
globalcybernews.com-Medan I Tanah warga yang digunakan untuk Bendungan Lau Simeme cuma Rp.15.000. per M2 dinilai tidak sesuai. Karena ganti rugi tanah warga lainnya lebih dari harga tersebut. Maka dari itu ratusan warga Kecamatan Biru-biru, Kabupaten Deli Serdang, menggelar unjuk rasa di kantor Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) II, Jalan AH Nasution, Medan, Kamis (31/10/2024). Bahkan mereka menginap di halaman kantor BWS Sumatera II.
Seperti diketahui, Bendungan Lau Simeme telah diresmikan Presiden Jowo Widodo dalam suatu acara beberapa minggu lalu dan dihadiri Pj.Gubernur Sumu, Agus Fatoni dan sejumlah pejabat tinggi PUPR dari Pusat dan Sumut.
Koordinator aksi, Piter Tarigan, menyatakan bahwa warga sudah menunggu ganti rugi selama lima tahun tanpa hasil. “Kami datang ke kantor BBWSS ini untuk menyelesaikan ganti rugi tanah kami,” tegas Piter. Ia mengungkapkan ketidakadilan dalam penentuan nilai tanah, di mana lahan pertanian warga dihargai hanya Rp 15.000 per meter, sementara tanah lain lebih tinggi.
Piter Tarigan menambahkan, ada 5 desa yang terkena untuk pengadaan lahan pembangunan Bendungan Lau Simeme, yakni Desa Kuala Dekah, Rumah Great, Mardinding Julu, Panen dan Desa Peria-ria.
Namun sekalipun letak tanah bertetangga, namun harga tanah itu bisa berbeda-beda. Adapun harga tanah per meternya yakni dari Rp 15.000, Rp 25.000 hingga Rp 300.000, sehingga warga bingung dasar apa yang digunakan untuk menetapkan harga tanah.
Pada kesempatan itu Kasubbag TU BBWSS II, Swandi, yang baru bertugas beberapa minggu, menemui pendemo namun tidak memuaskan. Megawati Sinurat, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di BBWSS II, menjelaskan bahwa penentuan ganti rugi adalah wewenang Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dan Tim Satgas. “Saya hanya juru bayar,” ujarnya, menambahkan bahwa kasus ini sudah di tahap kasasi.
Pegawai BBWSS II menyatakan bahwa warga telah diberi penjelasan oleh KJPP dalam rapat di DPRD Deli Serdang dua bulan lalu. Warga dari enam desa terlibat, namun Desa Peria-ria telah menerima ganti rugi.
Sementara itu, dari atas mobil komando orator mendesak agar bisa bertemu dengan Kasatker SNVT Pembangunan Bendungan BBWSS ll Medan Maruli T.G Simatupang. Massa meminta Maruli segera menemui masa dan memberikan solusi terkait permasalahan ini.
Bahkan, massa aksi demo mengancam akan bermalam di Kantor BBWS Sumut II Medan bila tuntutan tak terpenuhi. “Maruli Harus datang hari ini, jika tidak ada pimpinan yang hadir. Jangan berharap kami tinggalkan tempat ini,” pungkasnya. (r/lam)
Red








