Thursday, July 4, 2024
HomeSejarahBagaimanakah Masa Muda Khalid bin Walid? Apa yang Membuatnya Jenius dalam Militer?

Related Posts

Featured Artist

Bagaimanakah Masa Muda Khalid bin Walid? Apa yang Membuatnya Jenius dalam Militer?

Gen Saladin | @gen.saladin |

globalcynernewscom  -Pertanyaan itu dilontarkan oleh banyak teman-teman kita, baik melalui kolom komentar maupun ketika Q&A. Maka MinSa jadi penasaran juga, apakah ada sumber-sumber sejarah yang mendokumentasikan masa muda Khalid bin Walid?

Dalam kumpulan kajian ilmiyah ‘Silsilah Mashabihul Huda’ yang dikelola oleh Syaikh Muhammad Hasan seorang Ulama Mesir, beliau menjelaskan bagaimana masa tumbuh kembang Khalid yang disimpulkan dari banyak kitab-kitab sejarah.

Khalid tumbuh sebagai seorang anak yang punya banyak sekali potensi. Beliau pun lahir di sebuah keluarga besar yang sangat mampu, bahkan bisa dibilang ayahnya adalah orang paling kaya di Kota Makkah melebihi Abu Sufyan maupun Abu Jahal. Nama ayahnya adalah Al Walid bin Mughirah.

Al Walid bin Mughirah, tokoh ini memang sangat kaya dan dihormati. Sebenarnya pun ada sifat kebaikan pada dirinya karena dialah tokoh Quraisy yang mengharamkan minuman keras pada zaman jahiliah. Pada musim haji, selama 40 hari Al Walid menjadi sponsor konsumsi para jama’ah dengan menyembelih 10 ekor unta setiap harinya.

Sayangnya, Al Walid bin Mughirah satu baris dengan musuh-musuh Islam yang mencurahkan harta dan upayanya untuk memadamkan cahaya yang dibawa oleh Rasulullah ï·º. Khalid pun di masa mudanya tertular rasa benci yang sangat itu, sehingga ia banyak sekali memimpin pasukan musyrikin menghadapi Umat Islam di pertempuran.

Dimana Khalid Mendapatkan Intuisi Militernya?

Ini yang dikemukakan Syaikh Muhammad Hasan, sebuah fakta unik: bahwa meskipun hidup di tengah fasilitas dan kekayaan melimpah, Khalid lebih suka hidup dengan cara yang sederhana, atau lebih tepatnya, ia suka dengan gaya hidup survival di tempat-tempat asing padang pasir.

Khalid lebih suka hidup dengan memaksimalkan kemampuannya bertahan di situasi yang sulit. Syaikh Muhammad Hasan mengatakan, “mengapa Khalid memilih hidup seperti itu? Karena beliau sejak kecil telah mencintai cara hidup kesatria dan menyukai seni perang. Kesukaannya pada seni militer inilah yang membuat beliau dipercaya menjadi jenderal pasukan Quraisy.

Di usia 33 tahun, Khalid dipercaya menjadi panglima sayap kanan pasukan musyrikin Quraisy di perang Uhud. Kiprah Khalid terbukti sangat menjanjikan. Meskipun pahit bagi Kaum Muslimin, terlihat bakat Khalid yang mampu membaca celah kelemahan pasukan pemanah di bukit yang tidak mematuhi perintah Rasulullah ï·º. Kejelian Khalid membawa pasukan Quraisy mampu membalikkan keadaan di menit-menit terakhir Uhud.

Karena kesuksesan Khalid dengan pasukan berkudanya di Perang Uhud, Abu Sufyan menjadikannya panglima tertinggi pasukan kavaleri musyrikin dalam Perang Khandaq. Saat itu usianya 35 tahun, dan ia diberikan misi yang paling penting: bagaimana caranya ia bisa memimpin pasukan berkuda melompati parit Madinah dan membunuh Rasulullah ï·º yang berakhir dengan kegagalan. Pasukan Allah bernama angin puting beliung merobohkan tenda Musyrikin dan membuat mereka kehilangan semangat perang.

Dan pada akhirnya Islam masuk ke hati Khalid, menjadikannya panglima besar tak hanya di daratan Jazirah, bahkan namanya dikagumi oleh jenderal Persia dan Romawi. Rasulullah ï·º pernah bersabda tentang Khalid, “orang seperti Khalid tidak akan bodoh menilai Islam.” Rasul ï·º sendiri mengetahui kecerdasan Khalid dan memahami bahwa dengan kemampuan pikiran yang dimilikinya dan kesahajaan yang jadi pilihan hidupnya; Islam akan membesarkannya, dan ia pun akan berdaya untuk Islam.

Red

Latest Posts