globalcybernews.com-Untuk kesekian kalinya GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) menyambangi sesepuh Sunda Wiwitan, Pangeran Djati Kusuma, di Desa Cigugur, Kuningan Jawa Barat, 9 Juli 2023.
Setidaknya, saat silaturahmi terhangat pada 11 April 2022 di Pesanggrahan Cigugur, Kuningan. Menyusul kemudian saat peresmian Maung Lodaya, dalam bentuk patung karya maestro Nyoman Nuarta di Depan Pendopo Kesepuhan, pada 15 Oktober 2022 sebagai penanda kegigihan Pangeran Djati Kusumo selaku tokoh Sunda Wiwitan hingga usia ke – 93.
Sri Eko Sriyanto Galgendu sebagai warga kehormatan dari keluarga besar Pangeran Djati Kusumo selaku generasi penerus dari Sunda Wiwitan yang diyakini masyarakat Sunda seperti Parmalin di Tanah Batak, Marapu di Sumba Nusa Tenggara Timur, atau Kaharingan dari Suku Dayak, Kalimantan, tetap langgeng karena lebih dominan bersandar pada budaya masyarakat setempat.
Pangeran Djati Kusuma terbilang sebagai generasi pewaris dan penerus kepercayaan Sunda Wiwitan ini yang bermula dari Pangeran Madrais, sebagai tokoh pujaan masyarakat setempat yang pernah memimpin langsung pemberontakan petani sekitarnya untuk merebut kembali lahan dan tanah garapan mereka dari penjajah bangsa Belanda. Sehingga Madrais pernah ditawan dalam pengasingan di Digul Irian Barat, ketika itu.
Pangeran Madrais lahir pada 27 September 1827 (9 Maulud 1755 Saka) dan wafat dalam usia 112 tahun. Ajaran Sunda Wiwitan ini acap disebut juga “Jatisunda” seperti yang termuat dalam Carita Parahiyangan.
“Syahdan, dalam kitab Sanghyang Siksa Kandang Keresian — sebuah kitab yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Pasundan berjaya — kitab tersebut intinya mengajarkan tuntunan beragama — moral, etika dan akhlak mulia manusia — hingga kitab ini disebut dalam Kropak 630 Perpustakaan Nasional. Inti pokok tuntunan dari Alkitab ini adalah percaya kepada Tuhan, dan memuliakan manusia sebagai ciptaan Yang Maha Kuasa serta menghargai alam raya serta isinya sebagai bentuk kepatuhan yang taat kepada Sang Pencipta. Maka itu, kelestarian alam yang otentik dan original selalu mendapat perhatian dan penghargaan yang tidak kalah penting dari makhluk yang ada di bumi.l Pasundan.
Adapun kehadiran Tim GMRI kali ini untuk memenuhi ajakan khusus Pangeran Djati Kusumo bersama keluarga untuk merayakan upacara rutin tahunan yang disebut sebagai bentuk sedekah bumi.
Acara Seren Taun khas Sunda ini lebih tepatnya, kata Purnama dari Museum Cipari, bisa disebut semacam penyerahan tahun yang sudah lalu dan menyambut tahun yang datang pada setiap tanggal 22 Rayagung 1956 Saka Sunda, bertepatan pada 11 Juni 2023. Kepala Museum Purbakala Cipari, Purnama dari Museum Purbakala, Desa Cipari, Cigugur, Kuningan, Jawa Barat, juga berkisah tentang peran besar Pangeran Djati Kusumo dalam merintis mewujudkan museum yang memiliki sejumlah koleksi peninggalan sejarah itu, saat disambangi di Museum yang dia kelola dengan penuh rasa cinta itu sebagai bagian dari kekayaan sejarah para leluhur.
Dalam sejumlah rangkaian acara kesenian, Minggu Malam, yang dilaksanakan keluarga besar Pangeran Djati Kusumo, Tim GMRI mendapat kehormatan khusus dari Sang Putra Mahkota, Pangeran Gurmilang untuk menikmati makan malam bersama sebelum menyaksikan serangkaian suguhan beragam kesenian khas Sunda. Meski puncak acara Seren Taun ini baru akan berlangsung pada 11 Juli 2023 di Depan Pendopo Agung, karena pada waktu yang sama Sri Eko Sriyanto Galgendu, akan memimpin acara pertemuan Forum Negarawan di Jakarta, sambutannya untuk acara puncak di Pendopo Agung Pangeran Djati Kusumo akan diwakili oleh kerabat keluarga lainnya.
Cigugur, 9 Juli 2023
Red.