
Jacob Ereste
Global Cyber News.Com. -Capaian dari laku spiritual — yang paling minimal mungkin — ialah kemampuan mensugesti diri sendiri, seperti tidak sakit ketika sesungguhnya tubuh sedang sakit, sehingga dengan begitu kesembuhan pun dapat menjadi pulih seperti orang yang sungguh-sungguh sehat. Capaian spiritual yang dimaksud minimal itu sekedar untuk menyebut tingkat yang paling elementri lantaran masih ada tingkat berikutnya yang lebih tinggi seperti intermidate hingga advance untuk kemudian dapat disebut maha guru.
Mungkin juga pada tingkat elementri itu kemampuan pelaku spiritual yang gigih dan tangguh sudah mampu juga menahan lapar seperti orang yang kenyang habis melahap gulai kepala ikan kakap yang paling sedap. Pendek kata dia mampu tampil dengan wajah bungah yang segar dan menyejukkan. Apalagi hanya sekedar tidak memiliki rokok dan belum minum kopi sebagaimana kebiasaannya. Toh, kebiasaan melakukan puasa rutin diluar bulan ramadhan sudah lanyah dilakukannya.
Begitulah capaian dari laku spiritual yang bisa disebut sementara dengan istilah elementri untuk kemudian memasuki tahapan intermediate untuk kemudian melaju pada jenjang advance dan seterusnya yang mungkin dapat disebut sebagai guru besar lalu mahaguru. Adapun klasifikasi semacam ini memang tidak dikenal di jagat spiritual yang sungguh tidak terbatas serta tidak terukur untuk disetarakan dengan jenjang pembelajaran jenis apapun, termasuk dalam perguruan silat maupun jenis ketangkasan bela diri dalam bentuk yang lain.
Pendek kata, tahapan dalam pembelajaran laku spiritual pun tidak mengenai sertifikasi maupun pembagian yang setara dengan fakultas atau jurus tertentu, sebab spiritual — seperti sifat dan tabiat bawaannya sejak dari sono memang sudah begitu, universal, global tidak berbatas dan tidak berujung, karena dalam puncak klimak pengembaraan spiritual itu cukup signifikan berbeda dengan jenis pembelajaran atau pendidikan seperti di lembaga formal yang ada, semacam perguruan silat maupun perguruan tinggi.
Istilah elementri dan intermidate serta advance dalam membabar wilayah jelajah spiritual yang tidak terbatas dan tidak berujung ini hanya untuk menandai capaian dari tahapan tidak dapat dikatagorikan dalam jenjang tertentu, sebab tahapan-tahapan serta perluasan wilayah jelajah spiritual sungguh luas meliputi segenap fakultas atau jurusan yang dapat disebut secara saklek seperti dalam pendidikan formal yang ada. Sebab dalam tahapan yang lain, capaian spiritual mampu mengatasi rasa rendah diri, kondisi yang sangat miskin dalam bilangan material, tapi kata secara spiritual.
Capaian kemampuan dari keberhasilan spiritual bisa saja jauh lebih rendah atau bahkan bisa melakukan lompatan yang cukup jauh, seperti kemampuan menenangkan diri untuk tidak panik dan gaduh hanya karena persediaan beras dan lauk pauk di rumah sudah kandas pada titik nol. Ketenangan batin yang dingin dan tetap sejuk ini acap tak mampu diketahui oleh orang banyak. Masalahnya pun bukan hendak disembunyikan agar tidak menjadi aib, tetapi adat bawaan spiritual yang mulai matang, memang begitu tabiat dan peranfainya. Karena semua diyakini akan tetap berjalan baik, tidak perlu diresahkan selama bumi masih terus berputar, tidak macet. Sebab rezki diyakini akan tetap terbagi. Apalagi cuma sekedar untuk ongkos, atau bahkan pembayaran uang kontrak sudah menunggak, karena spiritual selalu menganggap sepele masalah material atau finansial yang tidak seharusnya dianggap enteng.
Ironinya memang dalam laku spiritual yang paling esensial adalah menafikan nilai-nilai finansial maupun segenap bentuk material. Tampaknya yang menjadi penyebab utama dalam tragika yang ironis ini akibat langsung dari sikap fundamental yang mengabaikan segala hal yang berujud material, lantaran konsentrasi penuh kepada segenap bentuk dan wujud spiritual yang abstrak sekalipun, karena yang dianggap penting hanyalah hal-hal yang memiliki nilai-nilai spiritualitas semata.
Pecenongan, 3 Juli 2025.