
Global Cyber News.Com| “Kambing: daging, feses, urin, bisa menjadi pupuk kompos dan Pupuk Cair. Selain itu, potensi jual beli tidak kalah dimasa kegiatan sosial, sedekah, kurban, sunnatan, khitanan, aqiqahan dan perkawinan serta potensi bisnis lainnya dari kambing itu sendiri.”
Penulis: Rusdianto Samawa, Pendiri Teluk Saleh Institute (TSI), Menulis Homestay Pondok Daun – Sumbawa.
Memang tidak sia – sia menyusuri Pulau Medang kemaren pada Rabu, 10 Maret 2021 yang berpotensi sangat kaya akan peluang bisnis yang menggiurkan. Menginap satu malam di Pulau Medang memunculkan naluri bisnis menjanjikan. Betapa tidak? potensi kambing yang ribuan atas kepemilikan masing-masing masyarakat Pulau Medang Bajo dan Bugis itu membuat geleng – geleng kepala.
Ternak kambing merupakan salah satu usaha yang untung dan berhasilkan tanpa spekulasi. Usaha ternak kambing tidak mengenai musim korona sama sekali. Ekspektasi masyarakat Pulau Medang pelihara kambing untuk produksi daging, hewan kurban, aqiqahan, perkawinan dan kegiatan lainnya.
Sala satu tokoh pemuda Pulau Medang, namanya Bahar yang masih memiliki kerabat dengan kepala desa Pulau Medang Bajo, mencoba mengadu nasib sektor bisnis ternak kambing. Puluhan kambing yang diternaknya membuat Bahar mudah menjual dan distribusi.
Sistem penjualannya, bisa di DP0%, bisa juga langsung beli seharga 800ribu rupiah. Bisa juga diberikan DP awal 500ribu untuk persiapan hewan kurban. Sebenarnya, tidak ribet. Ternak kambing sangat murah meriah biayanya, cukup lepas dikebun, dikandang, dan dipersawahan.
Kambing sebenarnya, banyak yang dihasilkan, mulai dari kotoran yang bernilai untuk dijadikan pupuk organik tanaman. Tentu, ternak kambing bisa di integrasikan dengan tanaman misalnya kebun kopi, kebun Semangka dan kebun umbi-umbian.
Potensi ternak kambing Pulau Medang cukup menjanjikan, mengingat kebutuhan daging kambing untuk kebutuhan kegiatan masyarakat di Pulau Sumbawa cukup tersedia. Karena, ada ribuan populasi kambing di Pulau Medang.
Contoh seorang Bahar peternak Kambing. Menjualnya hanya mengambil untuk sedikit, mulai untung 50ribu – 100ribu. Karena, apabila ada pembeli dari luar Pulau Medang, maka harus dibawa dengan perahunya atau mengirimnya dengan kapal penumpang penyebrangan. Biaya pengiriman sekitar 25ribu perkambing.
Bisnis kambing berpotensi menjadi milioner. Mestinya, masyarakat Pulau Sumbawa membeli kambing dari Pulau Medang yang murah meriah dan sehat. Terutama, masyarakat Kabupaten Sumbawa untuk memenuhi kebutuhan jangan mendatangkan kambing dari luar daerah. Mesti beli kambing di Pulau Medang sehingga perputaran bisnis dapat berjalan dengan baik.
Apalagi kebutuhan hari raya kurban capai 70 % penduduk Pulau Sumbawa membeli kambing untuk kurban. Potensi menjadi milioner sangat memungkinkan. Keuntungan beternak kambing dari sisi ekonomi bisnis dan distribusinya tidak susah, sangat mudah sekali.
Masyarakat Pulau Medang beternak kambing dimulai modal kecil tetapi untung dengan pelihari 1-2 indukan dengan 1 pejantan lebih murah. Untuk kandang dan lahan tidak luas untuk 1-50 ekor kambing.
Masyarakat juga sangat gampang, mendapatkan stok pakan yang cukup banyak. Menurut penuturan Bahar pemeliharaan indukan kambing bisa dikawinkan pada umur 8-12 bulan tergantung jenis kambing.
Kebuntingan ekonomis bisnis kambing menunjukan prospek yang sangat luar biasa. Kambing peranda bunting jika 3 minggu setelah perkawinan tidak menunjukan birahi intim. Masa kebuntingan pada kambing sekitar 5-6 bulan sehingga usia 15-18 bulan setelah lahir, kambing sudah bisa menghasilkan anak dengan jumlah bisa mencapai 1-2 ekor/induk. Dengan periode kawin dan bunting yang cepat kambing bisa dipanen anaknya dengan cukup cepat. Begitulah, potensi bisnis kambing yang sangat luar biasa besar di Pulau Medang.
Saran dan Masukan
Beternak kambing tidaklah sulit. Kabupaten Sumbawa bisa ambil momentum jadikan daerah ternak sejuta kambing. Setiap rumah penduduk wajib memiliki kambing minimal 2 ekor indukan. Branding daerah sejuta kambing sangat potensial datangkan ekonomi bisnis yang sangat menggiurkan.
Di Kabupaten Sumbawa, kebutuhan pakan yang lebih mudah di dapatkan, tentu bobot 15-20Kg beratnya hanya membutuhkan 1,5-3 Kg pakan perhari jadi masih bisa dijangkau untuk kebutuhan dan biaya pakan. Dengan memanfaatkan lahan sekitar kandang untuk menanam rumput untuk memenuhi kebutuhan pakan.
Apalagi, lahan kebun, persawahan dan pekarangan rumah masyarakat Pulau Medang masih. Apalagi, Pulau Sumbawa terkenal kelangkaan pupuk. Jadi bisa teratasi dengan adanya limbah ternak kambing yang bisa menguntungkan, kotoran kambing bernilai ekonomis tinggi.
Karena, kambing dewasa rata-rata mengeluarkan feses sebesar 0,63 Kg/ekor/hari tergantung jumlah pakan yang dikonsumsi dan potensi daun-daunan hijau yang terbuang berkisar 40-50 % sehingga feses bisa jadi bahan pupuk kompos. Selain kotoran padat, urin kambing bisa jadi bahan pupuk organik cair dengan kandungan nitrogen sebesar 0,51 -0,71 % dengan produksi rata-rata 0,6-2,5 l/hari/ekor.
Fakta diatas, maka nilai ekonomi bisnis dan untung bagi petani dari kotoran kambing. Kedepan Pulau Sumbawa akan terpenuhi ketersediaan pupuk sehingga tidak mengeluhkan sulitnya dapat pupuk.
Red.