Friday, April 25, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeSejarahBioskop di Tangerang
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Bioskop di Tangerang

globalcybernews.com  -Tahun 1980’an jumlah bioskop di Tangerang mencapai sekitar 16an. Tersebar diberbagai wilayah; kota (kisamaun, pasar anyar, kiasnawi), sintanala, ciledug, sewan, perumnas, karawaci, pasar kemis, kota bumi, kampung jati, pamulang, dan seterusnya.

Setiap sore, mobil colbak (pickup) berkeliling menyebarkan flyer tentang jadwal tayang film. Ketika itu kami berebut mengejar untuk mendapatkan informasi. Sementara dari atas colbak, duduk seorang lelaki dengan toa berhalo-halo mengajak orang untuk menonton.

Dari sekian banyak bioskop, ada beberapa kenangan yang sulit saya lupakan;

Bioskop Bhumyamca
Bioskop ini terletak di kelurahan Gerendeng dan berada di pinggir jalan raya Merdeka. Setiap hari memutar film-film India (bolywood). Jam tayang sejak pukul 15.00 sampai tengah malam (midnight).

Saya sekolah di SDN Gerendeng I yang ada akses lorong kecil menuju bioskop bumek (begitu kita menyebutnya). Beberapa kali saya membolos bersama teman sekelas; Heri Gunawan hanya untuk nonton film.

Tapi karena tidak punya duit, sehingga kita berdua memasang muka memelas di pintu tiket, “om…ikut om.” Jika mereka iba, kita berdua diajak masuk. Waktu itu anak-anak bebas biaya asal ditemanin orang tua (dewasa). Alhasil saya suka nonton film
India dengan gratis.

  1. Bioskop Pancaran
    Bioskop ini terletak di Perumnas 1 Tangerang di Kampung Baru, masuk dari jalan Cisadane 1 atau 2. Bioskop ini ramai ditonton anak baru gede (ABG) seperti saya. Film yang diputar agak seronok, khususnya midnight. Pasti penontonnya ngejubel (sold out). Apalagi yang main Brooke Shields, Daryl Hannah, atau Bo Derek. Oo ya. Di pelataran bioskop suka ada judi koprok.

Kursinya terbuat dari kayu panjang, jadi asyik kalau buat pacaran. Tidak pakai AC dan hampir sebagian penonton ngerokok. Bayangkan betapa pengap’nya ruangan. Sesekali lewat tukang asongan menjajakan makan ringan; kacang goreng, sukro, dan tidak ketinggalan rokok. Kalau jagoannya datang atau menang pasti tepuk tangan, kalau sudah ada adegan ‘esek-esek’ semua bersuit.

  1. Bioskop Chandra
    Bioskop ini terletak di jalan raya Karawaci (kini menjadi bengkel chandra). Dibangun dengan sederhana dengan kursi kombinasi kayu dan bambu. Jendelanya mirip dengan Ria Theatre masih diganjel dengan kayu kaso. Saya berulangkali nonton bioskop ini bermodalkan bungkus rokok tertentu (kerjasama dengan pabrikan rokok). Film yang diputar kebanyakan film Indonesia.

Biasanya informasi didapat dari promosi melalui colbak. Selanjutnya saya dan teman-teman keliling mencari bungkus rokok. Berbagai upaya kita lakukan untuk mendapatkan ‘tiket’ nonton. Sampai nongkrong di warung rokok menunggu pembeli untuk ‘indent’ bungkusnya.

  1. Bioskop Karawaci
    Bioskop ini menggunakan kursi besi dengan jok warna merah. Tidak ada kelas dalam tiketing, semua satu harga. Film yang diputar campuran antara mandarin dan barat. Karawaci Theatre sering digunakan untuk perpisahan sekolah. Termasuk sekolah saya —SMPN 5 Tangerang.

Bioskop ini paling asyik buat ‘pelesir’ bersama sambil membawa ‘air surga’ (istilah waktu itu). Karena, ruang dan kursi di Karawaci Theatre banyak dan luas. Penontonnya juga agak sepi. Beberapa kali saya bahkan numpang mandi atau buang air besar (pup), karena di kios (rumah petak) saya diperum WC-nya mampet.

  1. Bioskop Tangerang (Theatre)
    Bioskop ini terletak di lantai 2 Pasar Anyar Tangerang. Film yang diputar campuran antara mandarin, barat dan Indonesia. Harga tiketnya diatas bioskop Mega Theatre atau hampir sama dengan Kartini-Merdeka.

Saya dan teman (Pelo-Zainul Milah) kerap menonton di jam 21.00’an. Kita tidak peduli judul film di jam tersebut. Targetnya adalah film selanjutnya (midnight) di jam 24.00 dengan gratis. Begitu film akan selesai (biasanya saat penjahat mati) kita bergegas masuk WC. Dengan kaki mengangkang diatas tembok —agar tidak terlihat saat diperiksa dari bawah — kita menunggu 10-15 menit. Setelah terdengar musik, kami keluar dan menonton.

  1. Bioskop Kartini dan Merdeka
    Bioskop ini menjadi tujuan akhir (bolos) anak-anak SMA di Tangerang. Termasuk saya yang sekolah di SMA 2. Sering kita nongkrong di tangga naik bioskop yanv terletak di lantai 2. Bioskop ini berada di jalan Kisamaun dekat jam damatex. Dilokasi ini sering terjadi keributan antara aparat. Dekat tangga naik ada tukang ketoprak dan bubur ayam ennak. Pilihan lain, duduk menumpang di kursi milik grobak reklame (stempel, buku yasin dan sebagainya).

Saya suka memperhatikan siapa saja yang hendak menonton. Kalau ada pasangan muda-mudi atau PNS dengan temannya (selingkuhan-red), biasanya kita ikut nonton. Diusahakan posisi duduk ‘nyaman’ sehingga bisa menonton ‘film’ sesungguhnya. Kedua bioskop ini terkenal dengan konotasi ‘mesum’ karena saking gelapnya. Pernah suatu ketika saat usai ‘nonton’, ternyata ‘pemainnya’ adalah tetangga rumah. Blaik.

Sementara ini dulu cerita tentang bioskop di Tangerang. Lain kali cerita bioskop lain: ria, sitanala, dan mega theatre.

Red

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts