
Jacob Ereste :
Global CyberNews.Com. -Fenomena banjir yang melanda Lampung Barat dan Bali yang sangat memperihatinkan karena luput dari perhatian warga bangsa Indonesia, termasuk pemerintah Indonesia. Karena bencana banjir yang terjadi di Lampung Barat dan Bali menjadi bagian dari topik bahasan dalam diskusi rutin Kamis-Senin, 11 September 2025 di Sekretariat GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) yang aktif mengikuti secara seksama segenap masalah nasional yang perlu mendapat perhatian seluruh warga bangsa Indonesia. Karena bagaimana pun dera dan derita rakyat merupakan bagian dari tanggung jawab seluruh warga bangsa Indonesia, minimal memiliki sikap dan sifat empati yang tidak boleh diabaikan. Sebab hanya dengan begitu rasa nasionalisme kebangsaan dapat terjaga dan untuk terus dikembangkan, hingga menjadi energi setiap orang Indonesia untuk ikut membangun karakter dan kepribadian yang luhur.
Sementara Sri Eko Sriyanto Galgendu mengungkapkan sikap simpatiknya terhadap pengunduran diri Rahayu Saraswati selaku anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra menunjukkan kesadaran yang berbasis spiritual, kendati alasan pengunduran diri itu terkait dengan pernyataannya lewat podcast yang sempat ditayang pada 28 Februari 2025 yang sudah tidak perlu lagi dipermasalahkan. Kendati untuk itu pun, Rahayu Saraswati telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
Padahal niat Rahayu Saraswati sendiri sudah dia jelaskan juga dari maksud pernyataannya itu untuk mendorong semangat wirausaha, namun menuai kritik lantaran dianggap telah menyakiti hati rakyat. Namun kesadaran sikap yang gentlewoman — dapat disebut yang setara dengan gentelmen seperti Graceful Lady menunjukkan sikap yang anggun, sopan dan bermartabat seperti telah Rahayu Saraswati tidak hanya dalam penampilannya dengan penuh rasa hormat dan rendah hati dalam meminta maaf, tapi juga dalam perilaku dan moralitasnya yang ugahari.
Begitulah tampaknya sosok Rahayu Saraswati yang Classy Woman sebagai perempuan yang memiliki etika, percaya diri, punya integritas untuk memohon maaf, sekiranya pernyataan yang pernah terlontar pada waktu yang sudah kadaluarsa itu pun harus dia tebus dengan meletakkan jabatannya dari Fraksi Gerindra yang selalu menjadi rebutan itu. Namun bagi Rahayu Saraswati sudah dia jadikan untuk menebus harga dirinya yang elegan itu.
Begitulah kesadaran dari cara berpikir spiritual yang berbeda dengan cara berpikir intelektual. Setidaknya, dalam perspektif spiritual yang bersangkutan akan lebih memilih untuk menuding dirinya sendiri, sedangkan bagi mereka yang fantastis pada cara berpikir intelektual, akan selalu mencari penyebabnya yang berada di luar dirinya sendiri, sehingga dapat selalu dipastikan untuk menunjuk kambing-hitamnya sebagai biang kerok. Mulai dari cuaca yang sedang mengalami perubahan iklim, atau kesalahan dari pihak instansi pekerjaan umum yang ada di pemerintahan wilayah setempat yang brengsek, tidak bisa melakukan antisipasi yang komprehensif terhadap berbagai kemungkinan yang bakal terjadi kemudian, termasuk antisipasi terhadap bencana alam yang sudah diperingatkan oleh pihak BMKG untuk waspada pada dampak bawaan dari perubahan iklim yang harus diwaspadai itu.
Yang menarik ungkap Sri Eko Sriyanto Galgendu, dalam filosofis masyarakat Balu ada yang disebut lukat — semacam kesadaran spiritual tentang pemahaman upaya membersihkan diri. Pemahaman dari kesadaran spiritual serupa ini mampu menghantar diri setiap orang untuk melakukan introspeksi diri tentang adanya sesuatu yang keliru dari apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Artinya, hikmah yang dapat dipetik dari setiap malapetaka yang terjadi dapat membuat manusia akan lebih bijak untuk bersikap hingga kemudian lebih arief untuk berbuat yang selaras dengan kehidupan lingkungan sekitarnya.
Dari tradisi lukat — ritual penyucian diri — jelas beranjak dari kesadaran dan pemahaman spiritual yang tinggi hingga dapat memperbaiki diri untuk menjalani hidup dan penghidupan yang berkualitas, bermanfaat untuk diri sendiri maupun untuk orang banyak.
Dalam kontek banjir yang melanda Lampung Barat dan Bali, Joyo Yudhantoro melihat adanya ketidakpedulian publik dan pemerintah, termasuk media yang terkesan sepi dalam memberitakan dera derita warga bangsa Indonesia yang patut mendapat perhatian, bantuan serta sikap tanggap darurat yang sepatutnya sesegera mungkin dilakukan. Sehingga sikap peduli sesama anak bangsa tidak semakin terus tergerus terlibas oleh kekejaman jaman.
Yang pasti, Rahayu Saraswati — meski masih terbilang muda dalam takaran usia — dia cukup bijak memberi contoh dan tauladan dalam tata nilai etika, modal dan akhlak mulia — bersedia mengakui kekeliruan, kendati sesungguhnya tidak untuk menyakitkan hati siapapun, toh tetap dengan tulus dia mohonkan maaf. Tentu saja sikap bijak Rahayu Saraswati telah mengajarkan sikap yang bijak dan ugahari bagi anggota parlemen atau pejabat publik untuk memiliki sikap yang gentlewoman untuk menjadikan budaya mengundurkan diri dan mau menerima kritik dari rakyat yang selama ini diklaim merepresentasikan suara dan jerit hati wong cilik.
Pecenongan, 12. September 2025
Red