Thursday, October 17, 2024
HomeOpiniSALAH SATU PEMBODOHAN DARI ORANG YG KURANG FAHAM TENTANG ILMU HIKMAH ,...
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

SALAH SATU PEMBODOHAN DARI ORANG YG KURANG FAHAM TENTANG ILMU HIKMAH , RUQYAH DAN WIFIQ SERTA TABARUKAN

Global Cyber News.Com|Menyimpan keris , tongkat , batu aqik , azimat , rajah itu SYIRIK ..

Itu kalau membuat si pembawa yaqin jika benda itu bisa menyelamatkan / mengabulkan keinginannya seperti pelet , santet dll.

Jika keris dll itu menjadikan sebab tambahnya keyaqinan akan kuasa allah swt apa bisa di sebut syirik ??

Allah menjadikan besi pulsani , batu aqik , huruf-huruf yg di tulis dari ayat al qur’an mempunyai hikmah demi kemaslahatan makhluk hidup kenapa di sebut syirik ,
pembodohan inilah yg membuat umat islam di indonesia gak maju” ,
keris , batu meteor batu aqik batu mutiara , rajah itu sama saja ketika kita lapar harus makan ?? apa dengan makan kita akan kenyang dan setelah keyang bisa kuat ?? itu kesyirikan yg halus , tidak semua makhluk hidup itu butuh makan kalau tidak makan akan mati .

Sama saja dg keris , keris itu di jadikan alat agar orang” jawa tidak salah dalam menempatkan kalam kalam suci , di sembarang tempat , kecerdasan orang jawa dalam memadukan antara unsur alam , diri dan doa di jadikan satu sebagai wujud keris , aqik , atau obat , keris di cetak sebagai mana tujuan kebaikan kehidupan manusia ,
Seperti keris jokotowo d jadikan sebagai sarana untuk menyelamatkan orang2 dari racun tumbuhan dan hewan berbisa ,

Keris kebolajer , tilam sari dan tilam upih sebagai sarana untuk pertanian agar tidak gampang terkena wereng dan gangguan hama , niatnya itu sebagai sarana yg bermanfaat ,

Coba di fikir kalau pakai setrum di sawah” atau racun dan itu menyebabkan kematian manusia serta mahluk hidup yg lain yg tidak termasuk hama , selain haram juga dosa karena setrum menyebabkan orang lain celaka .

Kalau pakai tuah keris , wifiq tentu lebih aman buat lingkungan , dan sekalian berlatih berdoa , bermunajah pada allah agar tanamannya , atau usahanya aman dari hama .

Sesekali ngopi bab kebolehan memakai azimat dll ini kutipan Hadits-hadits yang membolehkan menggunakan ruqyah selama tidak ada unsur syirik

  1. Dari Aisyah r.a, beliau mengatakan :

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اشْتَكَى الْإِنْسَانُ الشَّيْءَ مِنْهُ، أَوْ كَانَتْ بِهِ قَرْحَةٌ أَوْ جُرْحٌ، قَالَ: النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِصْبَعِهِ هَكَذَا، وَوَضَعَ سُفْيَانُ سَبَّابَتَهُ بِالْأَرْضِ، ثُمَّ رَفَعَهَا بِاسْمِ اللهِ، تُرْبَةُ أَرْضِنَا، بِرِيقَةِ بَعْضِنَا، لِيُشْفَى بِهِ سَقِيمُنَا، بِإِذْنِ رَبِّنَا

Artinya : Apabila ada orang-orang mengadu hal kepada Rasulullah SAW atau beliau mengalami penyakit kudis atau luka, maka beliau menjampinya dengan ucapan :

بِاسْمِ اللهِ، تُرْبَةُ أَرْضِنَا، بِرِيقَةِ بَعْضِنَا، لِيُشْفَى بِهِ سَقِيمُنَا، بِإِذْنِ رَبِّنَا

sambil menggunakan telunjuk beliau seperti ini. Sufyan (perawi hadits ini) meletakkan telunjuknya di atas tanah, kemudian mengangkatnya. (H.R. Muslim)

