Global Cyber News.Com|Deli Serdang (30/12): Tahun 2022 akan segera berakhir, untuk selanjutnya tahun 2023 akan kita jelang bersama-sama. Program JKN telah hadir sejak 1 Januari 2014 dan di tahun 2023 nanti akan memasuki tahun kesembilan penyelenggaraannya. Terdapat beragam kisah dan perjuangan di balik upaya keberlanjutan program JKN. Warga Kabupaten Deli Serdang turut menyampaikan sejumlah pengalamannya sebagai peserta JKN, serta harapan ke depan untuk semakin membaiknya program JKN. Simak penuturan warga Deli Serdang di bawah ini.
Tri Wulandari (34), Sunggal
“Pengalaman saya sejak periksa kandungan sampai melahirkan dua kali tidak pernah ada kendala. Biaya berobat misalnya sampai operasi begitu, itu kan cukup mahal, dengan JKN jadi dibayar dari iuran yang dibayar bersama-sama, saat ada yang sakit digunakan. Kalau tanggung biaya sendiri-sendiri mungkin jadi berat, belum tentu semua orang mampu”.
Subianti (27), Tanjung Morawa
“Tidak bisa saya bayangkan kalau semua biaya berobat kami sejak tahun 2016 itu harus keluar dari biaya sendiri. Dari sakit yang ringan sampai dua kali saya operasi melahirkan, kemudian anak saya yang kedua berulang kali berobat karena penyakitnya, semua ditanggung BPJS. Kalau harus bayar sendiri, antara memilih tidak berobat atau harus berkorban banyak kebutuhan sehari-hari untuk biaya berobat. Sekarang semakin banyak menggunakan teknologi termasuk bisa dilayani dengan whatsapp misalnya, itu sangat membantu memudahkan. Kemudian juga yang saya rasakan tidak sulit bila perlu bertanya sesuatu, pertugas di rumah sakit sigap melayani dengan baik”.
Ismi Khairunnisa Tanjung (24), Lubuk Pakam
“Walalu ada BPJS bukan berarti kita mau sakit. Jaga kesehatan dengan pola hidup yang baik. Makanannya, olahraganya, istirahatnya harus diperhatikan betul-betul. Dan hindari stres. Supaya tidak mudah terkena penyakit. Selain pemerintahnya harus bekerja dengan baik, masyarakat juga harus bisa bersikap baik, ya paling tidak dengan cara menjaga sendiri kesehatannya”.
Lufiahami (55), Lubuk Pakam
“Melihat perjuangan orang untuk sembuh dari penyakit, jadi pembelajaran untuk diri sendiri untuk berupaya menjaga kesehatan. Memang untungnya ada BPJS Kesehatan ini dengan program JKN, pemerintah ini sudah baik sekali upayanya. Tapi sekali lagi, perjuangannya berat sekali kalau sudah sakit, baik pasiennya maupun keluarga yang menjaga dan mendampingi. Jadi kan baiknya dijaga saja jangan sakit”.
“Tidak tahu bagaimana di daerah perkotaan ya, mungkin sudah lebih banyak klinik dan rumah sakitnya, tapi di daerah pedesaan kita masih sering temui warga yang sulit sekadar menempuh perjalanan ke klinik, Puskesmas atau rumah sakit, rumahnya jauh dari rumah sakit atau klinik. Semoga semakin banyak rumah sakit dan klinik yang kerjasama dengan BPJS Kesehatan”.
Rafly Dzul Fajar (21), Beringin
“Saya tahu dari teman, tunggakan iuran BPJS bisa dibayar dengan cara cicilan. Kalau seperti ini mungkin saya bisa membayar. Mudah, cepat dan tidak perlu mengantri untuk mengurus Rehab. Program Rehab memudahkan kami membayar tunggakan iuran kami dan keluarga, sistem cicilan. Proses administrasi juga diberikan cara yang mudah”.
Reksha Gilang Perdana (25), Lubuk Pakam
“Rasanya akan berat kalau setiap sakit harus mengeluarkan biaya sendiri. Tapi karena menggunakan iurannya bersama-sama dengan peserta JKN yang lain, ada orang lain yang sama-sama membayar iuran, jadi terasa lebih ringan”.
“Antrian sekarang sudah bisa diambil dari Mobile JKN, ada pelayanan dari Whatsapp juga pelayanannya untuk urusan administrasi mengurus keperluan. Jadi sudah banyak kemajuan, semoga ke depan terus berkembang supaya masyarakat semakin merasa dimudahkan, merasa nyaman berobat dengan kartu JKN”.
Nurhayati Siregar (28), Patumbak
“Pemeriksaan kehamilan selama ini juga saya gunakan kartu BPJS (red: JKN). Yang saya rasakan pelayanan kepada saya baik. Kondisi hamil begini saya lebih banyak menunggu di rumah, ke faskes pakai antrian online dari aplikasi Mobile JKN. Ada keluarga saya yang memberitahu soal aplikasi Mobile JKN, ini membantu sekali”
“Harapannya semakin dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat, karena masih ada juga masyarakat yang komplain tentang pelayanan saat berobat. Lalu semoga semakin banyak inovasi yang memudahkan bagi peserta JKN, dan pelayanan kesehatan yang semakin baik di Puskesmas, klinik, dan rumah sakit”.
Armiati Laili (26), Tanjung Morawa
“Dulu kan sebelum ada BPJS ini, kita kalau sakit sering khawatir sama biaya, merasa masih bisa dibawa istirahat di rumah maka didiamkan saja. Siapa yang tahu kadang ternyata itu penyakit serius yang perlu dirawat medis. Kalau sekarang kan tidak pikirkan biaya lagi, ada gejala sakit kita langsung memilih berobat. Klinik, Puskesmas, rumah sakit itu sekarang rasanya jadi lebih terjangkau”.
(am/bpjskes-kclbp)
Red.