Global Cyber News.Com|Keinginan pemerintah hendak mengimpor satu juta ton beras dalam waktu dekat ini (April-Mei 2021) sungguh tidak rasional.
Masalahnya bukan saja petani sedang panen raya, tapi stock beras di gudang Bulog (Badan Urusan Logistik) masih cukup banyak. Boleh jadi karena itu harga gabah pada tingkat petani pun jadi anjlok berkisar pada Rp 3000 per kilogram. Padahal harga gabah yang ideal minimal Rp 4500 per kilogram.
Kebijakan Impor Beras satu juta ton yang akan dilakukan pemerintah Indonesia dalam waktu dekat adalah atas perintah Airlangga Hartarto dan Muhammad Luthfi. (Kompas.Com,
16 Maret 2021). Menurut Kabulog, Budi Waseso ia tak pernah minta impor beras, karena di gudang Bulog stock masih banyak. Kecuali itu Bulog akan menyerap 500 ribu ton beras dari petani lokal saat panen raya ini.
Dari jumlah total beras lokal yang akan dibeli Bulogi itu, sebanyak 390.800 ton akan menjadi Cadangan Beras Pemerintah juga. Cadangan beras ini nanti diperkiran bisa melebihi dari ketentuan CBP per tahun di kisaran 1 juta sampai 1,5 juta ton.
Akibat dari cadangan beras yang melimpah ini akan menjadi beban berat bagi Bulog. Dan petani pun mengeluhkan impor beras yang dilakulan pemerintah jadi ancaman bagi petani.
Catatan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) menilai harga gabah di petani terus merosot. Meski belum memasuki masa puncak panen raya. Patokan harga gabah acuan pemerintah adalah Rp4.200 per kilogram. Namun, harga gabah petani di daerah Ngawi – Jawa Timur, dan Demak – Jawa Tengah ada di bawah Rp4.000 per kilogram. Sementara, harga gabah petani di Kroya, Indramayu dan Jawa Barar sekitsrnya cuma Rp 3500 per kilogram.
Jika masalah beras saja belum dapat diatasi, lantas kapan masalah kacang kedele, gula pasir, jagung dan bahan pangan lainnya bisa swasembada ?
Meski Presiden Joko Widodo baru saja mencanangkan untuk segera swasembada garam. Soalnya lain lagi bagi petani bawang putih yang baru saja berteriak soal harganya yang anjlok hingga Rp 20 ribu per kilogram.
Saat menjelang Debat Pilpres tahun 2014 ada janji untuk wasembada pangan dari Joko Widodo. Ketika itu janji sebagai calon Presiden tidak akan lagi impor beras maupun daging. (Detik Finance, 15 Feb 2019).
Presiden Joko Widodo ketika itu mengatakan akan membuat Indonesia berdaulat atas pangan serta swasembada. Presiden Joko Widodo berjanji untuk tidak lagi impor beras hingga daging. Pernyataan ini dikatakan saat berada Cianjur Jawa Barat. (Rabu, 2/7/2014). Ia mengatakan impor pangan harus segera dihentikan karena Indonesia memiliki semua stok pangan yang dibutuhkan.
Keberanian menghentikan impor pangan, menurut Joko Widodo akan lebih memberi semangat dan meningkatkan produksi petani Indonesia.
Bahkan Joko Wicodo mengatakan kaum petani harus dapat dimuliakan. Namun realitas yang terjadi kemudian memang lain, Joko Widodo kemudian melakukan impor beras hingga jagung. Dari catatan redaksi untuk
beras sebanyak 2,8 juta ton dan jagung 100 ribu ton pada tahun 2018 dan 180 ribu ton pada tahun 2019.
Pembunuhan terhadap petani dengan impor bahan pangan ini, sungguh kejam dan keji. Kedaulatan atas pangan cuma sebatas mimpi. Karena nilai komisi dari impor itu sungguh luar biasa fantastis.
Jakarta, 18 Maret 2021
Red.