Tuesday, December 23, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeUncategorisedAntisipasi Lonjakan Harga, Kabupaten Blitar Kembangkan Budidaya Cabai Off Season Lewat DBHCHT
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Antisipasi Lonjakan Harga, Kabupaten Blitar Kembangkan Budidaya Cabai Off Season Lewat DBHCHT

Globalcybernews.com, Kabupaten Blitar
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Kabupaten Blitar tahun anggaran 2025 tidak hanya diarahkan untuk penguatan sektor pertembakauan, tetapi juga digunakan untuk menjaga stabilitas harga pangan melalui program budidaya cabai off season. Langkah ini dinilai strategis untuk mencegah lonjakan harga cabai yang kerap menjadi pemicu inflasi daerah.

Program yang dijalankan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar tersebut berfokus pada budidaya cabai rawit di luar musim, khususnya pada periode musim hujan ketika produksi cabai di berbagai daerah umumnya menurun.

Kepala Bidang Sarana Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Kabupaten Blitar, Siswoyo Adi Prasetyo, menyebutkan bahwa cabai merupakan komoditas yang sensitif dan memiliki pengaruh besar terhadap inflasi. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu memastikan ketersediaan pasokan saat petani pada umumnya tidak menanam.

“Penanaman cabai off season ini kami dorong untuk dilakukan pada musim hujan. Di kawasan Blitar Utara, biasanya tidak ada petani yang menanam cabai di periode tersebut. Dengan tanam di luar musim, kami berharap hasil panen dapat membantu menahan lonjakan harga,” jelasnya.

Pada tahun 2025, program DBHCHT ini difokuskan pada empat kecamatan—Doko, Talun, Nglegok, dan Srengat—dengan total luas lahan 16 hektare yang digarap oleh empat kelompok tani hortikultura berpengalaman, masing-masing mengelola sekitar empat hektare.

Penentuan wilayah dilakukan setelah menilai kesiapan lahan serta minat petani, sebab tak semua petani bersedia menanam cabai di musim hujan. Risiko serangan hama lebih tinggi dan banyak lahan sawah digunakan untuk padi.

Siswoyo menegaskan bahwa program ini tidak ditujukan untuk petani tembakau, karena budidaya cabai off season masuk dalam kategori peningkatan sarana produksi pangan.

“Karena ini bukan bagian dari diversifikasi tembakau, maka sasaran kami adalah petani hortikultura yang memang terbiasa mengelola cabai,” ujarnya.

DKPP menyediakan paket bantuan lengkap mulai dari benih cabai tahan virus, pupuk organik dan kimia, hingga mulsa plastik. Pengadaan sarana produksi saat ini masih berlangsung dan ditargetkan rampung sebelum masa tanam pada Desember 2025. Panen diprediksi terjadi pada Februari–Maret 2026, ketika harga cabai biasanya mengalami kenaikan.

Selain itu, pendampingan teknis intensif akan diberikan dari tahap persiapan hingga panen, mengingat budidaya pada musim hujan memiliki tantangan yang lebih besar.

“Kami akan melakukan pendampingan agar petani tidak bekerja sendirian. Risiko hama dan penyakit jauh lebih tinggi pada musim basah, sehingga perlu perhatian khusus,” katanya.

Pemkab Blitar menaruh harapan besar terhadap program ini. Jika produksi berjalan baik dan harga cabai tetap terkendali, pola tanam off season direncanakan diperluas sebagai model pengembangan hortikultura yang tangguh menghadapi perubahan iklim dan dinamika pasar. (ADV/REG)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts