Saturday, March 15, 2025
HomeSejarahAYO KITA CARI DAN OBROLIN TENTANG MASA LALU BEKASI
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

AYO KITA CARI DAN OBROLIN TENTANG MASA LALU BEKASI

globalcybernews.com – Wilayah yang sekarang disebut Bekasi, dulunya ada dalam wilayah kerajaan Salakanegara, Tarumanagara, terus Sunda Sembawa. Saat itu nama Bekasi belum ada.

Tahun 535 M, gunung induk Krakatau Meletus yg menyebabkan terpisahnya pulau Jawa dengan Sumatra. Dampak letusan, diantaranya mengakibatkan volume air laut naik dan merendam wilayah Utara.

Tahun 669 M. Tarusbawa sebagai raja Tarumanagara terakhir mengganti nama kerajaan Tarumanegara menjadi Sunda Sembawa, yang lebih dikenal dengan kerajaan Sunda dan beribukota di Pakuan Pajajaran (Bogor) hingga sering atau lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Pajajaran.
Kondisi alam saat itu 669 – 1521 M (di kini Bekasi) hutan berawa-rawa. Perkampungan hanya ada sedikit di wilayah selatan.

Sampai sekitar tahun 1521, masa kerajaan Sunda dipegang oleh Pamanah Rasa (Siliwangi) wilayah bagian Utara tetap kosong dari penduduk.

Tahun 1522 M, Kerajaan Sunda (Surawisesa) mengadakan perjanjian kerjasama dengan Portugis, terutama untuk menyelamatkan Pelabuhan Sunda Kelapa dari Eksvansi kerajaan lain.

Tahun 1527 M, Kerajaan Cirebon berkoalisi dengan Demak yg dipimpin Patahillah mampu menguasai pelabuhan Sunda Kelapa. Bekasi belahan Utara masih tetap kosong penduduk. Dan wilayah Baratnya mulai dihuni.

Tahun 1579 M, masa kepemimpinan Pucuk Umun, Kerajaan Sunda runtuh karena serangan Kerajaan Banten. Mahkota kerajaan Sunda (Binong Kasih) diserahkan ke Sumedanglarang (kerajaan bawahan Sunda) sedangkan tempat duduk raja (singgasana) yg disebut Palangka Sriman dibawa ke pusat kerajaan Banten. Di tahun itu yg kini wilayah Bekasi, Karawang diklaim dua Kerajaan antara Sumedanglarang dan Banten.

Tahun 1619 M, saat VOC merebut Jayakarta dari Adipati Wijayakrama (pangeran Jayakarta III) kesultanan Banten, para eks pasukan Banten baik yang dari Jayakarta maupun yang dari Banten berhamburan, terpecah dan menempati tempat baru di wilayah diantaranya yang kini Bekasi termasuk kini Muaragembong, Karena (Bekasi ini) dianggap masih wilayah kesultanan Banten. Maka terbentuklah kampung baru (Babakan), Kelapa Nunggal, Kebantenan. China masuk ke Batavia sebagai buruh di proyek pembangunan di Batavia.

Tahun 1620 M, Kerajaan Sumedanglarang menyatukan kerajaannya ke Mataram, dan Sumedanglarang hanya menjadi kadipaten dibawah Mataram.

Tahun 1624 M, pasukan Banten yg dipimpin pangeran Puger menyerang Sumedanglarang melalui jalur Citarum. Pasca penyerangan ini banyak eks pasukan Banten yang tidak kembali ke Banten setelah melihat potensi pertanian yang menggiurkan. Sebaran penduduk ini di sepanjang Citarum belahan Utara.

Tahun 1628 – 1629 M, Mataram gagal mengusir VOC di Batavia. Eks Tentaranya yang tidak kembali ke Mataram terpaksa menetap di pinggiran Batavia termasuk Bekasi dan Karawang belahan Utara.

Mengetahui eks Tentara Mataram banyak yang tidak kembali ke Mataram, dan dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, maka pada tahun 1632 dikirimkan kembali petani dari Jawa Tengah, Jawa Timur untuk membuka lahan pertanian. Proyek “Lumbung Padi” ini dipimpin Wiraperbangsa, dilanjutkan oleh Singaperbangsa pada tahun 1633.
Proyek Pertanian ini dengan membobol rawa dan mengalirkan airnya ke Utara, maka terbentuklah Kali kecil yg disebut Kalen (Kali-kalian) atau Kalenan. Setelah wilayah pertanian luas di Utara, maka pada musim panen penduduk dari selatan “ngelajo” dan dan tidak sedikit yang “derep” ke Utara Bekasi.

Tahun 1652 M, wilayah Priangan ke Barat (termasuk Karawang Bekasi) diserahkan Mataram ke Belanda.

Tahun 1655 M, Belanda memasuki Rivier Bacassie (Kali Bekasi)

Tahun 1666 – 1670 M, Suku Bugis masuk dan mendiami wilayah Utara Bekasi.

Tahun 1690 M, Belanda membuat Zeepost (Pos penjagaan laut) di Marunda dan Muara Tawar (Bekasi).

Tahun 1721 M, Pabrik Gula dan perkebunan tebu mulai dibangun oleh Belanda di tepi Kali Bekasi. Karyawannya mayoritas dari Cirebon.

Tahun 1732 M, China masuk ke Batavia termasuk Bekasi.

Tahun 1740 M, terjadi perang antara China dengan Belanda yang disebut “Geger Pecinan”.

Tahun 1746 M, Pasar Bekasi didirikan (kini Pasar Proyek).

Tahun 1799 M, VOC bangkrut.
Dst… Dst….dst….

Tahun 1832 M, Pelabuhan Transit Moearagembong sudah beroperasi melayani transportasi Batavia dan Cikao (Purwakarta) dan juga Pergudangan Kopi, teh, garam.

Tahun 1854 M, Pasar Cikarang berdiri
Tahun 1887 – 1906 M, Bekasi dilintasi jalur Kereta Api.

Dari sederet peristiwa itu, maka terjadilah asimilasi dan akulturasi etnis, suku, budaya, keyakinan, dan bahasa di Bekasi.

Demikian secuil yg saya ketahui (dari berbagai sumber), jika saudara hendak revisi atau menambahkan, dipersilahkan demi untuk memperkaya pengetahuan kita.

Red

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts