Saturday, July 27, 2024
spot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Budaya

Global Cyber News.Com|Aku lebih suka membahas budaya – budaya kuno dari luar Nusantara, terutama budaya Siberia, Altai, Tibet, Indian, Pasifik, dll, mengapa?

Karena di daratan dengan budaya dan pengetahuan tertinggi, budaya – budaya itu hampir mati, sekarat, dikucilkan, dianggap rendah, oleh para pengkhianat peradaban Nusantara, karena mereka terbutakan oleh ajaran – ajaran manipulatif yang memberikan stigma negatif kepada leluhur mereka sendiri

Memang sebuah cara untuk menghancurkan peradaban adalah dengan menjauhkan mereka dari leluhurnya, itu strategi perang kuno, ketika budaya luntur, pengetahuan leluhur hilang, maka peradaban kehilangan jati dirinya, itu akhirnya menjadi sangat mudah dikuasai oleh peradaban lain

Tapi beruntung sebagian budaya itu malah tumbuh dan berkembang subur di berbagai wilayah sepanjang jalur migrasi kuno. Budaya dan pengetahuan tinggi yang berasal dari sebuah sumber peradaban yang sama, semua potongan puzzle itu berserakan dimanapun, bukan hanya di satu tempat

Ibarat pohon pisang, tunas tersebar kemana – mana, tiap pohon menghasilkan banyak tandan, tiap tandan menghasilkan banyak kelompok yang karakternya berbeda, tapi semua tetap pisang, karena sumbernya hanya satu

Kita tidak bisa pungkiri bahwa semua terpisahkan karena adanya migrasi besar berkali – kali, dan siapapun yang pergi dari daratan aslinya, selalu akan membawa budayanya bersama mereka

Maka dimanapun mereka terdampar, disanalah budaya itu akan bertahan hidup, tetapi tidak semua budaya itu bisa selamat dengan sempurna karena adanya asimilasi, kontaminasi ideologi, peperangan, kemusnahan suku, dll

Mempelajari budaya – budaya kuno yang berserakan di sepanjang jalur migrasi, itu ibarat mengumpulkan potongan – potongan puzzle yang berserakan dimana – mana, pada akhirnya itu akan melengkapi satu sama lain dan menjadi sebuah keutuhan sempurna

Rute migrasi hanya ada dua pilihan, jalur lautan adalah melalui Filpina, Jepang, Pasifik, Amerika, Afrika

Rute daratan adalah China, Asia tengah (Himalaya sampai Altai), Siberia, Timur Tengah, Eropa, ini yang disebut Jalur Sutra, ujungnya Alaska, Amerika

Budaya – budaya itu bertahan sampai dengan saat ini di berbagai daerah yang menjadi jalur migrasi, dan pada kenyataannya budaya itu jauh lebih hidup di wilayah mereka

Sementara di daratan asalnya budaya – budaya luhur itu lebih banyak musnah karena terlalu banyak pengkhianat peradaban, yang tidak mampu memegang prinsip dan memilih ajaran yang menjauhkannya dari akar keberadaan dirinya

Jelas jauh lebih mudah mengumpulkan potongan – potongan filosofi itu dari peradaban – peradaban yang mampu memegang prinsip leluhurnya, artinya sisi mentalitas ksatria itu juga masih tersisa di peradaban mereka selama ribuan tahun

Alasan kedua, ketika sebuah budaya kuno hidup di sebuah peradaban di lokasi tertentu, maka begitu juga elemen alamnya sangat interaktif di tempat – tempat itu, elemen – elemen alam pun “hidup” karena masyarakatnya harmonis bersama alamnya

Dimana budaya hidup subur, maka begitu juga pengetahuan luhur peradaban, semua lestari dalam elemen – elemen alamnya, itu mempermudah kita memahaminya


“Ketika yang nyata dan sunyata bercerita, maka kita mendapatkan keutuhan cerita itu dari pikiran dan perasaan, itu pengetahuan yang lebih komprehensif”

Belajarlah dari budaya yang hidup dan dari elemen – elemen alam, karena semua pengetahuan abadi bersama semua elemen itu

Pada prinsipnya, budaya hanya sebuah cara untuk menciptakan karakter sebuah kelompok / suku / peradaban, itu adalah sebuah cara leluhur “membudidayakan” peradabannya dengan menerapkan karakter itu melalui kreasi pikiran berupa bahasa, seni, filosofi / ideologi, yang akhirnya menciptakan gaya hidup dan pola pikir yang spesifik

Budaya cenderung menjadi landasan utama sebuah peradaban, dan jika kembali kepada prinsip bahwa semua peradaban berasal dari satu sumber yang sama maka begitu juga budaya, semua berasal dari satu sumber yang sama secara filosofis

Mempelajari budaya dari manapun, pada akhirnya akan menemukan potongan – potongan dari landasan yang menjadi fundamental utama atas keberadaaanya

Mempelajari itu semua lebih mudah dilakukan dengan mendalami budaya yang masih terjaga kemurniannya, itu tidak selalu mudah diperoleh dari peradaban kita sendiri, di negeri – negeri lain dimana prinsip itu dijaga, sumber datanya lebih lengkap, itu akan melengkapi pemaknaan akan budaya di peradaban sendiri karena benang merahnya selalu ditemukan

Ketika di negeri sendiri budaya – budaya luhur itu hampir musnah, paling tidak potongan – potongan puzzle masih bisa ditemukan dari berbagai peradaban berbeda yang lebih mampu memegang prinsip peradaban mereka

Di Indonesia sendiri sebenarnya masih banyak yang mempertahankan prinsip – prinsip budaya leluhur, hanya saja mereka menjadi kalangan “minoritas diantara minoritas”, berkembang secara sporadis di berbagai wilayah berbeda, kadang terlalu sulit untuk mendalami dari mereka karena tidak banyak data yang membahas itu juga

Budaya kadang dipandang bukan sebagai hal penting, tetapi ada satu hal utama yang tidak bisa dipungkiri tersirat didalamnya, “prinsip dasar” sebuah peradaban yang terbentuk dari pikiran – pikiran pendiri peradaban itu

Prinsip ini yang membentuk mentalitas peradabannya, maka budaya disebut sebagai salah satu karakter dari peradaban, mentalitas adalah fundamental yang menyatukan semua individu anggota peradaban untuk memiliki keberpihakan pada peradabannya

Itu kita sebut prinsip “sapu lidi”, materi kayu yang lentur dan kecil, jika disatukan dalam sebuah ikatan, mereka mampu mengoyak tanah dan kotoran diatas tanah, maka prinsip dasar peradaban selalu diterapkan pada tiap individu dalam peradaban itu, itu yang menguatkan mereka sebagai sebuah peradaban. Makin kuat ikatan itu, makin jaya sebuah peradaban

Mau lihat bukti nyata? Bercerminlah pada peradabanmu, ratusan tahun setelah kontaminasi yang menghancurkan budaya negeri ini terjadi, apa yang kita alami?

Mentalitas masyarakat yang bobrok, pemerintahan yang penuh korupsi, persatuan dan kesatuan bangsa yang terancam, konflik rasial, dan berbagai masalah sosial yang kita semua hadapi bersama dalam peradaban ini

Dimana sebagian besar peradaban di bumi ini mulai maju dan berkembang lebih pesat pada masa ini, dimana sains berkembang sangat drastis saat ini, Indonesia bahkan masih sibuk dengan dirongrong konflik SARA, miris?

Itu bukti bahwa tidak adanya kebersamaan dengan tingkat keselarasan tinggi di peradaban ini, tidak ada prinsip utama yang menyatukan peradaban ini, terlalu banyak pengkhianat peradaban yang mengusung prinsip yang bertujuan menghancurkan peradabannya sendiri, itu yang terjadi

Bahkan di negeri dengan alam terindah ini, masyarakatnya cenderung tidak menghargai keindahan, alamnya lebih banyak rusak dan tidak terawat, jelas ada yang salah dalam pengelolaan peradaban ini, peradaban yang dulu namanya sangat besar, Nusantara

Tentunya kita tidak cukup untuk hanya memandang skeptik tentang kondisi ini, tetapi sudah seharusnya peradaban ini berubah dan bangkit, mengembangkan kembali prinsip – prinsip yang ditinggalkan leluhur, itu yang akan menyatukan kembali peradaban ini

Tanpa kesadaran itu dari masyarakatnya, maka kejayaan tidak akan pernah kembali, dan negeri ini sudah terlalu lama berkutat dalam keterpurukannya, menciptakan kondisi kehidupan yang sangat tidak nyaman bagi semua anggota peradabannya.

Red.

Latest Posts