Jacob Ereste :
Global Cyber News.Com. -Dalai Lama ke-14 — yang mengusung Lautan Kebijaksanaan — asli bernama Lhamo Thondup, lahir 6 Juli 1935 di Taktser, Amdo, Tibet. Reinkarnasi pada usia 2 tahun dan resmi diakui pada usia 5 tahun. Dia adalah Pemimpin Spiritual dan Politik Bangsa Tibe, yang memimpin secara politis hingga tahun 2011 dari pengasingannya di Dharamsala, India. Lalu menyerahkan peran politiknya kepada pemerintah Tibet dari pengasingan sejak rahun1959 setelah pemberontakan Bangsa Tibet terhadap aneksasi yang dilakukan China.
Sebagai simbol perdamaian dunia, pemimpin spiritual Bangsa Tibet ini menolak kekerasan, ia mengusung Middle Way Approach — jalan tengah. Dalam ajaran dan perjuangannya mengutamakan welas asih, kedamaian dan kebebasan beragama.
Dalai Lama adalah gelar pemimpin spiritual tertinggi Bangsa Tibet dalam aliran Gelug Buddhisme yang dianggap reinkarnasi Avalokitesvara yang terpilih melalui reinkarnasi dengan upacara spiritual yang menjadi persoalan bagi China. Dan ketika situasi di Tibet memburuk akibat pemberontakan rakyat Tibet terhadap aneksasi China (1959) karena sejak tahun 1950 China menginvasi Tibet yang dipimpin Dalai Lama, hingga tahun 1959 bersama masyarakat Tibet mengepung Istana Norbulingka di Lhasa yang hendak ditangkap. Hingga pada 27 Maret 1959 meninggalkan istana bersama pengikutnya menuju India yang berjarak 1.300 kilometer melintasi pegunungan Himalaya selama 15 hari hingga pada 31 Maret 1959 sampai di Arunachal Pradesh, India. Dan pemerintah India dibawah kepemimpinan Jawaharlal Nehru menerima dengan baik dan memberi suaka politik. Hingga kemudian Dharamsala menjadi Pusat pemerintahan Tibet di pengasingan sampai sekarang.
Pelarian Dalai Lama ini menjadi simbol perlawanan damai dan awal dari kampanye global untuk kebebasan dan otonomi Bangsa dan Negara Tibet tanpa kekerasan. Karena itu Dalai Lama memoeroleh penghargaan Nobel perdamaian pada tahun 1989 atas perjuangan tanpa kekerasan untuk kebebasan bangsa Tibet. Tenzin Gyatno ini pula yang tercatat sebagai Dalai Lama dalam urutan ke-14 yang gencar menggugah bangsa barat serta menyambangi negeri yang mengaku paling kampiun dalam demokrasi untuk ikut menyampaikan pesan perdamaian, welas asih dan toleransi serta dialog lintas agama.
Alasan China sendiri melakukan aneksasi terhadap Tibet atas klaim historis, strategis dan politis sejak kemenangan Partai Komunis China tahun 1949 bahwa Tibet merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Tiongkok sejak dinasti Yuan abad ke-13 hingga dinasti Qing abad ke-18. Padahal, Tibet pernah merdeka dan sudah memiliki sistem pemerintahan sendiri.
Yang pasti, Tibet memiliki perbatasan langsung dengan India sehingga menjadi wilayah penting secara militer dan geopolitik. Kecuali itu, Tibet memiliki sumber daya alam dan air sungai Yungtze dan Mekong. Jadi aneksasi menjadi penting demi dan untuk keamanan wilayah barat daya bagi Tiongkok.
Selain itu, ideologi politik — setelah Partai Komunis China berkuasa — China ingin menyatukan seluruh wilayah sebagai satu kesatuan kekuatan, termasuk Xinjiang, Inner Mongolia dan Tibet. Dari perspektif sosial China berdalih ingin membawa modernisasi, infrastruktur, pendidikan dan pembebasan dari sistem lama keagamaan dan pemerintahan yang dianggap feodal. Sementara sampai hari ini orang tidak banyak tahu tentang bangsa dan negara Tibet, karena yang terkesan hanya dijadikan semacam ladang cadangan untuk berbagai sumber yang dibutuhkan kelak di saat krisis melanda bumi.
Banten, 18 Juni 2025
Red
