Mengapa rusia dikecam melakukan operasi preventif di ukraina sedangan US juga menginvasi kuba setelah kuba menjadi negara komunis. ….???
GlobalCyberNews.Comm -Seperti biasa saya jawab setiap aspek dari pertanyaannya.
Perbandingan Invasi Kuba dengan Invasi Ukraina
Yang dimaksud “AS juga menginvasi Kuba” itu Invasi Teluk Babi (Bay of Pigs Invasion – Wikipedia)? Ini gak apple-to-apple dengan invasi Rusia ke Ukraina (atau istilah resmi Rusia “operasi khusus” atau istilah penanya “operasi preventif”) yang berlangsung sejak 2022 (Russian invasion of Ukraine – Wikipedia).
Invasi Teluk Babi April 1961 TIDAK dilakukan oleh tentara AS seperti tentara Rusia menginvasi Ukraina Februari 2022. Invasi Teluk Babi dilakukan oleh proxy yang menamakan dirinya Front Revolusioner Demokratik (FRD) yang isinya adalah orang-orang Kuba yang anti dengan pemerintahan komunis Castro. Memang pelatihan, persenjataan, dukungan intelijen dan pelatihan didapat dari AS (melalui CIA), tapi ini lebih mirip perang proxy daripada invasi langsung.
Invasi Teluk Babi
Sebenarnya yang menurut saya apple-to-apple dengan Invasi Teluk Babi adalah perang proxy di Donbas sejak 2014 (War in Donbas – Wikipedia) di mana proxy Rusia Republik Rakyat Luhansk (RPL) dan Republik Rakyat Donetsk (DPR) bertempur melawan pemerintah Ukraina dengan dukungan penuh GRU (intelijen militer Rusia).
Milisi DPR dukungan Rusia
Yang apple-to-apple dengan invasi Ukraina Februari 2022 adalah invasi AS ke Irak Maret 2003 (2003 invasion of Iraq – Wikipedia) di mana AS mengerahkan seluruh kemampuan militernya untuk menginvasi dan menduduki satu negara berdaulat.
Tank Abrams memasuki Baghdad, 2003
Tank-tank Rusia di Ukraina 2022
Emang apa bedanya perang lewat proxy dengan invasi konvensional?
Ya sama-sama melanggar kedaulatan / bikin kacau negara orang lain, tapi bedanya adalah perang proxy itu punya … gimana nerjemahin “certain degrees of plausible deniability”? “Penyangkalan yang masuk akal”? Maksudnya, Gedung Putih bisa menyangkal “Oh itu bukan AS yang menginvasi, melainkan pejuang kemerdekaan Kuba sendiri yang gak mau dijajah komunis.” Kremlin juga bisa menyangkal, “Gw gak ngapa-ngapain kok di Donbas. Itu rakyat Donbas yang berjuang melawan fasis di Kiev.” Itu sebabnya JFK kabarnya menolak mengirim pesawat pembom untuk menyelamatkan FRD karena akan terlalu kelihatan itu kerjaan AS. Udah overt (terbuka), bukan covert (tertutup) lagi sifatnya.
Jadi kembali ke pertanyaannya, mari kita benerin:
Mengapa Rusia dikecam melakukan invasi ke Ukraina sedangkan AS juga menginvasi Irak?
—–Mengapa dunia merespons negatif aksi Rusia di Ukraina tapi tidak ada yang mengecam aksi NATO di Serbia, AS di Suriah, AS di Afganistan, ataupun aksi Israel di Palestina. …???
