
Global CyberNews.Com. -Medan I Penipuan siber kini sudah semakin meresahkan masyarakat. Korban berjatuhan semakin melimpah. Sementara pihak berkompeten tak bisa membendung serbuan penipuan siber yang kian canggih mempermainkan sekaligus mempertontonkan keahliannya melalui berbagai cara untuk memperdayakan mangsanya. Selain itu, tidak sedikit nasabah perbankan yang tiba-tiba dananya bisa hilang secara misterius.
“Untuk itu Menteri Komdigi dan Tim Satgas Pasti beserta jajarannya harus secepatnya bertindak tegas agar dapat menimbulkan efek jera terhadap para pelaku penipuan siber yang keberadaannya sudah sangat meresahkan masyarakat,” tandas Ketua Lembaga Pemantau Pemerintahan dan Pemilu Sumatera Utara (LP3SU), Salfimi Umar di Medan, Kamis,(14/8/2025) saat dimintakan komentarnya terhadap semakin maraknya penipuan siber di Indonesia, terutama Sumatera Utara (Sumut).
Jika tidak ditindak tegas, lanjutnya, nantinya bisa mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Jika ini terjadi, bisa membahayakan laju pertumbuhan perbankan di Indonesia.
“Bahkan lebih parah lagi, nantinya bisa menimbulkan profesi baru, yakni “Penipu”. Karena ya itu tadi, pelaku penipuan siber ini jauh dari tindakan hukum. Kecuali hanya diblokir saja sama pihak yang berwenang,” katanya.
Salfimi juga mengakui bahwa penipuan dengan menggunakan Artificial Intellegence (AI) melalui tiruan suara atau voice cloning ini harus dicermati dengan seksama. Agar dapat mencegah sekaligus menekan terjadinya korban penipuan.
Untuk itu Salfimi juga minta agar semua pihak diantaranya masyarakat, LSM, Kepolisian dan instansi terkait harus jeli mengawasi mata rantai penipuan siber ini. “Karena saya yakin, jika kita bersama-sama mengawasi geliat laju perkembangan siber ini maka pelaku penipuan tak bisa leluasa,” katanya.
Salfimi juga memberikan apresiasi kepada pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumut yang selalu menyuarakan agar masyarakat lebih berhati-hati dan waspada terhadap tipuan siber yang semakin canggih,” tegas Salfimi Umar. (dey)
Red