  1. Hadits Utsman bin Abi al-‘Ash al-Tsaqafi berbunyi :

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ الثَّقَفِيِّ، أَنَّهُ شَكَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَعًا يَجِدُهُ فِي جَسَدِهِ مُنْذُ أَسْلَمَ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ، وَقُلْ بِاسْمِ اللهِ ثَلَاثًا، وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

Dari Ustman bin Abi al-‘Ash al-Tsaqafi, sesungguhnya beliau mengadukan kepada Rasulullah SAW tentang penyakitnya yang didapati pada tubuhnya selama masuk Islam, lalu Rasulullah Saw mengatakan kepadanya, “Letakkan tanganmu atas penyakit yang kamu derita di atas badanmu dan katakanlah : “Bismillah tiga kali dan tujuh kali ucapan :

أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
(H.R. Muslim).

  1. Dari ‘Auf bin Malik al-Aysja’i, beliau berkata :

كُنَّا نَرْقِيْ فِيْ الجَاهِلِيَّةِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ

Pada zaman Jahiliyah, kita selalu melakukan ruqyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah, bagaimana pendapatmu ya Rasulullah tentang hal itu. Rasulullah menjawab: “Coba tunjukkan azimatmu itu padaku. Membuat azimat tidak apa-apa selama di dalamnya tidak terkandung kesyirikan. (H.R. Muslim).

        Dalam tiga hadist di atas dapat disimpulkan bahwa ruqyah yang dibolehkan itu ada yang menggunakan benda sebagai simbolik (tafa-ul), pada hadits pertama dengan menggunakan tanah, sedangkan hadits kedua menggunakan tangan. Ruqyah ada juga tanpa menggunakan simbol apa-apa, tetapi hanya dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an tertentu seperti riwayat Abu Said Al-Khudri r.a berbunyi :

أن ناسا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم كانوا في سفر فمروا بحي من أحياء العرب فاستضافوهم فلم يضيفوهم فقالوا لهم هل فيكم راق ؟ فإن سيد الحي لديغ أو مصاب فقال رجل منهم نعم فأتاه فرقاه بفاتحة الكتاب فبرأ الرجل فأعطي قطيعا من غنم فأبى أن يقبلها وقال حتى أذكر ذلك للنبي صلى الله عليه و سلم فأتى النبي صلى الله عليه و سلم فذكر ذلك له فقال يا رسول الله والله ما رقيت إلا بفاتحة الكتاب فتبسم وقال وما أدراك أنها رقية ؟ ثم قال خذوا منهم واضربوا لي بسهم معكم

Bahwa beberapa orang di antara sahabat Rasulullah SAW sedang berada dalam perjalanan melewati salah satu dari perkampungan Arab. Mereka berharap dapat menjadi tamu penduduk kampung tersebut. Namun ternyata penduduk kampung itu tidak mau menerima mereka. Tetapi ada yang menanyakan: Apakah di antara kalian ada yang dapat menjampi? Karena kepala kampung terkena sengatan atau terluka. Seorang dari para sahabat itu menjawab: Ya, ada. Orang itu lalu mendatangi kepala kampung dan menjampinya dengan surat Al-Fatihah. Ternyata kepala kampung itu sembuh dan diberikanlah kepadanya beberapa ekor kambing. Sahabat itu menolak untuk menerimanya dan berkata: Aku akan menanyakannya dahulu kepada kepada Nabi SAW. Dia pun pulang menemui Nabi SAW dan menuturkan peristiwa tersebut. Dia berkata: Ya Rasulullah! Demi Allah, aku hanya menjampi dengan surat Al-Fatihah. Mendengar penuturan itu: Rasulullah SAW tersenyum dan bersabda: Tahukah engkau bahwa Al-Fatihah itu merupakan jampi? Kemudian beliau melanjutkan: Ambillah imbalan dari mereka dan sisihkan bagianku bersama kalian. (H.R. Muslim)

Imam Nawawi mengatakan hadits ini menerangkan bahwa al-Fatihah dapat menjadi ruqyah. Oleh karena itu mustahab (dianjurkan) dibaca atas orang yang kena sengatan binatang dan orang sakit.

