globalcybernews.com – Bagaimanapun asal muasalnya, menurut dari ras, jambi dan minangkabau adalah termasuk melayu tua…
Tapi Mulai abad ke 20, pecetusan semua ras austronesia jadi melayu sudah mulai menggeser kesejatian melayu karna walau bukan memakai adat temenggung tetap di sebut melayu…. walau dintentang tapi konsep ini populer juga.
Setelah pecahnya sumtra tengah, minangkabau tak hanya di rugikan karna lepasnya negeri rantau timur, tapi juga di kecilkan,, adat istiadat minangkabau di sebut adat melayu tua.. jadi kekuatan bagi mayoritas masyarakat perbatasan yg hidup di provinsi identitas melayu untuk mengatakan kami bukan orang minangkabau tapi kami adalah orang melayu yg paling tua..
Salah satu upaya pemerintahan provinsi untuk memelayukan semua wilayah dalam provinsi akan membantu untuk menyatukan semua wilayah dalam provinsi itu adalah melayu.. jika ada kesamaan budaya dan adat istiadat minangkabau, lemah untuk di klaim,,, karna Nanti paling ujung2nya, hasil studi ini akan mirip dengan klaim kuda lumping, batik, dll oleh Malaysia, mengada-ngada, jauh panggang dari api hanya pandai klaim, karna kabupaten perbatasan sumbar saja mengakui orang melayu bukan minangkabau..
Setelah mengganti istilah Minang dengan istilah Melayu Daratan (Melayu Pedalaman), dan menghapus nama Minang dalam memori anak Muda Rantau Kuantan Singingi, Kampar Hulu dan Rokan Hulu, sekarang membuat sebuah konstruksi sejarah baru yang sama sekali lepas dari akar budaya setempat.
Politik Identitas adalah trend politik masa kini. Masing-masing daerah, provinsi, negara mencoba membangun identitas dan kebanggaannya, dan mencoba lepas dan berbeda dengan komunitas lain. Pada daerah inti, tentu ini akan menjadi kekuatan bersama, namun lain halnya dengan daerah bauran atau perbatasan, akan terjadi pengelabuan sejarah dan pemaksaan identitas baru untuk kepentingan penguasa di aderah inti. Dan inilah yang terjadi di Riau sana. Demi dominasi sekelompok elit penguasa, daerah yang memiliki akar budaya peralihan, dipaksanakan untuk mengikuti identitas pusat kekuasaan…
Sebab itu minangkabau lebih mengedepankan adat istiadatnya ketimbang mengedepankan rasnya.
Karna sama saja halnya mengizinkan orang memakai adat minagkabau di luar sumbar di sebut bukan memakai adat istiadat minangkabau..
Tapi akibat itu banyak tuduhan dan sebutan melecehkan pada orang minang, ada yg bilang 3 R lah,, ring tititis lah..
Kalau bukan orang minang yg akan membela adat istidatnya siapa lagi?? Generasi yg cinta budaya negerinya adalalah generasi yg tak lupa pada cancang latiah niniak moyangnya..
Orang minang tak ingin adat istiadatnya campur baur..
Jika adat melayu bisa dari mana saja.. dulu adat temenggung saja yg disebut melayu.. kemudian yg pakai adat perpatih juga di sebut melayu, kemudian mendukung konsep 5 ras,, yg tak pakai adat temenggung dan perpatiahpun di sebut melayu,, jadi tak bisa lagi bedakan ras dan suku…
Tapi minangkabau tetap pertahankan adat istiadat sejatinya.. yg pakai pedoman dt ketemenggungan dan adat perpatiah adalah MINANGAKABAU, dan itu takkan di hilangkan oleh generasi yg cinta budaya serta adat istiadat nenek moyangnya..
Red
