Saturday, December 21, 2024
HomeSejarahSEJARAH SINGKAT MESIN JAHIT  Singer
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

SEJARAH SINGKAT MESIN JAHIT  Singer

globalcybernews.com  -Singer bukanlah orang pertama yang menemukan mesin jahit. Sejarah mesin jahit dimulai dari imigran Jerman, Charles Weisenthal, yang tinggal di Inggris mematenkan jarum yang digunakan untuk menjahit pada tahun 1755. Sedangkan mesin jahit mekanis dipatenkan oleh Elias Howe dari New Hartford, Connecticut, pada 10 September 1846 di AS. Namun di kemudian hari, justru Isaac Singer yang menuai sukses dengan menggabungkan ide-ide tentang mesin jahit dan strategi pemasaran. Ia membuat perubahan penting dalam desain mesin jahit.

Pada tahun 1850, Singer dan seorang rekannya datang ke Boston dalam rangka mencari dukungan keuangan sekaligus mempromosikan mesin ukir kayu dan logam yang ia temukan sebelumnya. Ia menyewa showroom sebuah toko di Harvard Place, Boston, dan memamerkan mesin ukirannya di sana. Rupanya pemilik tempat yang disewa Singer, Orson C. Phelps, dipercaya untuk memproduksi mesin jahit Lerow & Blodgett yang mirip dengan mesin temuan Howe tapi dengan prinsip kerja berbeda . Mesin jahit ini telah dipatenkan sang penemunya pada tanggal 2 Oktober 1849 di AS dengan no 6.766.

Walaupun pernah memenangkan penghargaan, Mesin jahit Lerow & Blodgett ini memiliki masalah dalam hal pengoperasiannya. Phelps meminta Singer untuk memperbaiki mesin tersebut. Singer lalu menganalisa dan menemukan solusinya. Singer menyarankan perbaikan pada mesin jahit itu dalam bentuk gerakan maju-mundur dan perbaikan pada bentuk jarumnya. Ia juga yang pertama melihat keunggulan pedal kaki dibanding mekanisme engkol-tangan yang menjadi standar pada waktu itu.

Setelah upaya yang memakan banyak tenaga kerja, mesin tersebut mulai mampu menjahit dengan lebih efektif. Ia berhasil membuat mesin jahit dengan jarum jahit yang bisa bergerak naik-turun dan digerakkan kayuhan pedal kaki. Sebelumnya, mesin jahit terdahulu menggerakkan jarumnya dari pinggir dan digerakkan tangan. Mesin jahit ini dinamai ” Jenny Lind.” Diambil dari nama penyanyi opera Swedia tekenal yang sering tampil di acara promotor pertunjukkan top Amerika, P.T. Barnum.

Selanjutnya, pada 18 September 1850, Singer bersama Phelps dan George Zieber, seorang penerbit buku asal New York, menjadi mitra dalam “Jenny Lind Sewing Machine Project.” Mesin prototipe jahit Singer menjadi yang pertama untuk bekerja dengan cara yang praktis. Mesin ini bisa menjahit 900 jahitan per menit, jauh lebih baik daripada pencapaian 40 penjahit pada pekerjaan sederhana, maka kesuksesan penjualan mesin jahit secara komersialpun terbuka.

Akhir 1850, mesin jahit tersebut mulai diproduksi. Zieber kemudian mengusulkan perubahan nama dari Jenny Lind menjadi Singer. Untuk model paten pertamanya, Isaac Singer mengajukan mesin jahit komersial. Dia memperoleh Paten No. 8.294 di Amerika pada 12 Agustus 1851 .

Karena mesin jahit Singer menerapkan beberapa prinsip dasar penemu mesin jahit Elias Howe, ketika Singer mengajukan paten, Howe menggugatnya karena pelanggaran paten, dan memenangkan tuntutan. Akibatnya, Singer wajib membayar royalti paten ke Howe. Untungnya, gugatan tersebut tidak menghalangi Singer memproduksi mesinnya.

Kemudian, Singer mendirikan I.M. Singer & Company sebagai produsen mesin tersebut pada tahun 1851 bermitra dengan Edward B. Clark, seorang pengacara dari New York yang membantunya dalam menghadapi kasus gugatan pelanggaran hak paten oleh Howe. Adapun Phelps dan George Zieber sudah melepaskan kepemilikannya.

