Global Cyber News.Com-Medan I Gebyar Wisata Sawah yang diresmikan Wagubsu, Musa Rajekshah pada 3 Pebruari 2019 tidak saja diminati masyarakat, tapi juga mampu mendongkrak ekonomi rakyat yang dikoordinir Kepala Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, Sudarman.
Geliat wisata sawah ini juga menjadi salah satu primadona desa tersebut selain Taman Air di kecamatan yang sama. Karena desa ini mampu menyabet juara I Desa Terbaik untuk tingkat nasional di tahun 2019 dan disusul tahun 2021 memperoleh juara II Desa Terbaik II tingkat nasional.
Tak cuma itu, nama Sudarman, mantan pegawai Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) ini turut menjadi harum dan melejit. Karena bisa mengangkat nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang di kancah nasional.
Namun kini kejayaan pasar wisata sawah nyaris tenggelam dan menjadi kenangan. Karena saat ini Taman Sawah hanya tinggal satu pondok Taman Sawah, yakni Warung Buser yang dikelola Syukir, mantan salah satu Kepala Dusun (Kadus) di Pematang Johar.
Sedangkan yang lainnya, sudah tutup, termasuk kios-kios Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menyediakan souvenir dan lainnya. “Tutupnya wisata sawah yang dikelola Desa Pematang Johar diduga akibat salah manajemen,” kata sejumlah penduduk di Pematang Johar yang enggan disebut namanya.
Dulu sejak dibuka oleh Wagubsu yang akrab disapa Ijeck, wisata sawah sempat viral. Sebab wisata sawah saat itu menjadi penomena baru dalam memenuhi selera pencinta kuliner suasana alami, di tengah sawah, diwarnai desahan angin serta dikelilingi tanaman padi yang sebentar lagi akan dipanen dan sesekali ditingkahi sekumpulan unggas yang beterbangan dan turun ke sawah.
Pemandangan yang alami ini tentu saja menjadi alternatif bagi pemburu kuliner di Sumatera Utara (Sumut). Karena selama ini mereka mungkin bosan dengan suguhan kuliner di kafe-kafe di kota Medan.
BERHARAP BANGKIT KEMBALI
Wisata sawah awalnya cukup menjanjikan. Para pelaku usaha di wisata sawah, terutama di Pondok Utama tampak antusias melayani para pengunjung yang datang kesana. Menikmati berbagai sajian diantaranya bebek ijo, pecal, belut goreng pedas dan bakso.
Keterangan dihimpun menyebutkan bahwa Taman Wisata Sawah ini sempat viral karena banyaknya pengunjung yang ingin menikmati hidangan dengan sentuhan fenomena alami. Waktu itu kendaraan roda empat sempat antri sepanjang 4 KM,” kata Syukir.
Suasana yang menyenangkan hati pelaku usaha di Taman Sawah ternyata tidak langgeng dengan datangnya serangan covid-19 pada akhir Pebruari 2020. Namun begitu, para pelanggan Wisata Sawah ini masih leluasa makan dan minum. Sampai beberapa bulan.
Namun karena desakan pemerintah, akhirnya pelaku usaha Taman Sawah harus menutup aktifitas penyajian kuliner. Suasana tersebut tentu saja berpengaruh terhadap 18 karyawan. Tak berapa lama 11 orang mengundurkan diri. Menyusul 3 orang lagi karena tidak mendapatkan honor. Sedangkan 4 orang lagi, terpaksa diberhentikan karena tidak adanya aktifitas di Taman Sawah. Kecuali Warung Buser yang kini masih tetap eksis. Menjaga pelanggan dengan harga cukup terjangkau, meski geliatnya tidak seperti sebelumnya.
Sebenarnya pelaku usaha di Taman Sawah Pematang Johar sangat berharap agar Wisata Sawah ini bisa kembali lagi seperti semula. Namun hal itu hanya sebuah harapan.
Meskipun ada isu yang beredar bahwa Kades Pematgang Johar, Sudarman akan menghidupkan kembali Taman Sawah tersebut. Agar ekonomi rakyat disana bisa bangkit kembali seusai Pandemi Covid-19. Benarkah Sudarman akan membenahi kembali Wisata Sawah tersebut.
“Ada,” Sudarman singkat melalui pesan WA, Minggu, (30/4/2023), tanpa merinci kapan dan kongkritnya rencana menghidupkan kembali wisata sawah tersebut. Sepertinya Bupati Deli Serdang, H.Ansari juga perlu memperhatikan Taman Sawah yang nyaris tenggelam dan tinggal kenangan ini. (pl).
Red. Pandi Lubis