Global Cyber News.Com|Keangkuhan elemen pergerakan memang jadi masalah tersendiri, ketika mengharap kebersamaan gerakan yang tak kunjung terwujud.
Misalnya sudah berulang kali dikoarkan agar elemen buruh bersatu — atau bahkan diharap — mau melebur dengan elemen lain yang merasa lebih galak atau lebih layak menjadi leader dari gerakan yang berpihak kepada rakyat maupun hal-hal yang berpautan dengan kepentingan rakyat.
Gerakan dari perjuangan kaum buruh yang cukup masif acap dipandang miring oleh kaum pergerekan. Karena ada anggapan bila apa yang diperjuangkan kaum buruh itu hanya sebatas untuk dan demi kepentingan diri maupun kelompoknya sendiri.
Itulah sebabnya ketika kaum buruh aktif dan agak agresif menyuarakan solidaritas untuk rakyat dan negara Palestina, apresiasi serta penghormatan perlu diberikan sebesar-besarnya bagi kaum buruh. Meski begitu toh, komentar nyinyir terhadap kaum buruh yang melakukan aksi solidaritas itu pun tidak kalah santer dilintarkan. Padahal, jika mau dilihat dari sikap kepedulian kaum buruh yang tidak benar dianggap cuma perduli pada masalah kepentingan dirinya sendiri itu tidak benar.
Jadi nyinyir yang diriuhkan oleh pihak lain itu perlu disikapi lebih dewasa. Sebab sifat dan sikap seperti itu hanya kelakuan anak-anak yang belum mampu melihat gejala lebih jauh dari apa yang dimaksud dari gerakan itu.
Yang lebih ironi memang tidak sedikit pihak yang mengharap agar potensi dari gerakan kaum buruh yang masif itu memberi dukungan habis atau sepenuhnya pada geakan elemen lain yang selalu merasa bahwa apa yang lagi mereka diperjuangkan itu lebih mulia dari yang diperjuangkan kaum buruh.
Begitulah egosentrisitas suatu elemen pergerakan yang selalu bersikap jumawa bahwa apa yang mereka perjuangkan selalu dianggap lebih baik, lebih mulia dan lebih penting dari apa yang juga sedang diperjuangkan pihak lain, utamanya bagi kaum buruh yang selalu dianggap buta akan geopolitik yang umumnya mengemuka yang memang tidak begitu relevan atau berkaitan dengan masalah buruh.
Sikap dan sifat arogan seperti itu agaknya yang semakin menyebabkan kaum buruh sendiri membatasi diri untuk tidak bersinggungan dengan apapun yang dianggap urgen oleh elemen pergerakan lain.
Paparan serupa ini sungguh sangat diharap bisa menjadi pemahamannssemua pihak dari ekemen pergerakan agar tidak lagi mengulang kejumawahan terhadap elemen lain, utamanya pada apa yang dilakukan kaum buruh maupun serikat buruh. Toh, apa yang dilakukan buruh dan serikat buruh merupakan bagian dari masalah yang dihadapi rakyat banyak. Setidaknya, dari 138 lebih angkatan kerja Indonesia, minimal tiga orang diantaranya adalah sanak dan saudara kita juga.(Jacob Ereste)
Jakarta, 6 Juni 2021
engan e
Makanya buruh jg bersatu dgn kelompok yg punya misi yg sama melawan .. jgn sooor sendiri saja mau nembus tembok kekuasaan ..
Red.