Banyak banget pertanyaan-pertanyaan perbandingan begini: “Kenapa PBB kasih mandat untuk menyerang Libya, tapi diem aja waktu Israel membombardir Gaza?” Ya tentunya beda kasus. Kebetulan saya sudah cukup dewasa untuk baca koran waktu perang Bosnia dan Kosovo pecah, jadi ini penyebabnya apa. NATO menyerang Serbia 1995 & 1998 Serbia diserang NATO karena genosida yang dilakukan oleh etnis Serbia terhadap muslim Bosnia di negara Bosnia-Hercegovina (pecahan Yugoslavia). Kebiadaban terhadap etnis Bosnia ini didukung juga oleh Republik Serbia yang adalah bagian dari Yugoslavia (sisanya). Perang ini disebut Perang Bosnia (Bosnian War – Wikipedia). NATO tidak hanya melakukan kampanye pengeboman, tapi juga mengirim pasukan khusus untuk memburu para penjahat perang Serbia seperti Slobodan Milosevic dan Rodovan Karadzic. Sequel dari perang ini adalah Perang Kosovo (Kosovo War – Wikipedia), di mana ada provinsi Kosovo yang dihuni oleh muslim Albania ingin memerdekakan diri dari Serbia, dan akhirnya mereka juga mengalami keganasan militer dan milisi Serbia. Kedua perang di atas terjadi setelah Uni Soviet bubar dan sebelum Vladimir Putin berkuasa. Secara rasnya, Serbia itu bisa dibilang sepupuan dengan Rusia, punya hubungan akrab dengan Rusia. Jadi dengan lemahnya Rusia saat itu (bangkrut dan miskin pasca bubarnya Soviet), Rusia tidak punya gigi apa pun untuk membela Serbia, paling berfungsi sebagai mediator. Saya ingat waktu tentara NATO mulai menginvasi di Perang Kosovo, tentara Rusia sempat masuk juga belain Serbia, tapi setelah perundingan tentara Rusia-nya mundur dan pulang. Segitu lemahnya Rusia saat itu. Banyak juga yang berpendapat kalau Perang Kosovo adalah bukti NATO gak akan berhenti melemahkan Rusia dan kawan-kawannya. Ada yang menyangkal genosida terjadi terhadap penduduk Kosovo jadi harusnya NATO gak main di Kosovo. Benar atau tidaknya saya belum telusuri lagi, tapi secara geopolitik gak penting, karena momen ini dipandang oleh Putin sebagai salah satu titik terendah geopolitik Rusia. Intervensi NATO di Bosnia dan Kosovo seingat saya gak banyak yang mengutuk karena seluruh dunia justru menuntut itu genosida harus dihentikan. Siapa lagi yang punya akses ke Balkan kalau bukan NATO? Jadi kalau Serbia jadi pesakitan internasional, ya salahnya siapa kalau bukan diri mereka sendiri yang biadab terhadap orang Bosnia? Invasi AS ke Afganistan 2001 (United States invasion of Afghanistan – Wikipedia) Invasi AS ke Afganistan juga tidak banyak yang protes karena itu adalah pembalasan dari aksi teroris 9/11 yang dirancang dan dikendalikan oleh pimpinan al-Qaeda yang berada dalam perlindungan rezim Taliban. Taliban sendiri sudah dinyinyirin sedunia pada 1990an karena miskin, terbelakang, dan perlakuan mereka terhadap wanita yang gak bisa masuk di akal peradaban modern sekarang ini. Jadi siapa yang sedih waktu Taliban dihajar? Gak ada. Bahkan Arab Saudi dan Pakistan yang adalah pendukung Taliban pun balik arah dan mensupport operasi militer AS. Saya pernah menjelaskan tentang invasi AS ke Afganistan 2001 di sini: Intervensi Militer AS di Suriah (International military intervention against the Islamic State – Wikipedia) Intervensi militer AS di Suriah dilakukan sangat terbatas. AS tidak melakukan invasi sama sekali, tapi melakukan operasi raid dengan pasukan khusus atau pengeboman terhadap teroris Islamic State (ISIS). Jadi pada 2012 Suriah jatuh ke dalam Perang Saudara (FYI, itu TIDAK disebabkan oleh campur tangan AS, tapi oleh Arab Spring). Rusia yang sangat banyak mengirimkan militernya untuk menjaga rezim Bashar al-Assad supaya tidak kolaps (bersama Iran dan Hezbollah). AS (presiden Obama) tadinya mendukung pemberontak karena visinya mereka ini adalah “pro demokrasi”. Tapi di tahun 2013 makin kelihatan bahwa pemberontak-pemberontak ini didominasi oleh radikal muslim yang jadi kondusif untuk al-Qaeda buka cabang di sana (Jabhat al-Nusra). Obama juga ragu-ragu untuk mendukung jor-joran pemberontak Suriah seperti yang dilakukan di Libya, karena Obama melihat apa hasil dari tumbangnya Gaddafi di Libya, selain dari war fatigue yang masih diderita oleh rakyat AS. Jadi begitu ISIS muncul jadi pihak baru yang makin lama makin kuat di Suriah (dan belakangan juga Irak), AS mengalihkan fokus tidak lagi melawan rezim al-Assad tapi membasmi ISIS. Tadinya CIA melatih, mempersenjatai dan membiayai laskar-laskar FSA (yang disebut ‘moderat’), tapi makin ketahuan bahwa laskar-laskar FSA ini gak bisa diandalkan untuk melawan ISIS. Gak sedikit yang setelah terima duit dan senjata AS terus pindah ke al-Nusra atau malah ke ISIS. Jadi CIA beralih ke milisi Kurdi yang didominasi partai PYD, membentuk SDF (Pasukan Demokratis Suriah) yang bisa bertempur dengan efektif melawan ISIS, dengan didukung oleh payung udara pesawat tempur dan drone AS. Siapa yang protes dengan intervensi AS membasmi ISIS? Cuma simpatisan teroris sedunia DAN Turki. Yang diprotes Turki bukan soal membasmi ISIS-nya, tapi fakta bahwa SDF itu didominasi oleh PYD yang adalah afiliasi PKK yang adalah musuh besar Turki. Saya pernah menjelaskan di sini: Aksi Israel di Palestina Hadeh, aksi yang mana nih? Kalo soal kecaman pendudukan Israel di Tepi Barat sih udah banyak, dan itu gak cuma di dunia muslim. Di Eropa khususnya banyak pihak yang mengecam pendudukan Israel di Tepi Barat. Tanggapan dunia internasional juga mengkategorikan Tepi Barat itu sebagai “pendudukan Israel”, sedangkan argumen dari AS yang membela Israel adalah “security concern” Israel itu yang terpenting.
—– Kalau pengeboman atas Gaza, yang mana sering terjadi atas balasan serangan roket dari Hamas atau Jihad Islam (PIJ), kecaman terbanyak datang dari dunia muslim, khususnya yang punya banyak simpatisan terhadap Ikhwanul Muslimin dan Hamas. Kenapa? Karena Hamas hampir selalu memulai serangan duluan dan menggunakan perisai penduduk sipil, rumah sakit, sekolah, dll untuk menyembunyikan roket-roket mereka. Sedangkan kecaman dari dunia non muslim terhadap Israel biasanya kalau pembalasan Israel terhadap Gaza memakan terlalu banyak korban jiwa.
—— BONUS: Di bawah ini, walaupun gak ada di pertanyaan, tetep aja saya jelaskan sedikit: Intervensi di Libya 2011 (2011 military intervention in Libya – Wikipedia) Libya ini gak yang tanpa angin tanpa hujan NATO tahu-tahu datang dan ngebom-ngebom Gaddafi. Intervensi militer di Libya diberi mandat oleh PBB karena Gaddafi yang mengamuk sedang membantai rakyatnya sendiri yang berdemo Arab Spring menuntut dia mundur. Bisa dibilang sedunia gak ada yang protes, karena sama seperti kasus Bosnia, dunia justru teriak “kenapa negara-negara besar tidak menghentikan kegilaan ini?”
—– Invasi AS ke Irak 2003 (2003 invasion of Iraq – Wikipedia) Invasi Irak ini adalah yang paling kontroversial, karena pemerintahan W. Bush terlihat sangat bernapsu menumbangkan Sadam sehingga segala tipu muslihat dan fitnah dilancarkan di PBB supaya bisa dapat mandatnya, tapi gagal. Jadi AS-Inggris melakukan invasi secara unilateral, tanpa mandat PBB.
—– Banyak banget sedunia yang memprotes Perang Irak, gak cuma di dunia muslim. KESIMPULAN Jadi, kalau Anda mempertanyakan kenapa Rusia dikecam sedangkan AS tidak, Anda harus melihat setiap kasus, karena beda-beda. Kebanyakan yang saya lihat netizen +62 yang maha tahu ini mengambil kesimpulan sesat seperti ini karena yang dibaca itu artikel-artikel kompor yang kritis terhadap intervensi AS dan kelakuan Israel doank, terus dengan mudahnya playing victim bilang “DUNIA DIEM AJA!” Itu pentingnya kita selektif dalam membaca media. Jadi kalau Anda biasanya kritis menuduh AS melanggar kedaulatan Afganistan, Libya, dan Irak, bagaimana dengan Rusia yang melanggar kedaulatan Ukraina dan Georgia? Nih saya kasih jawaban bonus:
Invasi AS ke Irak itu diprotes secara besar-besaran dari sejak sebelum perang itu dilancarkan.
Termasuk di AS sendiri, karena rakyat AS membayar pajak untuk membiayai militer AS.
Bedanya dengan Rusia, rakyatnya gak punya kebebasan kayak gini untuk memprotes perang di Ukraina. Yang berani melawan terancam ditangkap.
