Penulis : Andi Salim
Global Cyber News.Com|Tulisan merupakan kreasi dan sekaligus alat komunikasi yang efektif dalam menyampaikan gagasan, dan tidak hanya itu, setiap penulisan pun akan mampu mengungkapkan fakta yang tersembunyi termasuk penyimpangan sejarah dengan segala investasi yang tertanam pada masa lalu. Apalagi tulisan itu berkisar tentang politik yang hampir selalu mendapatkan perhatian dan tingkat popularitas yang tinggi hingga lebih banyak digemari publik bila dibandingkan dengan tema-tema atau objek pemberitaan lain. Hal tersebut bisa menjadi indikator bahwa besarnya minat keingintahuan masyarakat pada sebuah pemberitaan serta ulasan apapun khususnya politik dalam negeri atau kejadian yang terjadi diluar negeri menjadi modal bagi berkembangnya Pers Nasional.
Kekuatan sebuah tulisan itu sangat tergantung dari bobot dan keluasan wawasan dari seorang penulisnya, semakin tinggi narasi yang dibangun, maka semakin tinggi pula animo pembaca yang diserap dari apa yang dituliskan oleh seorang penulis, bahkan sebuah tulisan menjadi sangat bernilai tinggi manakala unsur yang ditulis itu menjadi viral dan digemari masyarakat luas. Pemberitaan pun harus diungkapkan secara jujur dan terbuka, sehingga membangkitkan paradigma baru terhadap kebuntuan komunikasi dan interaksi sosial antara masyarakat dengan pemangku kepentingannya, termasuk pada pihak pemerintah dengan segala sisi pelayanan publik yang disajikannya.
Maka sebuah tulisan / pemberitaan yang baik, harus mengandung sikap yang netral dan berimbang dalam mempublikasikannya, serta tidak canggung dalam memainkan peran jurnalis bahkan harus mampu megungkapkan ketajaman sebuah pemberitaan bagi tumbuhnya objektifitas berfikir ditengah masyarakat saat ini. Sebab mau tidak mau, diminta atau tidak, ada banyak insan pers yang berkemampuan untuk menerobos kebiasaan dari suatu kebuntuan dan kekakuan informasi yang harus dikomunikasikan melalui jembatan pers dalam memaparkan problem solving untuk menjadi solusi bagi para pihak antara penguasa dengan rakyat yang dipimpinnya.
Pada Hari ini 9 Februari 2023 kali ini, sudah menjadi hal yang biasa untuk diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Hari ini merupakan hari para jurnalis guna melakukan perenungan, termasuk dimana dan apa jasa mereka yang pantas untuk dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan media pemberitaan serta mengawal pembangunan Indonesia hingga sampai nanti. Meski dahulu mereka harus berjuang melawan pemerintahan kolonial Belanda, seperti Mohammad Hatta yang telah menjadi salah satu pahlawan nasional yang juga berprofesi sebagai jurnalistik. Beliau mulai menulis sejak dirinya bersama Sutan Syahrir yang ditangkap dan diasingkan Belanda ke Boven Digul dan Banda Neira pada 25 Februari 1934.
Disamping itu terdapat juga sederet nama pahlawan nasional lain seperti Ki Hajar Dewantara, yang juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, beliau adalah seorang aktivis pergerakan kemerdekaan RI serta politikus dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi dari masa penjajahan Belanda, dan sekaligus juga pendiri Taman Siswa. Ki Hajar Dewantoro juga seorang wartawan. Dimana beliau memulai kariernya sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar. Pada saat itu, Ki Hajar menjadi salah satu penulis andal lantaran tulisannya dikenal komunikatif serta tajam yang sangat anti terhadap kolonial Belanda selaku penjajah negeri ini.
Pejuang kemerdekaan lain yang gemar melawan penjajahan Belanda melalui tulisan adalah Tan Malaka. Ia juga dikenal sebagai seorang pengajar anak-anak kuli di perkebunan teh di Sanembah, Tanjung Morawa, Deli Serdang – Sumatra Utara. Selain mengajar, ia juga menulis beberapa propaganda untuk para kuli yang dikenal juga dengan sebutan Deli Spoor. Itulah sederet masa lalu yang pantas dikenang sekaligus menjadi tonggak bahwa pena-pena jurnalisme tidak akan pernah pudar dari semangatnya untuk menyuarakan sisi kebenaran dan mendorong munculnya upaya perbaikan bagi negeri tercinta ini.
Hadirnya dunia Digital dan alih media teknologi masa kini yang berkembang secara pesat, menjadikan Informasi dan akses pemberitaan tidak lagi didominasi oleh industri pers. Jika dulu, aktor-aktor politik bergantung pada koran dan televisi untuk menjangkau publik. Kini, mayoritas figur publik dapat menebar citra lewat akun Twitter dan facebook serta mainstream dan berbagai media lain yang mereka bisa hadiri secara pribadi. Di saat yang sama, industri pers kini dihadang pada pilihan yang sangat banyak dan luas. Walau hanya untuk sekedar menjajakan jaringan media mereka di internet dan media sosial lainnya. Kendala ini tentu harus dicermati dengan perjuangan dan semangat yang tinggi pula.
Kecermatan membaca situasi saat ini untuk mendorong bangkitnya industri media menjadi semakin kompleks dibalik segala fasilitas sarana gadget yang tersedia, namun dibutuhkan pendekatan dan jangkauan yang lebih simpel guna memenuhi kebutuhan publik secara komprehensif dalam melakukan suply informasi terhadap setiap individu sebagai raja atas sebuah objek pelayanan publik. Oleh karenanya media jurnalis harus melakukan ekspansi gagasan kearah pemanfaatan kemajuan teknologi dan pola komunikasi yang dibangun, sebab jika tidak, sudah barang tentu para jurnalis kita akan tertinggal dalam moda pemberitaan dari keinginan generasi saat ini yang terus merangkak kearah perkembangannya.
Red.