Azimat merupakan ruqyah dengan menggunakan simbol-simbol (tafa-ul)
Azimat dengan membaca dan menulis ayat-ayat al-Qur’an tertentu atau zikir-zikir tertentu pada suatu benda, lalu digantung pada tubuh seseorang dengan harapan menjadi berkah dan terlindungi dari penyakit dengan izin Allah Ta’ala merupakan ruqyah yang dibenarkan dalam agama. Hal itu, karena ia merupakan ruqyah dengan menggunakan simbol-simbol (tafa-ul). Sebaliknya, apabila yg ditulis mengandung unsur-unsur syirik, maka itu adalah azimat yang diharamkan agama.
Berikut ini keterangan syara’ yang membolehkan menggunakan suatu benda untuk mengambil berkah (tabarruk), antara lain :

  1. Nabi SAW memberkati dengan air yang telah disentuhnya. Imam Bukhari meriwayatkan hadits sebagai berikut :

َقَالَ أَبُو مُوسَى دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَدَحٍ فِيهِ مَاءٌ فَغَسَلَ يَدَيْهِ وَوَجْهَهُ فِيهِ وَمَجَّ فِيهِ ثُمَّ قَالَ لَهُمَا اشْرَبَا مِنْهُ وَأَفْرِغَا عَلَى وُجُوهِكُمَا وَنُحُورِكُمَا

Berkata Abu Musa : “Nabi Muhammad SAW meminta semangkok air, lalu beliau mencuci kedua tangannya dan membasuh wajahnya di dalamnya, dan mengeluarkan air dari mulutnya, kemudian bersabda kepada mereka berdua (dua orang sahabat yang ada di sisi beliau, “Minumlah dari air itu dan semburlah pada wajah dan lehermu”.(H.R. Bukahri) .

  1. Tabarruk Nabi Ya’kub a.s. dengan baju qamis anaknya, Nabi Yusuf untuk kesembuhan matanya, sebagaimana diceritakan Allah dalam firman-Nya, Q.S. Yusuf : 93

اذْهَبُوا بِقَمِيصِي هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا وَأْتُونِي بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ

Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku (Q.S. Yusuf : 93)

Mata Nabi Ya’kub sembuh seketika pada saat wajah beliau menyentuh qamis Nabi Yusuf , sebagaimana kisah selanjutnya dalam firman Allah :

فَلَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيرُ أَلْقَاهُ عَلَى وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ.

Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah Ya’qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya’qub: “Tidakkah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui tentang Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya. (Q.S. Yusuf : 96)

  1. Mengharap barakah dengan keringat Rasululah SAW, sebagaimana kisah dalam hadits di bawah ini :

عن أنس بن مالك قال كان النبي صلى الله عليه و سلم يدخل بيت أم سليم فينام على فراشها وليست فيه قال فجاء ذات يوم فنام على فراشها فأتيت فقيل لها هذا النبي صلى الله عليه و سلم نام في بيتك على فراشك قال فجاءت وقد عرق واستنقع عرقه على قطعة أديم على الفراش ففتحت عتيدتها فجعلت تنشف ذلك العرق فتعصره في قواريرها ففزع النبي صلى الله عليه و سلم فقال ما تصنعين ؟ يا أم سليم فقالت يا رسول الله نرجو بركته لصبياننا قال أصبت

Dari Anas bin Malik, Nabi SAW biasa memasuki rumah Ummu Sulaim dan tidur di atas kasurnya sedangkan Ummu Sulaim sedang pergi. Anas berkata: “Pada suatu hari Rasulullah SAW datang dan tidur di atas kasur Ummu Sulaim, kemudian Ummu Sulaim dipanggil dan dikatakan padanya: Ini adalah Nabi SAW tidur di rumahmu dan di atas kasurmu. Anas berkata : Ummu Sulaim datang dan Nabi sedang berkeringat, lalu keringatnya tersebut dikumpulkan di atas sepotong kulit yang ada di atas tikar. Kemudian Ummu Sulaim membuka talinya dan mulai meyerap keringat tersebut lalu memerasnya ke dalam botol, maka Nabi kaget dan berkata: Apa yang kamu lakukan Ummu Sulaim ? Ummu Sulaim berkata: Wahai Rasulullah kami mengharapkan berkahnya bagi anak-anak kami” Beliau berkata: Engkau benar (H.R. Muslim).

