Friday, November 7, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeOpiniOptimisme Luhut dan Kecemasan Prabowo Subianto
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Optimisme Luhut dan Kecemasan Prabowo Subianto

Global Cyber News.Com|Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan, terbilang sebagai pejabat yang banyak komentar tentang kehadiran China di Indonesia. Baik untuk pekerjanya yang yerus memblusuk masuk ke negeri kita bersama pengusahanya maupun bagi pemerintah China sendiri agar tidak terus dipandang buruk, karena kedekatan Indonesia dengan China dinilai banyak pihak sudah berlebih-lebihan.

Luhut Binsar Panjaitan mengakui Indonesia memiliki ketergantungan kepada negara China dalam hal obat-obatan. (Repelita Online, 2021/06/15). Ia mengatakan juga bila China telah menjadi produsen obat utama yang berkontribusi terhadap dua per tiga suplai obat-obatan di dunia. Dua per tiga obat-obat dunia adalah produksi China,
ujar Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/6/2021).

Pada sisi lain, kedekatan pemerintah Indonesia dengan China sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk menarik investasi yang bermanfaat bagi pengembangan industri farmasi dalam negeri, dan juga untuk transfer teknologi.

Hingga Juni 202, alat kesehatan yang dipesan dari dalam negeri hanya sebesar Rp2,9 triliun. Sementara alat kesehatan impor 5 kali lebih besar dari produk lokal, yaitu senilai Rp12,5 triliun.

Atas dasar ketimpangan impor dan ekspor dari alat kesehatan ini, Luhut Binsar Panjaitan, pun hanya bisa menyarankan saja perlunya aksi afirmatif yang dilakukan pemerintah guna meningkatkan belanja alat kesehatan dalam negeri sendiri minimal sebesar Rp6,5 triliun untuk 5.462 barang pada tahun anggaran 2021.

Selain itu, perlu juga adanya peningkatan kapasitas produksi alat kesehatan dari dalam negeri dan investasi di bidang alat kesehatan.

Sergahan Luhut Binsar Panjaitan agar masyarakat Indonesia tidak memandang buruk kemesraan Indonesia dengan China, jadi sangat terkesan untuk mengeliminir kejengahan para pihak terhadap meluapnya TKA China yang masuk ke Indonesia, seperti tidak ada kaitannya dengan kemesraan hubungan kedua negara. Sebab masalah yang paling mendasar itu adalah sikap berlebih dari pemerintah memberi keistimewaan bagi pekerja asal China yang diboyong oleh investor mereka yang menanamkan modalnya di Indonesia.

Kelit terhadap jumlah tenaga kerja asal China yang masuk ke Indonesia sungguh amat sangat meresahkan. Dan investasi asal China pun yang sudah dominan besar di Indonesia, pun bukan hal yang prinsip dipermasalahkan. Sebab rasa cemas dan kekhawatiran bagi banyak pihak adalah merangseknya pekerja kasar asal China yang sudah berlebihan itu datang dan merebut kesempatan kerja bagi pekerja lokal kita yang ada.

Jadi masalah utama bukan lantaran tenaga kerja kasar di negeri kita banyak yang belum mendapat pekerjaan itu semata, tetapi dari kehadiran buruh kasar asal China itu sudah mulai membuat kegaduhan karena tabiat budaya mereka yang mewabah itu dominan bersilangan dengan budaya suku bangsa Indonesia yang ada di sekitar tempat kerja dan bermukim mereka. (Jacob Ereste : Kedatangan TKA ke Indonesia Semakin Meresahkan, 14 Juni 2021).

Setidaknya keresahan Menteri Pertahanan Probowo Subianto dari sisi lain cukup mewakili kegundahan rakyat banyak itu. Menhan, Prabowo Subianto, berkata dalam kapasitasnya sebagai Pejabat Tinggi Negara mempersoalkan kegundahan hatinya mengenai rahasia negara. (Podcast/Deddy Corbuzier, Minggu, 13/6/2021). Ia menyatakan bahwa unsur ketahanan negara itu sangat rahasia. Dan kaitannya dengan sikap tamak yang selalu ingin merebut sumber daya, merebut kekayaan untuk survive dari beragam bangsa, suku-suku atau kelompok itu, erat berkaitan dengan soal pertahanan nasional yang sensitif.

Dua pilihan bagi rakyat yang berhak tahu bagaimana kondisi bangsa, sedangkan dari sisi pertahanan banyak hal harus menjadi rahasia saja. Akibatnya, ketika ada kelompok yang punya ambisi pribadi, yang kadang-kadang tega hendak mengorbankan kepentingan rakyat, bahkan ada oknum yang mau menjual bangsanya kepada bangsa asing, kata Prabowo Subianto, itu semua menjadi dilema berat bagi aparatur negara yang menggenggam idealisme sejati kebangsaannya.
Kecemasan serupa juga dikatakan Wawan Hari Purwanto, Deputi VII BIN (Badan Intelijen Negara). (Law Justice, 16/06/2021). Dia juga redah karena banyak peralatan yang digunakan Indonesia ditempeli satelit mata-mata pihak asing.

Kegundahan institusi BIN yang diungkap Wawan Hari Purwanto ino saat berbicara dalam diskusi bersama alumni GMNI bertajuk Pertahanan Negara dan Keamanan Nasional. Erat kaitannya pada pertahanan negara dan keamanan nasional Indonesia dalam arus deras investasi dan merangsek nya tenaga kerja asing yang tidak sedikit sebagai buruh kasar di Indonesia.

Semua itu patut menjadi perhatian yang serius. Jangan sampai lengah dan gelap mata hanya lantaran investasi yang menggiurkan. Toh, apapun bentuk usaha bangsa asing di Indonesia itu, semua akan membuat dampak yang tak semua baik untuk alam dan lingkungan fisik serta budaya bangsa Indonesia. Terlebih bagi daerah dan masyarakat Indonesia yang ada di pelosok negeri kita itu, pastilah jadi terganggu.

Jakarta, 16 Juni 2021

Red.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts