Monday, February 3, 2025
HomeOpiniJacob Ereste :Manajemen Wangsit Sebagai Petunjuk Melakukan Ziarah, Silaturahmi Hingga Keinginan Memberi...
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Jacob Ereste :Manajemen Wangsit Sebagai Petunjuk Melakukan Ziarah, Silaturahmi Hingga Keinginan Memberi Sumbangan

GlobalCyberNews.Com  -Urip kui murup artinya ada yang mengatakan bahwa hidup itu menyala — memberi cahaya terang yang bermanfaat bagi banyak orang — seperti memasang lampu di jalanan agar orang yang lewat bisa memperoleh pencerahan, tidak gelap, nyaman dan mungkin juga merasa aman. Tetapi juga ada yang mengartikan urip kui murup itu lebih filisofis maknanya, yaitu hidup itu berarti menanam.

Jadi menanam berbagai kebaikan diyakini akan berbuah banyak juga berbagai kebaikan. Seperti dalam keyakinan Umat Islam bahwa msnusia yang paling baik itu adalah nereka yang memiliki manfaat banyak bagi orang lain. Jadi semacam tetumbuhan yang lebat buahnya akan semakin banyak mendatangkan manfaat bagi orang lain. Dalam kata kain, mereka yang tidak dapat nemberi manfaat bagi orang lain — apalagi kemudian justru mendatangkan berbagai masalah — dapat dipastikan merupakan hal yang buruk, bahkan tidak disukai oleh manusia, apalagi oleh Tuhan. Sebab dalam ajaran dan tuntunan agama selalu menganjurkan untuk selalu berbuat bukan hanya kelada manusia, tetapi juga dianjurkan berbuat kepada alam dan lingkungan serta makhluk lainnya yang ada di jagat raya ini.

Agaknya, karena itulah atas nama kemanusiaan, perlakuan manusia terhadap binatang pun harus mengacu pada nikai-nilai kemanusian manusia yang dikatakan oleh Tuhan sebagai khalifatullah — wakil Tuhan — di bumi. Tampaknya dari perspektif filosofis bahwa hidup itu menanam seperti yang dipertegas oleh Prof. DR (HC). Drs. KH. Habib Khirzin, Ketua Dewan Pembina GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) pada 6 tahun lalu (2019), ketika Sri Eko Sriyanto Galgendu menyeragkan sebuah kendaraan ambulan tertulis dengan huruc kapital “Urip Kui Murup” yang diterjemahkan KH. Habib Khirzin bahwa artinya arti hidup itu adalah menanam.

Ketika dikonfirmasi kepada Sri Eko Sriyanto Galgendu yang kini semakin dikenal sebagai Pemimpin Spiritual Nusantara, justru dia hanya tersenyum simpul sambil mengurai kenangan masa lalunya yang lucu dan menggelikan itu ketika menyumbang satu unit ambulan lengkap dengan seperangkat alat perlengkapan yang diperlukan masyarakat di sebuah kampung dekat tempat kediamannya dahulu di Solo.

‘Jadi, memberi sumbangan ambulan itu pun, merupakan bisikan yang diterima oleh hati, atau semacam wangsit yang biasa dilakukan oleh Pak Eko Sriyanto”, kata Wowok Prastowo berkisah. Seperti dalam menjalankan usaha kulibernya yang sempat memiliki sejumlah armada dan gerai hingga menampilkan beragam sajian, menu ayam, soto, hingga steak dan martabak yang terus maju dan ramai menyemarakkan suasana kawasan kuliner malam di Jalan Juanda, Jakarta Pusat.

“Sebab setiap kali ingin melakukan sesuatu, ternasuk saat hendak menyumbang sebuah ambulan, saya cuma punya uang Rp 30 juta. Tapi keinginan memberi ambulan sudah menjadi pilihan yang pantas untuk dilakujan”, ujar Sri Eko Sriyanto Galgendu mengurai kisah masa enam tahun lalu itu.

Sementara dari asisten pribadinya, Wowok Prastowo membenarkan kisah sumbangan ambulan itu. “Ya, begitulah yang dimaksud manajemen wangsit. Kareba bisikam yang datang adalah harus segera menyumbang ambulan, maka berbagai upaya terus dilakukan hingga mebenujan cara untuk mrmbayar ambulan itu dengan cara kredit. Jadi duit Rp 30 juta itu cukup dijadikan uang muka. Selebihnya dibayar dengan cara mencicil. Dan syukur semua lunas, tanpa pernah menunggak pembayarannya”, tutur Wowok Prastowo yang juga cukup mumpuni soal laku spiritual yang telah dia tekuni lebih dari 30 tahun sampai sekarang.

Maka itu, semua tempat yang dianggap keramat, bertuah, memiliki kekuatan gaib yang kuat dan terbikang ampuh, semua yang ada di Indonesia, dia sangat paham sampai ke detail cara mebemouh dan mengikuti adat istiadat yang berlaku di tempat tersebut.

Karenanya tak heran, sebagai driver yang handal dan pasih, msntan manejer sebuah hotel berbintang ini, sekaligus mejadi penunjuk jalan yang mengagumkan. Sebab Wowok Prastowo bisa bercerita banyak tentang semua obyek ziarah yang sering menjadi pilihan untuk dikunjungi.

Biasanya pun, waktu ziarah yang selalu dilakukan Sri Eko Sriyanto Galgendu tidak seperti yang dilakukan masyarakat umum. Sebab waktu dan obyek tempat ziarah yang dipilih itu juga berdasarkan manajemen wangsit.

“Semua berdasarkan petunjuk yang datang dengan sendiri, seperti bisikan makhluk yang gaib” ungkap Wowok Prastowo memberikan jesaksiannya selama mendampingi Pemimpin Spiritual Nusantara ini yang tengah konsentrasi untuk melakukan silatirrahmi dengan tokoh sipiritual di berbagai negara, sekalian untuk mengunjungi tempat zuarah yang cukup banyak ada di luar Nusantara.

Pecenongan, 3 Februari 2025

Red

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts