Sunday, September 8, 2024
spot_img
spot_img
HomeBusinessHOLDING COMPANY DIGITAL
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

HOLDING COMPANY DIGITAL

Bisnis Online”

Ilustrasi I:

globalcybernews.com  –DISIDANG SOPIR ANGKOT”
(Sebuah Cerita yang diangkat dari kisah nyata)

Hari itu, Minggu pagi, Barkah sengaja off tidak ngojol. Sebab mobilnya sedang dicarter satu keluarga ke tempat-tempat wisata yang ada di kota d an sekitarnya. Seharian. Rute terakhir mengantarkan penumpang ke sebuah hotel.

Dalam perjalan pulang, Barkah iseng-iseng mengaktifkan Akun Ojolnya. Orderan Langsung disambar oleh customer. Antara kaget dan ragu karena tidak berniat online, terpaksa orderan diterima. Setelah tahu titik jemput yaitu di dekat terminal, Barkah menelpon customer agar titik jemputnya digeser menjauh dari terminal. Tapi calon penumpang tidak mau.

Setelah mendekati titik jemput, terlihat ada 5 orang anak muda menunggu di tepi jalan. Perasaan Barkah tidak enak. Benar juga, setelah penumpang naik, Tetiba sekelompok Sopir angkot mendatanginya.

Barkah dibawa ke Kantor Paguyuban Angkot. Barkah tenang-tenang saja. Mereka menyalahkan Barkah karena mengambil penumpang di tempat terlarang untuk OJOL.

Barkah tidak marah, sebaliknya sangat prihatin kepada sopir-sopir angkot yang semakin sepi. Barkah malah menyarankan kepada mereka agar mengikuti perkembangan zaman. Yaitu agar menjual Angkotnya. Uangnya dipakai DP beli mobil baru, untuk ikut OJOL. Angsuran dibayar dari pendapatan, dalam 3 tahun mobil lunas. Hidup lebih sejahtera. Mereka terdiam.

REFLEKSI
Mereka yang sukses adalah yang selalu mampu adaptasi dengan perubahan zaman. Menentang kemajuan teknologi sama dengan bunuh diri

Realita Dunia Kekinian

Dunia sudah sangat berubah. Dunia konvensional tersisa hanya 10%, 90% bermetamorfosa menjadi Dunia Digital. Surat kabar cetak tersisa 5%, diganti Koran Online. Kartu Pos & Perangko tersisa 5%, diganti Chat WA. Mall dan Super Market tersisa 20%, diganti jual-beli online. Space Iklan di pojok2 tengah kota tersisa 5%, diganti iklan online. Oplah penjualan Buku cetak, tersisa 20%, diganti E-Book. Pabrik kertas tersisa 10%, diganti File internet/komputer. Warung & Resto omset offline tersisa 20%, sisanya yang 80% penjualan online. File yang disimpan dalam kontainer-kontainer hilang, diganti Penyimpan Online (Google Drive). Sosmed dan segala aplikasi video dengan konten-konten kreatif menjadi pasar dan pekerjaan profit baru. Televisi analog hilang, diganti televisi digital. Telepon Rumah yang dikelola secara monopoli oleh Telkom lenyap, diganti telepon genggam android dengan Jaringan internet. Rapat-rapat resmi di kantor yg menghabiskan tenaga, waktu, dan anggaran besar, diganti Rapat Zoom. Hubungan antar individu jauh lebih efisien dengan aplikasi android. Antri di Bank tersisa 10% diganti E-Banking. Antri pembayaran pajak tersisa 10%, diganti E-Payment. Dan lain-lain, dan lain-lain.

Menjadi Korban Konsumerisme atau Ikuti Arus Kemajuan Zaman Menjadi Produsen

Bisa diduga, kelanjutan dari Cerpen di atas, bahwa para sopir Angkot banyak yang banting setir menjadi Driver OJOL. Naik pangkat dari Sopir menjadi Driver. Naik derajat dari Sekedar dapat makan berganti bisa angsur cicilan mobil pribadi. Gegara bersikap bijaksana menyikapi perubahan zaman. Pada awalnya, mereka protes bahkan demo menolak kehadiran Ojol. Tiap hari selalu saja terjadi keributan antar Sopir Angkot yang merasa sumber penghasilan satu-satunya diserobot oleh Driver OJOL.

Ilustrasi II:

MENJADI YOUTUBER
(Diangkat dari Kisah nyata, dengan nama yang disamarkan)

Pandemi Covid benar-benar dahsyat. Selain membunuh ribuan manusia, juga menghancurkan hampir semua perusahaan besar dan usaha-usaha kecil rumahan. Menutup ribuan warung dan resto. Membunuh usaha Tour & Travel. Membunuh Angkutan dan transportasi massal umum. Banyak orang stress, gila, bahkan mati bunuh diri.

Termasuk yang dialami oleh Bu Ester. Usaha catering kecil-kecilan di rumah, yang digeluti selama ini, tetiba off tanpa rencana dan tanpa persiapan. Semenjak ditinggal mati suaminya, dia harus single parent dengan kedua anak yang masih sekolah. Covid datang, penghasilan dari catering ikut menghilang.

Bu Ester memohon petunjuk dari Sang Pencipta dalam doa siang dan malam, agar tetap bisa menghidupi keluarganya. Pagi itu,, mereka bertiga sedang sarapan Nasi Pecel dengan bumbu bikinan sendiri. Anaknya yang sulung tiba-tiba menyampaikan niatnya kepada ibunya, bahwa dia ingin menjadi Youtuber, agar bisa membantu keuangan keluarga. Tapi dia tidak tahu konten apa yang akan dibuat. Anaknya yang kedua menyampaikan usulan, yaitu bagaimana kalau ibunya yang masak, dan kakaknya yang merekam video dari Hp nya. Semua sepakat, dengan membuat Channel YouTube “Dapur Cantik”.

Seminggu 3 kali shooting, dan di posting di YouTube. Karena cukup rajin dan makin hari semakin banyak yang mengikuti “Like & Subscrip” juga komentar,, maka berdatanganlah sponsor yang ingin mengiklankan produk perusahaannya di channel-nya. Rekening mengalir sebagai wujud Berkah Tuhan. Kesulitan hidup terlampaui. Anak-anaknya bisa lulus sampai perguruan tinggi. Anak pertama tetap melanjutkan bekerja profesional sebagai youtuber, sementara anak kedua bekerja sebagai staf perusahaan swasta.

Bekerja mandiri seperti ini sangat dituntut kedisiplinan, integritas, dan sikap keprofesionalan yang tinggi. Serta harus dikerjakan dengan kecintaan pada profesinya.

REFLEKSI
Tidak ada jalan buntu. Yang ada adalah keengganan untuk bangkit setelah jatuh dan kemalasan membuka “lahan/ladang baru”

Rumah Digital (Holding Company Online) yang disebut juga STARUP

Kita bisa menggunakan Aplikasi yang sudah ada. Selain untuk membuat konten, juga sekaligus sebagai market dan sarana marketing. Tinggal kita mengukur kemampuan, potensi, dan kompetensi apa yang bisa kita jadi konten. Misalnya bikin akun dan konten di Website, YouTube, IG, FB, Twitter (X), Telegram, Tik Tik, Snack Video, dll. Kita bisa mendapatkan manfaat profit oriented jika rajin Up load, memiliki follower yang banyak, konten mendapat “Like” atau komentar yang banyak juga.

Namun, jika kita ingin memiliki Perusahaan Induk yang bisa mewadahi anak perusahaan atau kelompok usaha-usaha kecil lainnya, maka kita bisa membangun sebuah Perusahaan Rumah Digital atau StartUp. Sementara, setiap kamarnya bisa digunakan oleh Anak-anak perusahaan untuk mengembangkan usaha. Semua beraktivitas dalam satu wadah, yaitu Aplikasi.

Perusahaan startup adalah usaha atau bisnis yang dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan ide-ide baru atau produk inovatif. Di Indonesia, startup telah menjadi semakin populer seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Banyak investor dan pengusaha yang berinvestasi dalam startup di Indonesia karena mereka menyadari peluang yang diberikan oleh startup untuk menghasilkan uang.

Startup didefinisikan sebagai perusahaan rintisan yang ada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat dan mengembangkan produk. Startup merujuk pada perusahaan berbasis teknologi yang menyediakan produk dan jasa tertentu.

Mendirikan perusahaan startup berarti memungkinkan pengusaha untuk mengembangkan ide-ide yang menarik dan menciptakan produk yang unik. Startup juga memberikan kesempatan bagi pengusaha untuk mendapatkan akses ke sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan dan mencapai tujuan mereka. Perusahaan rintisan ini menjadi lahan kegiatan usaha yang sangat penting bagi pengusaha Indonesia untuk membangun ekonomi dan meningkatkan daya saing.

Startup memulai bisnis dengan tujuan pertumbuhan bisnis, sehingga usaha awal yang dilakukan belum tentu langsung mendapatkan keuntungan. Tujuan utama dari startup adalah untuk menciptakan nilai yang dapat ditawarkan kepada konsumen. Ini dapat mencakup menciptakan produk baru, menciptakan pasar baru, atau memperbaiki produk dan layanan yang sudah ada. Startups juga berfokus pada pengembangan bisnis dan pemasaran yang tepat untuk mencapai tujuannya. Dengan melakukan ini, startup dapat mencapai keberhasilan dan memiliki sumber pendapatan yang stabil. Dengan demikian, memulai bisnis startup adalah cara yang efektif untuk menciptakan nilai dan mencapai tujuan bisnis

Beberapa startup yang berkembang di Indonesia dan dunia adalah PT Tokopedia, Kudo, Go-Jek, Traveloka, Lazada, Blibli, Shopee, dll. Mereka berhasil menciptakan berbagai produk dan layanan yang mengubah cara masyarakat Indonesia berbelanja dan menikmati layanan online.

Startup ke depannya mungkin akan lebih berfokus pada solusi yang berorientasi pada pelanggan. Dengan menggunakan data dan analitik, startup dapat memahami kebutuhan pelanggan dibandingkan perusahaan konvensional. Teknologi baru yang menjadi dasar dan kelebihan startup dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga digunakan untuk bekerja sama atau bahkan mengungguli perusahaan lain.

Peluang Masih Sangat Terbuka Lebar untuk Membangun Startup

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan sebelum membangun Sebuah Startup:

  1. Sasaran atau siapa pasar yang dibidik
  2. Jumlah pasar atau komunitas yang akan disasar
  3. Potensi yang ada yang bisa dikembangkan melalui startUp
  4. Tujuan yang hendak dicapai dari startup

(Sebuah Misal:)

Aplikasi yang dinamakan E-TANI

Tujuan : Pemberdayaan dan Penyejahteraan Petani demi Ketahanan Pangan Nasional

Kegiatan Yang bisa dilakukan:

  1. E-Koperasi: untuk pendanaan Usaha anggota
  2. Jual Beli Pupuk: langsung dari kelompok tani
  3. Jual Beli Produk: langsung dari petani
  4. Store: Toko offline & online produk2 pertanian Organik
    5.. PPOB (Payment Point Online Banking): Token, Air, Pajak, BPJS, Tiket, SPP, angsuran koperasi, dll
  5. Jual peralatan pertanian
  6. Konsultasi pertanian
  7. Info, iklan produk, dll
  8. Sekolah Tani
  9. Digital School Kejar Paket
  10. dll

Kegiatan ini sangat membutuhkan sinergitas dari berjaringan. Kolaborasi antara banyak pihak yg berkepentingan adalah kata kuncinya. Sangat sulit jika saat ini melakukan usaha hanya sendiri, karena terlalu banyak energi dan kompetitor. Kolaborasi bisa sangat efisien, efektif, produktif, dan ada unsur berbagi profit, serta semakin banyak Auto Marketing

TA. Iriandono

Red

Latest Posts