
GlobalCyberNews.Com -Televisi pemerintah Rusia, Russia-1, memperingatkan bahwa Rusia kini dapat menyerang Brussels, London, dan Paris, tiga ibu kota negara sekutu NATO. Peringatan ini muncul dalam program “Evening with Vladimir Solovyov”, dengan menghadirkan ilmuwan politik Rusia, Sergey Mikheyev. Dalam acara tersebut, Mikheyev menyoroti perubahan sikap Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia dan Ukraina, yang menurutnya membawa dampak signifikan terhadap geopolitik global.
“Jelas bahwa apa yang terjadi adalah berita baik. Ini sangat berbeda dari semua yang pernah kita lihat sebelumnya,” kata Mikheyev pada Minggu, sebagaimana diterjemahkan oleh jurnalis Julia Davis dan dilaporkan oleh Newsweek, Senin (17/2/2025). Ia membandingkan retorika tim Donald Trump dengan pemerintahan Joe Biden, menekankan bahwa kebijakan kedua presiden sangat berbeda, terutama dalam kaitannya dengan isolasi politik AS terhadap Rusia.
Mikheyev juga merujuk pada sikap pemerintahan Trump terhadap NATO dan Pasal 5, dengan mengutip Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth, yang menyatakan bahwa pasukan AS tidak akan terlibat dalam konflik dengan Rusia. “Kita harus menjelaskan pemikiran ini kepada orang Eropa. Sekarang kita benar-benar dapat menyerang Brussels, London, dan Paris. Kita dapat melupakan Pasal 5 dan melupakan Amerika yang maju untuk membantu,” ujar Mikheyev.
Sebagai informasi, Pasal 5 NATO menyatakan bahwa jika satu anggota aliansi diserang, maka serangan tersebut dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota NATO, yang akan merespons secara kolektif. Namun, di bawah kebijakan luar negeri Trump, ada indikasi bahwa komitmen AS terhadap NATO mulai berubah, yang berpotensi mengubah keseimbangan strategi pertahanan di Eropa.
Sejak tiga tahun terakhir, sekitar 50 negara telah memberikan lebih dari USD126 miliar dalam bantuan militer ke Ukraina. Namun, dengan perubahan prioritas AS, sekutu Eropa mungkin harus meningkatkan kontribusi mereka untuk mendukung Kyiv. Fokus AS kini lebih tertuju pada keamanan perbatasannya sendiri, ketimbang mengalokasikan sumber daya untuk keamanan Eropa.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth, dalam pertemuan di markas NATO di Brussels, mengatakan bahwa mengembalikan perbatasan Ukraina seperti sebelum 2014 adalah tujuan yang tidak realistis. Sementara itu, Trump mendorong negara-negara Eropa untuk mengambil peran lebih besar dalam mendukung Ukraina, termasuk dalam operasi penjaga perdamaian, tanpa melibatkan pasukan AS.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa Rusia tidak berniat mengakhiri perang dan terus meningkatkan ketegangan global. Oleh karena itu, dukungan militer AS sangat penting bagi Ukraina. Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan pertemuan darurat para pemimpin Eropa untuk membahas situasi di Ukraina serta peran AS dalam konflik ini, yang kemungkinan akan digelar pada Senin mendatang, menurut laporan The Guardian.
Dikutip dari : islamtoday.id
Red