis