Global Cyber News.Com|Orang pintar di Indonesia cukup banyak, tapi yang berjiwa besar nyaris tidak ada, kata Eko Sriyanto Galgendu pada diskusi terbatas, Jum’at di Studio GMRI, Jl. Ir. H. Juanda No. 4 Jakarta Pusat. Karena mereka yang berjiwa besar itu baru akan muncul dalam waktu dekat, setelah lahir dari rahim bunda-bunda pelaku spiritual Indonesia yang terus bergerak dan beraktivitas di semua lini pergerakan yang perduli dengan segenap masalah bangsa dan negarsa kita.
Sebab cahaya spiritual telar ada ketika manusia dibuat dalam proses cinta, kasih dan sayang yang memiliki ruh dan jiwa yang penuh nilai-nilai ilahiah. Seperti halnya pada hak-hak dasar manusia Nusantara yang telah ada sejak dari proses manusia dibuat hingga terus berkembang sejak dari rahim hingga ke liang kubur.
Jadi proses dari liang ke liang itu sesungguhnya penuh dan sarat dengan bobot spiritual yang patut dijaga dan dipelihara agar Tuhan tidak murka pada perilaku manusia yang telah dinobatkan sebagai khalifah (utusan) Tuhan di muka bumi.
Seperti gema Nusantara yang patut untuk terus menerus dikumandangkan di era kemerdekaan Indonesia menyongsong usianta seabad, bahwa Nusantara itu lebih luas dari Indonesia untuk banyak hal, termasuk catatan panjang sejarah masa silam Nusantara yang sudah ada sejak abad pertama hingga abad 21 sekarang ini yang tidak boleh dipenggal begitu saja, misalnya hanya sejak Indonesia merdeka.
Lantaran harus dimana jejak sejarah besar Majapahit dan Sriwijaya serta Kutai Kertanegara yang pernah menjadi bagian dari sejarah besar masa silam suku bangsa Nusantara yang kemudian dijadikan Indonesia seperti sekarang ?
Dan mungkinkah kepindahan Ibu Kota Negara Indonesia kelak yang juga telah diberi nama Ibu Kota Negera Nusantara itu akan dapat mengembalikan Nusantara yang pernah ada pada masa silam itu ?
Sementara Mahathir Muhamad pun sedang mempersoalkan hak waris Negeri Melayu, yang seajan-akan tidak berasal muasal dari kampung kita juga.
Pecenongan, 25 Juni 2022
Red.
