Global Cyber News.Com|Membaca laporan Wawan, Reporter Koran Samudra tentang acara kegiatan kopi darat “Gabungan Wartawan Nekat” yang ke-3 dengan bertajuk “Semakin Kokoh Bersatu Untuk Maju”, sungguh menarik. Sebagai sesama Jurnalis, ungkapan rasa simpatik itu saya wujudkan dalam usulan yang kongkrit bentuk maupun format dari gagasan itu.
Rasa simpatik saya berupa usulan — jika tak boleh disebut saran — agar Gawat bisa lebih hebat lagi dan maju hingga bisa memberi banyak manfaat. Karena realitas dari sejumlah organisasi profesi yang ada kecuali AJI (Aliansi Jurnalist Independen) — namun tidak seperti PWI yang tidak mempunyai legal standing yang kuat sebagai suatu organisasi yang melakukan upaya perlindungi bagi anggotanya, jika terjadi sesuatu yang meninpa para anggotanya. Sebab bentuk dari organisasi Jurnalis yang ada hanya mengatur urusan profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Guru Republik Indonesua (PGRI) yang tidak memberi perlindungan pada hubungan kerja, kecelakaan kerja, kematian maupun kesejahteraan serta ancaman pidana dan sebagainya yang mungkin akan diakami oleh para anggota Gawat.
Atas dasar itulah Gawat bisa terus dijadikan dan dìkelola sebagai organisasi pekerja pers dengan struktur dan model pengelolaan serta legal standing yang digunakan oleh serikat buruh atau oleh serikat pejerja di bidang pers atau jurnalistik.
Info yang dapat dicermati melalui Koran Samudra pada Edisi 25 Desember 2020, acara yang dilaksanakan di Aula Kantor Desa Suci, Jalan A Yani Garut, Kamis 24 Desember 2020 itu dihadiri puluhan media cetak dan media online yang tergabung di komunitas GAWAT yang ada di kabupaten Garut.
Acara yang dimulai dengan pembukaan pembacaan ayat suci Al qur’an beserta sholawat, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sungguh menarik dan unik.
Dalam konteks materi refleksi akhir tahun 2020, ikrar anggota Gawat sungguh menarik berjanji untuk saling tolong menolong, saling melindungi, saling memperhatikan, dan saling menjaga, bila satu tersakiti maka semua harus merasakan, dan bila mana di pentingkan oleh komunitas maka semua Anggota harus bergerak sesuai petunjuk dan arahan.
Janji dan tekat itu sudah memenuhi klasifikasi terbaik untuk membuat Gawat sebagai organisasi pekerja pers atau jurnalis memiliki kekuatan hukum yang permanen dan kuat untuk melindungi dan memajukan anggotanya.
Kalau pun Gawat mengalami kesulitan dalam proses untuk menjadikannya sebagai organisasi permanen setara derikat buruh atau pekerja, bisa ditempuh dengan cara melakuksn aviliasi dengan organisasi buruh. yang ada.
Minimal dalam organisasi buruh atau organisasi pekerja sudah miliki perangkat organisasi seperti Lembaga Pembelaan Hukum atau Lembaga Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan alat kelengkapan organisasi uang lain.
Heru Marcio sebagai motor penggerak organisasi bisa lebih nyaman dan aman menjalankan rods organisasi bila cara atau sistem pengelolaan Gawat dapat menggunakan cara organisasi buruh.
Semua anggota Gawat harus mempunyai kewajiban dan tanggung jawab. Sehingga semua anggota Gawat pun mempunyai hak-hak yang bisa diperoleh dari organisasi.
Sebab hanya dengan cara itu organisasi insan pers atau kaum jurnalis bisa memiliki suatu kekuatan yang diperhitungkan oleh pihak lain.
Utamanya untuk jurnalis yang berbasis pada online. Sementara medis naenstrem yang dominan dalam bentuk cetakan sudah hilang momentum masa jayanya hingga cenderung ditinggal pembacanya. Dan sekarang saatnya media sosial memainkan peran dengan cara serta langgam budayanya sendiri. Karena tidak lagi bisa menggunakan langgam dan cara jurnalistik yang lebih bersifat konvensional, srperti pada masa berjayanya tahun 1990-an dan sebelumnya.
Jakarta 26 Desember 2020
Red.