
Jacob Ereste :
Global CyberNews.Com. -Ekspresi kemarahan rakyat yang meledak akibat dipicu oleh kenaikan pajak yang melonjak berlipat nilainya — seperti yang dimulai dari warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah — terus dipicu oleh kenaikan tunjangan dan upah para wakil rakyat di DPR RI — mencapai klimaks saat gugurnya peserta aksi yang tergilas oleh kendaraan taktis dari aparat keamanan yang langsung diparani oleh peserta aksi ke markas besar mereka untuk diminta pertanggung jawaban.
Aksi unjuk rasa yang makin memanas pun terus berlanjut hingga malam hari ke berbagai tempat, termasuk di Kapolda Metro Jaya, hingga esok harinya muncul gelombang massa rakyat yang melakukan perampasan aset di kediaman tempat tinggal sejumlah tokoh yang dianggap telah melecehkan rakyat.
Serangkaian peristiwa sejak akhir bulan perayaan kemerdekaan bangsa Indonesia ini, telah menjadi catatan sejarah yang patut untuk menjadi pelajaran Agat tidak sampai kembali terulang. Karena kerugian cukup banyak dan mahal telah menjadi penerusnya yang juga menjadi beban rakyat dalam arti material maupun spiritual.
Sasaran rumah tempat tinggal sejumlah tokoh yang telah menjadi obyek perampasan asetnya itu, terlanjur hanya dipahami sebagai bentuk penjarahan — bukan perampasan aset — seperti UU perampasan aset yang sudah terlalu lama diteriakkan oleh berbagai elemen masyarakat untuk menekan kegandrungan korupsi di Indonesia yang semakin gila-gilaan, tiada lagi rasa malu dan sungkan. Karena para pelaku tidak pidana korupsi di Indonesia bisa berleha-leha, hidup nyaman dalam waktu singkat di dalam penjara, akibat dari peradilan hingga hukuman bisa dinegosiasikan.
Agaknya, inilah penyebab sejumlah kasus korupsi yang telah masuk daftar pemeriksaan jadi terkesan diulur-ulur, seakan tengah berembuk tentang nilai harga dan model jasa yang bisa diterima dengan seringan-ringan mungkin untuk kemudian dapat dirundingkan lebih lanjut pada tahap berikutnya, termasuk fasilitas mewah yang bisa digunakan saat berada dalam penjara yang sangat ringan dan singkat itu.
Jadi, akumulasi kemarahan publik yang meledak dan merampas sejumlah aset gugur publik yang dianggap ikut menyulut kejengkelan rakyat tidak dapat dibendung atau dicegah, meskipun untuk sejumlah obyek yang telah diendus sebelumnya hendak diserbu itu telah siap penjagaan yang ketat. Indikasi ini pun dapat ditafsirkan adanya pembiaran, karena yang bersangkutan telah meminta pengamanan kepada petugas keamanan.
Artinya, jika pemerintah tidak segera mengambil langkah konkret untuk meredam kemarahan rakyat semakin merasa dilecehkan — atau bahkan ditantang — maka kobaran kemarahan akan semakin meluas seperti yang sempat bermunculan di berbagai daerah dan tempat.
Oleh karena itu, penyelesaian tindak perampasan aset yang sudah terlanjur dilakukan rakyat di berbagai tempat itu, bisalah diselesaikan dengan car yang lebih bijak, agar tidak menimbulkan masalah baru yang bisa kembali menyulut kemarahan rakyat yang sudah bisa meredakan dan diredakan.
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke China dalam acara perayaan peringatan kemenangan China 80 tahun silam melawan fasisme. Dalam kunjungan singkat Presiden ke Cina — hanya dalam waktu 8 jam — jelas menunjukkan sikap serius Prabowo Subianto untuk membangun kemitraan strategis hubungan luar negeri Indonesia, sekaligus meyakinkan bahwa kegaduhan di tanah air Indonesia sejak 28 Agustus 2025 sudah dapat diredakan, seperti kunjungan singkatnya pada 3 September 2025, sambil mengadakan pertemuan bilateral dengan Xi Jinping dan Putin dalam konteks stabilitas politik Indonesia serta kerja sama pertahanan dan investasi untuk penguatan Global Security Window (GSW) dan investasi infrastruktur lainnya.
Keyakinan Prabowo Subianto berkunjung ke China dalam waktu singkat usai keributan di tanah air, bukti dari kepercayaan seorang Presiden yang tidak takut dan tidak gentar untuk dikudeta oleh pihak manapun. Ini artinya, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto semakin solid dan dipercaya untuk membenahi carut marut negeri ini, utamanya dari cawe-cawe mereka yang sebelumnya masih menunjukkan haus kekuasaan.
Karena itu, keyakinan terhadap Prabowo Subianto akan segera membersihkan onak yang masih bercokol dan bersarang di dalam lingkaran kekuasaannya untuk membangun Indonesia lebih baik dan lebih bermartabat serta sejahtera, akan segera dibersihkan, agar tidak lagi menjadi penghalang dan penghambat roda pembangunan yang harus digelindingkan. Tampaknya, begitulah langkah tegap Prabowo Subianto sebagai pemimpin bangsa dan negara Indonesia untuk memasuki gerbang peradaban baru pada era global sekarang ini.Hingga kemudian mampu menghantar manusia Indonesia memasuki era Indonesia emas pada 20 tahun mendatang.
Pecenongan, 4 September 2025
Red