Friday, October 18, 2024
HomeOpiniBuka Puasa dan Silaturrachmi Bersama Aktivis dan Kaum Pergerakan di Rumah Kedaulatan...
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Buka Puasa dan Silaturrachmi Bersama Aktivis dan Kaum Pergerakan di Rumah Kedaulatan Rakyat Guntur 49

Global Cyber News.Com|Acara buka puasa bersama pada Senin 10 Mei 2021 di Rumah Kedaulatan Rakyat Jl. Guntur No. 49 Setiabudi Jakarta Selatan bersama aktivis dan kaum pergerakan cukup meriah dan hikmat.

Sebelum acara buka puasa bersama Bang Bintang cerita tentang sejarah ekspansi Cina di Indonesia sejak zaman Majapahit dan kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan sudah dimulai oleh bangsa Cina dengan cara menjelajahi wilayah kepulauan Indonesia.

Hadir pada acara ini kawan-kawan aktivis pergerakan diantaranya Sunarti, Arief, Padapotan Lubis, Monalisa Misjan, Yayan Ramlan, Yanti dan Bang Jali Pitung tokoh masyarakat Betawi serta sejumlah aktivis pergerakan dari berbagai daerah, seperti Ustad Arief dari Cimahi dan Andi Nani Ketua An Nur Jawa Barat bersama rombongannya.

Menurut Bang Jali, tokoh tiga jaman seperti Bang Bintang, memang perlu silaturrachmi dan diskusi tentang banyak hal. “Jadi kisah penolakan yang gigih dari seorang Raden Wijaya terhadap invasi bangsa asing harus dilakukan”, kata Bang Bintang.

Sementara Jali Pitung mengatakan disfungsi parlemen dan hukum pun di Indonesia sekarang ini harus disikapi dengan serius. Eksekutif dan Legislati telah banyak melakukan pelanggaran. Karena presiden dan jajarannya adalah satu paket sebagai produsen dari UU maupun peraturan
turunannya yang dikeluarkan tidak berpihak pada rakyat. Ia pun menyebut seperti UU Omnibus Law Cipta Kerja No. 11 Tahun 2020 yang ditentang keras oleh kaum buruh.

Penjajahan yang tidak kentara, kata Bang Sri Bintang Pamungkas bisa kita rasakan pada kebebasan atas hak sumber alam seperti air yang seharus dapat kita nikmati dengan gampang dan murah. Tidak seperti sekarang serba harus dibeli dan kita bayar dengan harga yang mahal, kata Bang Bintang.

Secara historis, semangat memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan itu erat kaitannya dengan banyak orang keturunan Cina yang ada di Kalimantan. Uamanya Kota Singkawan dan Pontianak. Maka itu terkesan untuk pindahnya ibu kota itu seperti dipaksakan, tandasnya. (Jacob Ereste)

Red.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts