GlobalCyberNewsCom -Pulau Migingo, yang terletak di sisi timur laut Danau Victoria di perbatasan antara Uganda dan Kenya, dihuni oleh 1.000 warga. Pulau ini merupakan salah satu tempat terpadat penduduknya di dunia dan sulit dijangkau.
Pembuat film yang berbasis di Dubai, Joe Hattab lagi membagikan momen perjalanannya ke pulau ini. Ceritanya pun dibagikan di Youtube.
Dengan kapal kecil, dia menuju pulau yang yang dulunya diperebutkan Kenya dan Uganda. Meskipun pulau ini kecil, pulau ini memiliki banyak sejarah, dan merupakan tempat terjadinya apa yang oleh penduduk setempat disebut sebagai ‘perang terkecil’ di Afrika.
Migingo telah menjadi pusat pertikaian teritorial selama beberapa dekade, dan sekarang dikelola bersama oleh Uganda dan Kenya. Sempat bersitegang di tahun 2009, tapi akhirnya kedua negara (Kenya dan Uganda) sepakat membuat joint commission untuk mengatur pulau ini. Mereka sepakat bahwa kepentingan nelayan Migingo harus dijamin dan jadi prioritas.
Hattab mengatakan dia menyaksikan warga Kenya dan Uganda berkumpul bersama di Migingo. Hal itu terjadi setelah seorang nelayan muda sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa kadang-kadang ada ketegangan, meskipun pada umumnya orang-orang tetap menjalankan bisnis mereka.
Dalam video Hattab, kita bisa melihat bagaimana padatnya pemukiman di pulau nelayan ini. Di sana terdapat tempat hiburan, penginapan hingga supermarket (mungkin lebih tepatnya warung). Juga diperlihatkan bagaimana jalan yang sempit hingga suasana malam minim listrik di pulau ini.
Saat pagi hari, terlihat kapal-kapal nelayan berlabuh di pulau ini. Di dalam video warga Migingo bercerita mereka punya bengkel kapal dan bila ada kapal rusak di perairan tersebut, merekalah yang mengerjakan.
Kenapa pulau kecil ini bisa berpenghuni?
Kala itu, Migingo tidak berpenghuni dan secara bertahap dikenal sebagai tempat penangkapan ikan yang subur. Banyak nelayan lainnya datang dari Kenya, Uganda, Tanzania, Somalia, Ethiopia, dan Republik Demokratik Kongo merapat ke pulau ini.
Migingo menjadi pusat penangkapan ikan utama setelah segelintir nelayan yang berharap dapat menangkap ikan nila, yang juga dikenal sebagai mbuta, memutuskan untuk mencoba peruntungan mereka di pulau itu. Sebab lain kenapa Miginggo menjadi ‘pelarian’ karena secara perlahan kehidupan laut yang dulu berkembang di Danau Victoria mulai hilang.
Danau Victoria adalah danau terbesar di Afrika, dan hilangnya kehidupan ikan yang dulunya melimpah telah meningkatkan risiko bagi jutaan orang yang tinggal di sepanjang pantainya di Uganda, Kenya, dan Tanzania. Menurut kelompok konservasi WWF, dalam empat dekade terakhir, 80 persen spesies ikan asli telah hilang.
Karena itu, Migingo telah menjadi tempat yang semakin populer untuk memancing karena sangat terpencil. Hingga populasinya telah membengkak dari sekitar 130 penduduk pada tahun 2009 menjadi lebih dari 1.000 saat ini.
Sekarang, bila kita lihat dari ketinggian, pulau ini sepenuhnya ditutupi oleh seng yang bergelombang. Seng ini berasal dari rumah-rumah yang menutupi tanah pulau, naik dan turun mengikuti kontur.
Pulau kecil tersebut konon menjadi rumah bagi empat bar, salon rambut, dan rumah bordil. Pulau ini juga memiliki kepolisian sendiri.
Juga ada klinik kecil tempat seorang perawat menangani masalah-masalah kecil dari masyarakat pulau. Dan jika ada masalah medis yang lebih serius, penduduk harus melakukan perjalanan ke daratan Kenya.
Red