Global Cyber News.Com|Presiden Jokowi memang bukan pemimpin biasa. Hobi berbincang dengan masyarakat, turun langsung ke daerah-daerah, bahkan pernah meminjam toilet warga biasa di sela-sela kunjungan kerjanya.
Berbagai kebijakannya langsung tanpa basa-basi dan dilaksanakan secepat mungkin. Kebijakan yang paling disorot sekarang ini adalah pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke pulau Borneo Kalimantan.
Wacana pemindahan ibu kota sudah ada sejak Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno. Tetapi presiden ganti presiden belum ada yang berani mengeksekusinya. Baru Jokowi yang niatnya begitu kuat dan berani melaksanakan proses pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).
Sejak tahun 2019, Jokowi menggeber proses pemindahan IKN, mulai dari payung hukum, koordinasi antar pejabat terkait, silaturahmi dengan pemerintah daerah dan sosialisasi kepada masyarakat.
Hari ini sampai dengan besok Presiden Jokowi bersama rombongan berkemah di IKN. Jokowi, Ibu Negara bersama beberapa pejabat negara berkemah di titik nol daerah Ibu Kota Negara baru.
Kemah Presiden ternyata benar-benar menggunakan kemah atau tenda sebagaimana digunakan oleh para pencinta alam. Ternyata Presiden Jokowi ketika mahasiswa di Universitas Gajah Mada (UGM) merupakan anggota pencinta alam. Sehingga berkemah di alam merupakan sesuatu yang biasa bahkan bagian dari hobi.
Kemah Presiden Jokowi bukan sembarang perkemahan. Karena mengandung pesan kuat yang terkandung di dalamnya. Perkemahan ini multiguna juga bisa bagian dari pekerjaan sebagai pejabat juga bisa dijadikan karyawisata unik di tengah suasana hutan dan indahnya alam.
Pesan kuat tersebut merupakan bentuk kecerdikan Presiden Jokowi demi kelancaran proses pemindahan Ibu Kota Negara. Apakah pesan kuat dari perkemahan Presiden Jokowi?
Pertama, Presiden ingin menyebarkan semangat, niat kuat kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa pemerintah serius untuk pembangunan IKN. Sehingga masyarakat tidak apatis dan bisa mendukung dengan caranya masing-masing. Karena masyarakat yakin ternyata Jokowi sangat serius untuk memindahkan ibu kota negara. Saking seriusnya Presiden bersama Gubernur Kaltim dan beberapa pejabat tinggi negara berkemah di tempat ibu kota baru.
Kedua, Presiden ingin dukungan dari semua pimpinan daerah di seluruh Indonesia yang diwakili oleh Gubernur yang dipanggil ke IKN. Gubernur yang datang membawa air dan tanah dari masing-masing daerah.
Hal ini merupakan sebagai bentuk dukungan dan keragaman yang diikat dengan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Proses pemindahan Ibu Kota Negara akan berjalan lancar jika didukung oleh pimpinan daerah seluruh Indonesia.
Air dan tanah yang dibawa Gubernur serta disimpan di IKN menjadi simbol rasa memiliki seluruh masyarakat Indonesia. IKN merupakan milik bangsa bukan hanya keinginan dari pemerintah belaka. Tapi juka diinginkan dan lahir rasa memiliki dari seluruh masyarakat Indonesia.
Ketiga, berkemah di IKN juga sebagai upaya menghimpun kekuatan. Jokowi mengumpulan para pejabat tinggi negara dari MPR dan DPR. Karena lembaga tinggi negara ini diharapkan membuat Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) yang mengatur dan memaksa Presiden selanjutnya (Setelah Jokowi) agar punya komitmen untuk membangun IKN baru.
Karena sebagaimana disampaikan bahwa pembangunan IKN sampai selesai membutuhkan waktu lama, 15-20 tahun. Oleh karena Presiden selanjutnya harus punya komitmen kuat untuk membangun IKN sesuai dengan niat dan semangat para pendirinya.
Para pejabat ini dikumpulkan untuk menyamakan persepsi dan menyamakan semangat proses pemindahan IKN. Proses pemindahan ibu kota ini bukan hanya pembangunan fisik tetapi juga membutuhkan dukungan politik dari pejabat bersangkutan. Agar setiap detail politik bisa mendukung pembangunan IKN.
Keempat, perkemahan ini seolah menjadi jawaban bagi para pihak yang tidak setuju dengan pemindahan IKN. Jokowi seolah ingin memperlihatkan bahwa pejabat tinggi negara, partai politik, Gubernur seluruh Indonesia semuanya solid dan mampu bersinergi demi terwujudnya IKN.
Jokowi seolah ingin mengatakan bahwa pihak yang tidak setuju jangan khawatir. Proses pemindahan IKN merupakan proyek besar. Oleh karena itu Presiden bekerja tidak hanya dirinya sendiri bersama pemerintahannya, tapi juga didukung oleh para pejabat tinggi dari DPR, MPR, partai politik dan pemimpin daerah yang diwakili oleh Gubernur masing-masing daerah.
Perkemahan ini terlihat sebagai sesuatu kegiatan yang biasa dan santai. Tetapi kegiatan yang santai ini mampu memberikan pesan kuat kepada masyarakat Indonesia sekaligus pihak yang kontra, bahwa pemindahan IKN akan segera terjadi.(Adin – Seword)
Begitu kira-kira.
Red.