Global Cyber News.Com|KARANGANYAR – Sorak sorai warga Tawangmangu pecah saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meletakkan batu pertama pembangunan SMAN Tawangmangu, Sabtu (12/6). Bagaimana tidak, penantian lama warga memiliki SMA negeri kini terbayar tuntas.
Kecamatan Tawangmangu merupakan satu dari beberapa kecamatan di Jateng yang belum memiliki SMA Negeri. Biasanya, ratusan lulusan SMP yang ada di kecamatan itu mendaftar di SMA Negeri terdekat, yakni SMAN Karangpandan.
“Senang banget, ini sudah lama kami nantikan. Kami sudah lama ingin memiliki SMA negeri di sini, karena di kecamatan kami ini tidak ada satupun sekolah negeri,” kata Dowi,52, salah satu warga Tawangmangu.
Dowi menceritakan, banyak anak-anak Tawangmangu yang bersekolah ke Karanganyar, tepatnya di SMAN Karangpandan. Tapi karena saat ini menggunakan sistem zonasi, anak-anak Tawangmangu tergeser karena kalah dekat.
“Jaraknya jauh, sekitar 13-15 km. Kalau zonasi, jelas tidak bisa. Padahal di sini, ada 700 lebih lulusan SMP tiap tahunnya. Karena tidak diterima di negeri, banyak yang sekolah swasta, bahkan ada yang tidak sekolah,” jelasnya.
Warga berharap, dengan adanya SMA negeri di Tawangmangu, maka anak-anak tidak kesulitan melanjutkan sekolah. Selain itu, jarak sekolah dekat dengan rumah, sehingga hemat ongkos dan anak-anak bisa membantu orang tua.
“Karena di sini mayoritas petani, jadi kalau sekolahnya dekat, anak-anak bisa bantu kami di ladang. Kalau ke Karangpandan kan jauh, jadi waktu habis di jalan. Biaya sekolah juga membengkak karena harus mengeluarkan transportasi. Kalau nanti sekolahnya di sini, jauh lebih hemat dan anak-anak bisa membantu kami bekerja,” kata warga Tawangmangu lainnya, Suwardi.
Rintisan SMA Negeri Tawangmangu sudah dimulai pada tahun 2020 lalu. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuat kelas jarak jauh, dimana anak-anak Tawangmangu bisa sekolah di SD Tawangmangu dengan status menginduk ke SMA Negeri Karangpandan.
Salah satu siswa yang sudah mengikuti program kelas jarak jauh, Resta Surya mengatakan sangat senang dengan mulai dibangunnya sekolah di desanya. Sebab selain dirinya, adik-adiknya kelak tidak perlu kesulitan cari sekolah.
“Terimakasih pak Gubernur, sudah membangunkan SMA Negeri di Tawangmangu. Semoga kami lebih mudah mencari sekolah dan anak-anak di sini semakin berprestasi,” ucapnya.
Ganjar sendiri begitu sumringah saat meletakkan batu pertama dimulainya pembangunan SMA Negeri Tawangmangu. Sebagai anak asli Tawangmangu, Ganjar merasakan betul bagaimana warga menantikan kehadiran sekolah itu sejak lama.
“Sejak saya kecil, belum ada SMA Negeri di sini. Bismillah, hari ini kita bulatkan tekat untuk membangun. Mudah-mudahan tahun depan selesai, sehingga tahun ajaran 2022 bisa dipakai,” katanya.
Sekolah baru tersebut akan dijadikan model pendidikan di Jateng. Selain bangunannya yang futuristik, namun kurikulumnya, guru-gurunya akan disiapkan sejak awal.
“Sehingga ini akan jadi model, bahwa di lereng Gunung Lawu, ada sekolah yang melahirkan anak-anak hebat,” tegasnya.
Tak hanya Tawangmangu, Ganjar mengatakan akan terus mengebut pembangunan sekolah-sekolah di daerah lain. Sebab, masih ada beberapa daerah yang belum memiliki sekolah negeri.
“Sehingga dengan sistem zonasi seperti sekarang, mereka akan kesulitan. Negara harus hadir, dengan membuat sekolah-sekolah yang lebih banyak lagi. Selain Tawangmangu, ada beberapa yang akan kita bangun seperti di Banjarnegara, Purbalingga dan beberapa daerah lainnya,” pungkasnya.
Red.