
Global Cyber News.Com. –YOGYAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI sekaligus Pendiri Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA) dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo memberikan apresiasi kepada pesohor Andi F Noya yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada warna binaan Lapas Purwokerto yang menjadi mahasiswa kelas khusus kerjasama UNPERBA dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) yang dipimpin Agus Andrianto dan Telkomsel.
Bamsoet juga mendorong Kementerian Imigrasi dan Lembaga Pemasyarakatan (lmipas) memperluas program pendidikan sarjana bagi para narapida. Sesuai konstitusi pendidikan adalah hak setiap warga negara, tanpa terkecuali bagi mereka yang sedang menjalani masa hukuman. Pendidikan bukan hanya sebuah hak, tetapi juga sebuah jalan menuju pemulihan, harapan, dan masa depan yang lebih baik bagi para narapidana dan masyarakat luas.
Salah satu langkah yang patut diapresiasi adalah kerjasama antara Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA) dan Lapas Kelas IIA Purwokerto dengan membuka ‘Kampus Pembangunan’ di dalam lapas. Melalui kerjasama ini, warga binaan lapas di Purwokerto berkesempatan untuk mengikuti perkuliahan S1 di UNPERBA guna meningkatkan kualitas diri selama menjalani masa hukuman.
“Langkah ini bukan hanya sebuah terobosan dalam dunia pendidikan, tetapi juga sebuah upaya untuk memanusiakan kembali narapidana dan memberikan mereka peluang yang setara dalam meraih kehidupan yang lebih baik. Dengan mengikuti perkuliahan S1 di UNPERBA, para warga binaan lapas dapat memperbaiki kualitas diri, meraih impian akademik. Selain mempersiapkan diri untuk reintegrasi yang lebih mulus ke dalam masyarakat setelah bebas,” ujar Bamsoet di Yogyakarta, Jumat (27/6/25).
Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua DPR RI ke-20 ini menuturkan, dalam konteks pemasyarakatan, pendidikan memiliki peranan penting dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial narapidana. Melalui akses pendidikan, para warga binaan dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik setelah masa hukuman. Dengan mengikuti perkuliahan di UNPERBA, narapidana tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademis, tetapi juga rasa percaya diri dan harapan akan masa depan yang lebih cerah.
“Laporan penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Justice di Amerika Serikat menunjukkan bahwa narapidana yang terlibat dalam program pendidikan di penjara memiliki tingkat residivisme (pengulangan kejahatan) yang jauh lebih rendah. Yakni, 43 persen lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang tidak mengikuti program pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam memperbaiki perilaku dan membantu narapidana untuk menyesuaikan diri kembali dengan masyarakat,” kata Bamsoet.
Pendiri UNPERBA dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini memaparkan, lebih dari sekadar mengurangi angka residivis, program pendidikan seperti yang diterapkan UNPERBA juga berperan dalam meningkatkan peluang kerja warga binaan setelah keluar dari penjara. Dengan bekal pendidikan yang memadai, lulusan dari program tersebut memiliki kompetensi yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak mendapatkan pendidikan. Hal ini sangat relevan di mana pasar kerja semakin kompetitif dan memerlukan sumber daya manusia yang terdidik.
“Kerjasama antara UNPERBA dan Lapas Purwokerto ini dapat menjadi inspirasi lapas-lapas lainnya di seluruh Indonesia. Harapannya, semakin banyak institusi pendidikan tinggi yang dapat mengadaptasi model ini dan menjalin kerjasama dengan lapas untuk memperluas akses pendidikan kepada warga binaan. Sebagai negara yang menjunjung tinggi prinsip hak asasi manusia, memberikan akses pendidikan bagi narapidana adalah langkah penting dalam mewujudkan sistem pemasyarakatan yang lebih manusiawi dan efektif,” pungkas Bamsoet. (*)
Red