Pada 1853, Pabrik Singer dipindahkan ke New York. Nama dagang perusahaan diubah menjadi “Singer Manufacturing Company”. Tahun 1857, Singer membuka kantor pusat pertamanya di New York, dan toko pertama di 458 Broadway. Memulai operasi manufakturnya di Eropa setelah Amerika Serikat pada tahun 1850-an, Singer menjadi perusahaan multinasional / global pertama di Amerika dan berikutnya menjadi produsen mesin jahit terbesar di dunia pada 1860. Pabrik besar pertamanya untuk produksi massal dibangun di Elizabeth, New Jersey pada tahun 1863.

Tahun 1870, Singer memperkenalkan logo “Red S Girl” yang dalam perkembangannya kemudian menjadi salah satu logo paling terkenal di dunia. Singer terus mematenkan pelbagai perkembangan dalam teknologi mesinnya. Ia juga menjadi pionir penerapan rencana angsuran atau cicilan dalam pembelian produknya tersebut. Isaac Merritt Singer meninggal di Torquay, Inggris pada 1875 dalam usia 63 tahun.
.
SINGER MASUK INDONESIA

Mesin jahit mulai masuk ke Indonesia bersamaan dengan budaya Barat, yakni ketika Belanda menjajah negeri ini. Setelah ditemukan Elias Howe pada tahun 1846, mesin jahit lalu berkembang berbagai merek di Amerika, Eropa dan juga Asia. Bermacam merek mesin jahit seperti Singer, Butterfly, Pfaff, Miyake, Gritzner-Durlach, dan Mouser Specia yang diproduksi di Belanda, Jerman, dan Jepang, tercatat sempat merajai pasar Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa merek hilang dari pasar lokal, namun muncul banyak merek lain, diantaranya Brother, Janome dan Juki.

Mesin jahit Singer sendiri diyakini telah beredar di Indonesia sejak tahun 1851, mengingat keberadaan Belanda yang sudah bercokol di sini jauh sebelumnya. Masuk pertama kali dengan model klasik berwarna hitam, mesin jahit Singer mulanya masih digerakkan secara manual menggunakan tangan dan memiliki ukuran mini mulai 10 cm sampai 30 cm, sehingga bisa dibawa ke mana-mana. Dikenal juga dengan sebutan mesin jahit Onthel (digerakkan dengan tangan). Kemudian berkembang mesin jahit dengan penopang meja yang menggunakan bantuan tenaga kaki untuk menggerakkan mesin.

Saat itu, mesin jahit masih identik dengan barang prestise alias mewah. Pemiliknya masih sangat terbatas, hanya orang-orang Belanda dan kalangan pribumi kelas atas atau priyayi di Tanah Jawa yang mampu membelinya. Pada tahun 1892 dilakukan pertemuan pertama para penjahit Singer di Yogyakarta.

Dalam catatan sejarah, mesin jahit Singer pernah digunakan Fatmawati, istri dari Presiden Indonesia pertama Soekarno, untuk menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Mesin jahit Singer jahit buatan tahun 1941 itu turut menjadi saksi sejarah republik kita tercinta. Kini, mesin jahit tersebut berada di Bengkulu, tepatnya di rumah panggung yang pernah didiami Ibu Fatmawati.

Singer pertama kali diproduksi dan dipasarkan di sini oleh PT Singer Industries Indonesia Limited yang didirikan pada tanggal 21 Juli 1973 sebagai suatu perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang bergerak dalam bidang manufaktur mesin jahit. Pada 21 November 1983, PT Singer Indonesia Go Publik. Sebagian besar sahamnya dipegang oleh investor asing. Sedikit sisanya di tangan warga Indonesia. Pada tahun 1989, perseroan mulai memasuki pasar ekspor.

Sempat berjaya dengan ekspornya, namun krisis moneter tahun 1998 dan reorganisasi di induk Singer NV ‘memaksa’ perusahaan ini untuk menghentikan ekspor pada tahun 2000. Bahkan Singer Indonesia kemudian berubah menjadi importir dan pedagang mesin jahit CBU (completely built up) serta produk terkait. Pada 2008, PT Singer Indonesia praktis tidak memiliki penjualan lagi dan tahun berikutnya (2009) perusahaan tersebut dicoret (delisting) dari BEI (Bursa Efek Indonesia).

Kondisi perdagangan mesin jahit yang dianggap tak lagi kondusif, akhirnya memicu PT Singer Indonesia Tbk yang semula bergerak industri perdagangan mesin jahit, mengubah bisnisnya ke jasa penjualan dan perdagangan bandwidth. Pergantian bisnis itu juga diikuti dengan perubahan nama perseroan yang kini menjadi PT Singleterra Tbk.
.
(Diolah dari berbagai sumber)

Red

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts