Oleh Jhons Steven I. Siahaan
globalcybernews.com -Kenapa demikian? Kenapa judulnya 150 tahun yang lalu? Tentu itu ada alasannya. Kita hanya melihat Batak dengan kacamata hari ini, dimanaa jika kita melihat dengan kacamata hari ini tentu akan terlihat Batak Toba yang muncul dan menonjol. Sementara 150 tahun yang lalu Batak tidak menonjol kepada Toba, bisa kita lihat dari dokumen-dokumen Belanda ataupun dokumen luar lainnya.
Bagaimana kondisi Batak 150 tahun yang lalu? Kenapa saya katakan berbeda dengan sekarang? Yah alasannya jelas. 150 tahun yang lalu, Batak sangat sangat identik dengan Karo, saat kita mencari dokumen Belanda tentang Batak Huis/Rumah adat Batak maka yang muncul adalah Rumah Sendi/Siwaluh Jabu, saat kita mencari Batak Man/Orang Batak maka yang muncul adalah pria Batak Karo bukan Toba lalu saat kita mencari seluruh hal tentang Batak maka kita akan menemukan Karo lah yang dibahas disana. Bahkan inilah yang menyebabkan ahli aksara P. Voorhoeve mulai menilik ke Batak Simalungun sebab beliau sudah gerah meneliti Batak Karo dan Batak Mandailing yang kerap menjadi objek Penelitian Belanda. Tentu dahulu tidak ada gerakan Toba bukan Batak karena dominasi Batak dipengaruhi oleh Karo bahkan gerakan bukan Batak pun saat itu masih minim karena dominasi Karo di dalam nya, dan kalaupun ada gerakan Mandailing Bukan Batak itu bukanlah grakan yang diasaskan karena dominasi Batak Karo tetapi karena Faktor Agama dan Paham Komunisme.
Lalu kenapa hal ini bisa demikian terjadi? Kenapa dulu Karo yang dominan sekarang malah Toba yang dominan? Jawabannya simple ini terletak pada Populasi dari Sub-Etnis itu sendiri. 150 tahun yang lalu populasi Batak Toba tidak sebanyak Batak Karo sehingga membuat Karo dapat lebih mendominasi, sedangkan 150 kedepannya populasi Toba justru membludak dibandingkan Karo sehingga membuat Batak tadi berputar haluan menjadi berciri khas kan Toba. Bahkan 100 tahun kedepannya, apalabila Populasi Batak Pakpak yang membludak maka budaya Batak akan terciri khas kan kepada Batak Pakpak, seperti itu pun puak lainnya.
@semua orang
Red