Beda lainnya lagi, Rusia menderita sanksi dari negara-negara Barat. AS tidak. Kenapa? Ya karena yang bisa bikin sanksi itu ya AS, karena dia negara paling powerful di dunia. Secara ekonomi dan keuangan AS bisa melakukan itu ke Rusia dan banyak negara yang bergantung dengan ekonomi AS (setuju atau tidak setuju dengan Putin) jadinya ngikut.
Rusia gak punya kekuatan ekonomi sebesar itu. RRC pun yang ekonominya raksasa belum bisa melakukan itu ke AS tanpa merugikan dirinya sendiri. Makanya tahun 2003 AS gak mendapat sanksi apa-apa.
Jadi apa sebenarnya masalah dari kedua invasi ini?
Masalahnya satu: LOE MELANGGAR KEDAULATAN NEGARA LAIN! Seburuk-buruknya kediktatoran Sadam Hussein, sebesar-besarnya dosa dia menginvasi Kuwait, Republik Irak adalah negara berdaulat.
Halnya sama dengan Ukraina. Rusia memang punya geopolitik yang insecure dari arah Barat sebagaimana
Mengapa Rusia dan Amerika masih bermusuhan sedangkan perang dingin sudah berakhir?
Jawaban super singkatnya: GEOPOLITIK. Maksudnya, lokasi geografis satu negara, khususnya dalam hal ini Rusia, menyebabkan politik luar negerinya sering bentrok dengan negara-negara lain, khususnya yang adikuasa. Jawaban panjangnya, saya akan jelaskan dulu geopolitik Rusia, dan setelah itu mengapa Rusia bentrok dengan kuasa-kuasa dunia lain. Geopolitik Rusia: Perjuangan Tiada Akhir Kalau mencermati geografinya, Rusia Inti (Russia Core) adalah wilayah yang dulu disebut sebagai Kadipaten Agung Muscovy. Rusia Inti ini terletak di sebelah Barat dari wilayah Rusia sekarang. Wilayah ini berada di tengah-tengah alam yang sulit. Secara alam, pertahanannya tidak bisa mengandalkan sungai, rawa, laut, atau gunung seperti banyak negeri-negeri lain. Rusia Inti hanya bisa mengandalkan iklim yang ganas dari padang belantara dan hutan-hutannya. Itulah maka sejarah Rusia penuh dengan pengalaman bertahan hidup dari invasi demi invasi, di iklim yang ekstrim. Itulah kenapa rakyat Rusia terbiasa hidup sengsara. Musuh Rusia menginvasi lewat rute-rute ini: stepa Asia Tengah (Mongolia menginvasi Rusia dari sini) dan Dataran Eropa Utara (Ksatria Teutonic, Napoleon, dan Nazi menginvasi dari sini) Karena kondisi ter-expose musuh, maka caranya Rusia mempertahankan diri adalah dengan ekspansi wilayah. Dengan demikian Rusia punya wilayah buffer yang cukup luas di mana pasukan Rusia bisa melawan musuh penginvasi jauh sebelum mereka sampai di Rusia Inti. Ekspansi ini terlihat dari peta berikut ini. Itulah makanya wilayah Rusia jadi luas. Apalagi Rusia juga meluaskan wilayahnya ke Siberia di Timur, walaupun jumlah penduduknya sedikit dan invasi musuh kecil kemungkinannya datang dari sana. Ekspansi berarti Rusia jadi berkuasa atas wilayah orang-orang non Rusia (istilah orang sini: menjajah). Ekspansi ada konsekuensinya. Itu berarti ancaman keamanan yang tadi ya ada di luar Rusia, setelah Rusia melebarkan wilayahnya, masalah itu jadi ada di dalam Rusia. Contohnya ekspansi Rusia ke stepa Asia Tengah, hasilnya adalah orang-orang Chechnya dan Dagestan yang masih ada pergolakan sampai sekarang. Itulah sebabnya Rusia selalu jaya waktu diperintah oleh rezim tangan besi. Dari jaman tsar ke jaman komunis ke jaman Putin. Hanya pemimpin yang tegas dan punya leadership mumpuni yang bisa mengatasi ancaman dalam negeri yang sangat luas. Setelah revolusi Bolshevik 1917, negara baru Uni Soviet yang sosialis sebenarnya adalah penjelmaan lain dari Rusia. Geopolitiknya sama. Soviet melakukan ekspansi juga demi kepentingan Rusia Inti. Uni Soviet meluaskan wilayahnya sampai ke Asia Tengah (kecuali Afganistan dan Pakistan), Eropa Timur dan Kaukasus. Tidak cukup hanya itu, pasca PD II Soviet memastikan negara-negara Eropa Timur jadi komunis dan menjadi bumper untuk serangan NATO yang akan datang dari Barat. Uni Soviet dan negara-negara satelitnya Jadi kalau NATO mau menghancurkan Rusia Inti, perjalanannya jauuuuhhh banget. Tidak hanya Eropa Timur. Di Asia pun Mongolia menjadi negara satelit Soviet juga untuk menjadi bumper terhadap China. Perang Afganistan (Soviet vs Mujahidin di tahun 1980–an) adalah satu upaya Soviet juga untuk membuat Afganistan jadi bumper terhadap sekutu-sekutu AS. Setelah Soviet runtuh, Rusia mengalami kehancuran karena pemerintahan demokratisnya (era Boris Yeltsin) menjadi bulan-bulanan negara-negara Barat. Baru setelah Putin berkuasa, dia mulai agresif lagi memastikan negara-negara bekas Soviet akan bisa mesra dengan Rusia. Bentrok dengan Kuasa Dunia Lain Naluri ekspansif Rusia yang seperti ini tentu saja akan berakibat dia harus berhadapan dengan kuasa dunia lain. Dengan Prancis (era Napoleon), dengan Jerman (Nazi), dengan Inggris (perang Crimea, Perang Dingin), dan tentunya sejak era Perang Dingin, dengan US. Sekarang ini, upaya Rusia untuk menancapkan kuku pengaruhnya di negara-negara bekas Soviet secara alami akan bentrok dengan NATO dan EU yang terus mencari anggota baru di negara-negara bekas komunis atau bekas Soviet. Kasus Georgia dan Ukraina adalah contoh yang bagus. Belum lagi Timur Tengah. Rusia investasi sangat banyak demi kelangsungan hidup rezim Bashae al-Assad di Suriah, yang dari sejak jaman ayahnya berkuasa sudah menyediakan banyak pangkalan AL untuk Soviet, yang ini berarti menyediakan akses ke perairan hangat di Laut Mediterrania. Rusia juga sudah mulai bermain di Perang Saudara Libya. Dengan naiknya Donald Trump sebagai presiden AS, Rusia menuai ‘panen’nya. Trump punya pandangan bhw AS harus menarik diri dari urusan di negara lain. Dan dengan kekacauan di internal pemerintahan AS dan aliansi seperti NATO, Rusia dengan bebas menanamkan pengaruhnya di kawasan di mana AS menarik diri. The Geopolitics of Russia: Permanent Struggle
Tapi se-valid apa pun insecurity Rusia ini, mengirim militer melanggar perbatasan Ukraina jelas-jelas pelanggaran kedaulatan. Ukraina itu bukan daerah sengketa seperti Palestina. Perbatasan Ukraina waktu lepas dari Uni Soviet sudah disetujui oleh Rusia juga sejak merdeka tahun 1991. Jadi melanggar kesepakatan ini jelas-jelas adalah kejahatan internasional.
Dan, kedua invasi ini tidak mendapat restu PBB. Bosnia, Libya itu ada resolusi PBB dan sifatnya bukan invasi untuk pendudukan. Irak dan Ukraina jelas-jelas punya maksud yang sama: menggulingkan penguasa yang sah dan menggantinya dengan yang pro si invader. Bedanya, Irak berhasil. Di Ukraina, Putin harus menyesuaikan objective-nya (dari menggulingkan Zelensky jadi menguasai Donbas-Krimea saja).
Jadi gak usah eufemisme-eufemisme “operasi preventif” atau “operasi khusus memberantas fasisme”. Kenyataannya militer Rusia sudah melanggar kedaulatan negara lain.
Pembela fanatik Rusia banyak memang suka playing victim. “Kenapa Rusia dimusuhin dan disanksi? AS melakukan lebih banyak tapi gak diapa-apain!” itu sama kayak lagi ngomong “Kenapa preman A melakukan perampokan dimusuhin dan dihukum? Preman B udah ngerampok lebih banyak gak diapa-apain!” Lha dua-duanya perampok, kenapa jadi loe belain salah satu?
Memang kalau udah ngomongin politik, mental supporter sepak bola yang banyak digunakan. Karena sebel sama AS, Rusia yang berani melawan AS dibela-belain. Padahal dua-duanya sama-sama perampok. Lebih gampang belain pihak, gak usah mikir, daripada belain prinsip yang benar. Gitu kan?
Dikutip dari : By : WDA
Red