
Global Cyber News.Com|-Jakarta I Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) gelar seminar yang membahas agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia bertajuk ‘Seminar Strategic Issues in G20: Exit Strategy and Scarring Effect Post Covid-19’ di Hotel Adimulia Medan, Senin (21/3/2022).
Guna merancang strategi ke depan untuk mengatasi scarring effect dan memastikan bahwa ekonomi tetap tumbuh inklusif dan no one gets left behind, negara-negara G20 telah menyepakati exit strategy dan scarring effect yakni mendukung pemulihan yang merata secara global dari sisi kesehatan seperti distribusi vaksin, therapeutic dan diagnostik dan ekonomi, menggunakan semua alat untuk mengatasi dampak pandemi khususnya mereka yang terdampak.
Dalam kesempatan itu, Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo menyampaikan bahwa Indonesia mengusung 6 Agenda Prioritas Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022, dengan fokus dan gambaran output yang akan dihasilkan, antara lain mencakup Exit Strategy to Support Recovery, Adressing Scaring Effect to Secure Future Growth, Payment System in Digital Era, Sustainable Finance, Financial Inclusion: Digital Financial Inclusion & SME Finance serta International Taxation.
“Dua agenda Presidensi Indonesia yang menjadi topik dalam seminar ini adalah Exit Strategy to Support Recovery dan Adressing Scaring Effect to Secure Future Growth. Terkait exit strategy, untuk memitigasi dampak pandemi dan menopang perekonomian. Selanjutnya terkait scarring effect, pandemi telah menyebabkan gangguan ekonomi global yang mendalam, baik di sisi penawaran maupun permintaan,” ungkap Dody.
Setelah itu, lanjutnya, Kemudian, menekankan prioritas tindakan kolektif dan terkoordinasi untuk mengendalikan pandemi, mendorong ekonomi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global yang hijau, tangguh, dan inklusif dalam rangka mencapai Agenda 2030 yakni Pembangunan Berkelanjutan dan Perjanjian Paris. Lalu memperkuat ketahanan sektor keuangan global, memajukan agenda inklusi keuangan, memanfaatkan digitalisasi serta mendorong keberlanjutan serta inklusivitas ekonomi bagi perempuan, pemuda dan UMKM.
Dody juga mengapresiasi Pemprov Sumut atas segala kerjasama yang telah dibangun selama ini hi ngga menghasilkan berbagai penghargaan baik dari sisi inflasi, ekonomi dan keuangan inklusif, serta pengedaran uang rupiah di daerah yang mendapat rekognisi hingga tingkat nasional.
“Kerjasama ini akan terus kita pererat dalam berbagai bidang yang sejalan dengan upaya pembangunan ekonomi lokal. Dengan harapan, terciptanya masyarakat Sumut yang lebih makmur dan sejahtera,” ungkapnya.
Sementara, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset dan SDA Sumut, Agus Tripriyono yang mewakili Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menuturkan, ekonomi Sumut tahun 2021 telah keluar dari zona kontraksi dan menunjukkan pemulihan ekonomi di tengah pandemi yang masih berlangsung.
Ekonomi Sumut, lanjutnya berhasil tumbuh 2,61% yoy di tahun 2021, capaian vaksinasi Sumut juga cukup membanggakan dan diperkirakan menjadi kunci dan game changer perekonomian Sumut. Namun, masih ada tantangan ke depan yang harus dihadapi.
“Di tengah tantangan itu, kami yakin ekonomi Sumut masih akan berpotensi tumbuh. Karenanya, kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat dan stakeholder di daerah harus terus diperkuat,” pungkasnya. (r/pl)
Red. Pandi Lubis