
Jacob Ereste :
Global Cyber News.Com. -Uang pembungkam yang tidak terdistribusikan dengan merata membasahi seluruh pendukung, itu sama dengan iklim kemarau ketika hujan turun secara serampangan dan tidak sistematis seperti strategi yang terstruktur dan masif yang telah dibangun bersama, tapi dikhianati oleh sikap tamak dan rakus yang lebih liar dari apa yang dituduhkan kepada musuh yang selalu diklaim harus dihadapi bersama.
Tema buzzer dan pengkhianatan serta keengganan untuk berbagi itu pun sama dan sebangun seperti yang terjadi di seberang sana, yang selalu menjadi obyek tudingan — meskipun benar — tapi memiliki kandungan pamrih yang sama juga, hanya ingin mengulik keuntungan di antara keculasan dan kecurangan orang lain yang terus dicerca hingga mau memuntahkan sebagian dari makanan haram dari mulutnya yang nyaris terkunci rapat di dalam temboloknya yang bisa mulur mungkret untuk diisi oleh barang apapun juga dengan kapasitas yang tidak terbatas.
Begitulah topik diskusi buzzer yang ikut berperan untuk ikut membungkam sikap kritis para aktivis yang berada di balik poster raksasa bernarasi jelas tertera “Wani Piro” dengan catatan kaki masih bisa dinegosiasikan, termasuk teknis pembayarannya secara angsuran. Pendek cerita, sang boss baru yang merasa mulai mampu membangun kerajaan sendiri mulai merekayasa program besar berikutnya sambil menyantap menu termahal dan menikmati suasana pantai yang tidak mampu dilacak oleh radar yang sudah ketinggalan jaman, sebab era digital tercanggih sudah mampu untuk menangkal radar pelacak inteligen Melayu yang selalu merasa lebih hebat dari sang musuh.
Diskusi yang digagas Atlantika Institut untuk kalangan peneliti dan pengamat serta para ahli analisis pergerakan gempa bumi yang terus menerus terjadi dan kini sedang berlangsung di Indonesia memang membutuhkan biaya yang mahal. Meski begitu, tidak juga harus menghalalkan segala cara. Yoh, ketangguhan para aktivis yang bergerak dalam senyap, sudah teruji daya tahan dan ketangguhannya untuk tetap konsisten bekerja dalam kondisi tekanan iklim seekstrem apapun, tanpa keluh kesah hanya untuk meluruskan sejarah.
Fenomena bisnis non konvensional yang terbaru hari ini telah memasuki wilayah kasus, hukum dan peradilan yang tidak lagi bertumpu pada insentif halal dan legal, sebab harga dan tarif yang berada di bawah meja dapat memangkas jalan toll untuk segera keluar dari sekedar kaya agar dapat segera menjadi orang super kaya baru yang mampu disejajarkan dengan urutan para naga yang bisa melakukan sekehendak hati apa saja yang menjadi hasrat birahinya yang belum terpuaskan.
Para buzzer dan pejuang gadungan yang sukses secara materi itu kini sedang menikmati usaha jerih payahnya yang haram itu sambil merangkai rencana bejatnya yang tidak bermoral itu, tiada kecuali untuk menggadaikan harga diri dan kedaulatan bangsa seperti apa yang dilakukannya untuk diri sendiri yang sangat tidak bermoral itu.
Inilah pokok utama dari gerakan nyata kebangkitan serta kesadaran hingga pemahaman spiritual semakin mendesak untuk dibumikan secara semesta guna menangkal pesta pora para kurcaci yang tak lagi memiliki harga diri itu. Kendati mereka sendiri selalu meramunya dalam menu orasi bahwa komitmen dan kesetiaan pada bangsa dan negara terkesan berbaur dengan nyala api yang keluar dari mulut besarnya. Toh, kesepakatan jahat itu — sesempurna apapun bentuk dan cara, pada akhirnya upaya untuk menyembunyikannya — kelak pasti akan terkuak juga. Itu pun kalau pun kalau azab dan karma melantak dirinya sebelum ajal.
Tangerang, 7. Juni 2025
Red