Friday, November 7, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeUncategorised*Harapan dan Kecemasan Dari Gebrakan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Yang Mengkhawatirkan*
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist


*Harapan dan Kecemasan Dari Gebrakan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Yang Mengkhawatirkan*

Jacob Ereste :

Global Cyber News.Com. -Ustikah untuk urat malu yang putus dan urat takut yang kendor, agaknya harus dibeda setelah Menteri Keuangan Purbata Yudhi Sadewa tampil mendampingi Presiden Prabowo Subianto untuk menggelar semua bentuk penyelewengan anggaran, penyelewengan jabatan dan penyelewengan kekuasaan yang dibungkus oleh para gerombolan yang ada di negeri ini. Gebrakan dan tindakannya dalam kapasitas Menteri Keuangan — penguasa anggaran belanja dan pendapatan negara (APBN) menunjukkan dirinya sebagai pembantu Prediden yang sejati. Tidak seperti pembantu Prediden yang lain, cuma cari aman dan duduk manis atau sekedar kunjungan ke pasar, seperti orang yang kebingungan tidak tahu harus mengerjakan tugas dan kewajibannya untuk menjaga tingkat kesejahteraan dan kenyamanan hati rakyat yang gundah tentang harga kebutuhan pokok dan beban ekonomi yang semakin berat.

Kehadiran Purbaya Yudhi Sadewa sebagai pemnantu Presiden dengan segala gebrakannya menggeledah dana daerah yang tersimpan di bank tidak digunakan secara maksimal pembelanjaannya, membuat sejumlah Gubernur blingsatan karena mendapat ancaman akan ditinjau kembali dana yang di drop dari pemerintah pusat.

Sejumlah Gubernur pun langsung mekakukan semacam aksi unjuk rasa menggruduk Purbaya Yudhi Sadewa secara beramai-ramai, termasuk diantaranya yang urung-uringan meminta kejelasan tentang dana daerah yang mengendap di bank itu sehingga diduga cuma ingin mendapatkan bunga dari dana pemerintah daerah yang mengendap itu untuk dikantongi atau dibantai bersama-sama secara bebas yang luput dari pertanggung jawaban.

Petugas bea cukai dan pajak pun juga tak luput dari pengelolaan Menkeu yang mendapatkan model perlindungan dari atasannya yang ikut menerima kebocoran, seperti dari Pertamina yang ternyata culas membiarkan para mafia BBM dan Gas bermain dengan harga eceran yang sangat mahal sehingga harga BBM Rp 4.000 per liter bisa dijual lebih dari Rp 10.000 per liter untuk masyarakat. Belum lagi mafia khusus minyak solar yang sudah berbentuk kerajaan bisnis ilegal paling kampiun mendulang keuntungan dari minyak solar subsidi dari pemerinrah.

Modus permainan seperti ini tampaknya seperti turunan langsung dari berbagai bentuk subsidi dari pemerintah lainnya yang diselewengkan atau seperti dana bantuan sosial untuk rakyat miskin yang tak pernah diterima, kecuali hanya digunakan saja data kemiskinan itu untuk memperkaya diri seperti yang tersimpan di berbagai bangker sehingga peredaran uang pun jadi tersendat seperti seperti kemacetan yang tidak bergerak umumnya saat jam sibuk di Ibu Kota H
Jakarta.

Atas dasar itulah gebrakan Purbaya Yudhi Sadewa sangat didukung oleh rakyat banyak, jauh lebih banyak dari mereka yang jadi blingsatan dan merasa gerah karena pendaringan mereka merasa terganggu. Harapan dan dukungan dari rakyat sungguh full — tanpa reserve — dan siap untuk ikut pasang badan. Karena itu, gebrajan Menkeu untuk melawan arus dan melabrak para mafia yang masih banyak tali-menali dengan anggota Kabinet Merah Putih harus dicukur habis agar ketombe dan kutu busuk yang masih bersarang di Kabibet Merah Putih bisa belenggang nyaman melaksanakan programnya untuk mempercepat perbaikan tingkat kesejahteraan rakyat.

Konsekuensinya tentu saja, bila gebrakan itu cuma sekedar untuk mencari popularitas atau pencitraan belaka seperti tukang kayu yang sudah memperdaya habis bangsa dan negara ini selama satu dekade, hingga menjadi gunjingan dan makin hingga sumpah sejarah yang tak kunjung usai.

Artinya, bisa segera dibayangkan juga, jika apa yang dilakukan Purbaya Yudhi Sadewa tidak sesuai dengan asumsi dan keinginan warga masyarakat untuk memperbaiki tata kelola keuangan bangsa dan negara Indonesia yang sudah rusak parah. Karena mulai dari keinginan untuk sekolah sudah dikomersialkan juga, termasuk jual beli gelar dan ijazah. Setelah itu pun ketika hendak memperoleh pekerjaan pun harus dibayar. Demikian juga untuk kenaikan pangkat atau jabatan, duit yang menjadi penentunya.

Oleh jarang itu, pengharapan rakyat yang tekah kandas, dapat dibayangkan bila harus kembali menerima kekecewaan yang dilakukan Purbaya Yudhi Sadewa, sekiranya semua gebrakannya itu hanya sekedar kamuflase belaka. Sebab rakyat sudah terlanjur menaruh pengharapan yang amat sangat besar setelah berulang kali dikecewakan oleh rezim penguasa sebelumnya.

Banten, 4 November 2025

Red

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts