Sunday, June 8, 2025
HomeUncategorised*Tragika Drama Tikus Mati di Lumbung Padi*
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist


*Tragika Drama Tikus Mati di Lumbung Padi*


Jacob Ereste :

Global Cyber News.Com. -Kematian dalam kondisi menderita.dan kematian dalam konsisi kegembiraan itu hanya selapik batas di kedalaman hati yang tak terpisah dari satu jiwa. Kedua paradoks itu tetap dalam satu bingkai spiritual yang membuncah. Sama halnya dengan kesetiaan yang sejati, tiada pernah akan bergeser akibat dari provokasi akal pikiran yang kemaruk dan tidak konsisten. Itulah sebabnya, para jemaah atau pengikut hingga anggota dari sebuah organisasi termasuk partai politik, tak hanya tidak setia, tetapi juga tidak kalah banyak yang khianat atau mengingkari ikatan kesepakatan yang sudah tertulis maupun yang tidak tertulis.

Lantaran kesetiaan itu pun harus dirawat, dijaga dari berbagai kemungkinan penggerusan yang terjadi, baik dari bilik internal maupun yang datang dari seberang sana sebagai bentuk dari upaya untuk merebut posisi yang lebih strategis dan menguntungkan, kendati akan sangat merugikan orang lain. Artinya, seperti dari memaknai kematian itu juga, patut dijaga dengan baik agar tetap dapat memberi kebahagiaan, seperti mengakhiri kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap konsekuensi hidup dan kehidupan itu sendiri yang wajib dan harus diperankan.

Kitab Ismaya sebagai bagian dari warisan spiritual dan budaya Nusantara mengacu pada mitologi Batara Ismaya yang acap dipahami sebagai sosok Semar dalam cerita pewayangan di Indonesia

Sosok Batara Ismaya adalah dalam mitologi Jawa ini adalah kakak dari Batara Guru — pemimpin para dewa — dalam cerita pewayangan Batara Ismaya menjelma menjadi Semar, tokoh punakawan yang bijak dan rendah hati, sekaligus menjadi pengasuh dan penasehat para kesatria dari Pandawa. Sosok Semar dalam kisah pewayangan menjadi lambang sikap bijak, sederhana dan dekat dengan kehidupan rakyat jelata.

Ajaran-ajaran spiritual dan filsafat hidup merupakan inti dari kandungan kitab Ismaya tidak tertulis, namun langgeng dalam ingatan serta menjadi penuntun kehidupan. Seperti konsep “Jamus Kalimantan Sada” yang diyakini sebagai warisan ajaran para leluhur Nusantara, yang dikenal dengan “Kaweruh Trisila Wedha” yang berisi sifat-sifat dasar manusia untuk mencapai keselarasan hidup, jadi bukan kesenangan atau kegembiraan yang dipertentangkan dengan kesusahan atau kesedihan hingga saat ajal menjemput setiap makhluk hidup.

Kematian itu sendiri sebagai misteri mesti disikapi dengan keyakinan yang hanya mampu diproduksi oleh spiritualitas dari setiap manusia untuk mendayagunakannya sebagai potensi diri dalam menghadapi situasi yang paling krisis sekalipun seperti saat dijemput maut.

Jadi keselarasan hidup yang perlu dicapai seperti membangun orkestra yang pada dan harmoni, sehingga tidak menyiksa Sukma dalam menikmati apapun yang ada sebagai rizki dan berkah yang patut disyukuri seperti apa adanya. Sehingga, sikap rakus dan kemaruk tidak perlu terjadi — apalagi harus dipelihara — hingga bisa menggagahi hak milik orang lain. Jadi begitulah hakikat hidup sederhana, bersahaja, rendah hati atau ugahari — sebagai inti dari muatan spiritualitas yang perlu dibawa serta untuk menemui Tuhan.

Hanya dengan begitu, kematian dalam kemiskinan dan kemelaratan tidak perlu menjadi pokok masalah yang harus dipersoalkan. Toh, pada akhirnya kematian itu sendiri hanya membutuhkan 1 kaki dua meter tanah saja yang bisa dibenamkan pada kedalaman yang paling dalam, sekiranya percaya bahwa dengan cara itu arwahnya dapat lebih dekat kepada Tuhan. Lalu dalam proses kematian yang paling sederhana ini, untuk apa setumpuk harta benda dan kekayaan yang melimpah itu begitu bernafsu untuk dikumpulkan ?

Apalagi cara memperoleh semua kekayaan itu banyak telah melukai hati jutaan orang atau seluruh rakyat dari sebuah negeri yang kaya raya, tapi warganya justru dibuat miskin. Lantas siapa yang harus dan wajib menanggung dosa dari perbuatan yang telah membuat banyak orang menjadi miskin dan lapar untuk sekedar bertahan hidup agar tidak mati dalam tragika drama kemanusiaan di negeri yang dimitoskan gemah ripah loh jinawi ini ?

Banten,   8.  Juni 2025

Red

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts