globalcybernews.com-Medan I Meski pertumbuhan ekonomi dunia masih dalam cengkeraman ketidakpastgikan ekonomi global akibat masih memanasnya perang antar negara. Namun pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat di tengah meningkatnya ketidak pastikan global.
“Pertumbuhan ekonomi global ini tidak semua seperti yang kita harapkan. Syukurnya di indonesia, faktor eksternalnya sangat tertahan dan kita terbantu faktor domestiknya melalui faktor rumah tangga dan lainnya,” ujar Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Sumut, IGP Wira Kusuma saat Bincang Bareng Media (BBM) di café Nusa Dua, Jalan Putri Hijau Medan, Selasa, (30/4/2024).
Kegiatan tersebut dihadiri Yura Djalins, Deputi Kepala BI Sumut, Soeharman Tabrani, Deputi Kepala BI Sumut, Iman Gunadi, Advisor BI Sumut (Opsional), para pejabat BI Sumut lainnya serta sejumlah awak media yang mengikuti secara daring.
Menurut Wira, kinerja mata uang rupiah masih menunjukkan sisi kelemahan di sisi perdagangan pada hari ini. Pelemahan rupiah di transaksikan di kisaran 16.20 per US Dolar. Hal itu tentunya berdampak dengan pertumbuhan ekonomi Nasional, termasuk di Sumatera Utara (Sumut).
Selain itu ada beberapa faktor penyebabnya. Salah satunya dikarenakan dampak ekonomi global yang menjurus kepada ketegangan perang antar negara yang masih mamanas. Dan diantaranya juga berpedoman dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berpengaruh dengan ekonomi di Amerika.
“Karena pertumbuhan ekonomi saat ini berpengaruh dengan ekosistem ekonomi di Amerika. Misalnya dari segi ekspor dan impor, yang berdasarkan nilai tukar Rupiah terhadap dollar,” katanya.
Faktor lainnya adalah lagi faktor dari segi suku bunga, hingga perbandingan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan Amerika Serikat. “Kalau pertumbuhan ekonomi kita terus menurun, dan ekonomi Amerika terus meningkat, maka orang akan lebih tertarik lagi ke Amerika,” sebutnya seraya menambahkan bahwa BI tetap melakukan control baik segi suku bunga maupun inflasi yang harus terus dijaga.
Wira mengakui, bahwa konflik perang antar negara memang harus perlu diwaspadai. Namun kita tetap optimis, karena kita sudah melewat massa-massa sulit seperti Covid-19 dan perang antar negara juga sudah pernah kita lewati. (r/pl)
Red