  1. Tabarruk Asmaa binti Abu Bakar dengan jubah (baju) yang pernah digunakan oleh Rasulullah SAW dengan harapan kesembuhan dari penyakit, sebagaimana disebutkan riwayatnya dalam Shahih Muslim, yakni :

فَقَالَتْ هَذِهِ كَانَتْ عِنْدَ عَائِشَةَ حَتَّى قُبِضَتْ فَلَمَّا قُبِضَتْ قَبَضْتُهَا وَكَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَلْبَسُهَا فَنَحْنُ نَغْسِلُهَا لِلْمَرْضَى يُسْتَشْفَى بِهَا

Artinya : Berkata Asma binti Abu Bakar r.a jubah itu disimpan di tempat ‘Aisyah r.a hingga beliau wafat, lalu aku mengambilnya. Nabi SAW biasa mengenakannya dan kami mencucinya untuk mengobati orang sakit.(H.R. Muslim) .

  1. Tabarruk Nabi SAW dengan benda yang bersentuhan dengan tangan orang muslimin. Thabrany meriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata :

قلت يا رسول الله الوضوء من جر جديد مخمر أحب إليك أم من المطاهر ؟ قال لا بل من المطاهر إن دين الله يسر الحنيفية السمحة قال وكان رسول الله صلى الله عليه و سلم يبعث إلى المطاهر فيؤتى بالماء فيشربه يرجو بركة أيدي المسلمين.

Aku mengatakan, Ya Rasulullah, Apakah berwudhu’ dengan bejana baru yang tertutup ataukah tempat bersuci ? Rasulullah menjawab : “tidak”, tetapi dengan tempat bersuci saja, karena agama Allah itu mudah, lembut dan toleran. Ibnu Umar berkata : “Rasulullah bangkit menuju tempat bersuci mendatangi air dan beliau meminumnya mengharapkan berkah tangan-tangan kaum muslimin.(Hadits ini diriwayat oleh Thabrany dalam al-Ausath dengan perawinya terpercaya)

Orang muslimin di sini, tentunya secara mudah dapat dipahami bahwa mereka adalah orang-orang yang shaleh. Hadits yang menerangkan ada keberkahan pada orang shaleh juga dapat dipahami dari riwayat Ibnu Abbas, beliau berkata :

أن النبي صلى الله عليه وسلم قال البركة مع أكابركم

Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : “Keberkahan itu ada pada orang yang mempunyai kelebihan diantara kamu”(H.R. Ibnu Hibban)

  1. Tabarruk Bani Israil dengan benda yang bersentuhan dengan kitab suci, yaitu tabut yang menjadi tempat menyimpan kitab Taurat, sebagaimana disebut dalam firman Allah Q.S. al-Baqarah : 248,
    وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ التَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِمَّا تَرَكَ آلُ مُوسَى وَآلُ هَارُونَ تَحْمِلُهُ الْمَلَائِكَةُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.(Q.S. al-Baqarah : 248) Al-Baidhawy berkata : “Apabila berperang, Musa a.s. membawa tabut, maka jiwa orang Bani Israil menjadi tenteram dan tidak akan lari dari peperangan”.

Imam Syafi’i pernah bertabarruk dengan baju yang pernah dipakai oleh Ahmad bin Hanbal, sebagaimana kisah riwayat al-Baihaqi yang disebut dalam kitab al-Bidayah wal-Nihayah karya Ibnu Katsir, yakni :

وروى البيهقي عن الربيع قال بعثني الشافعي بكتاب من مصر إلى أحمد بن حنبل، فأتيته وقد انتفل من صلاة الفجر فدفعت إليه الكتاب فقال أقرأته ؟ فقلت : لا ! فأخذه فقرأه فدمعت عيناه، فقلت: يا أبا عبد الله وما فيه ؟ فقال: يذكر أنه رأى رسول الله صلى الله عليه وسلم في المنام فقال: اكتب إلى أبي عبد الله أحمد بن حنبل وأقرأ عليه مني السلام وقل له: إنك ستمتحن وتدعى إلى القول بخلق القرآن فلا تجبهم، يرفع الله لك علما إلى يوم القيامة. قال الربيع: فقلت حلاوة البشارة، فخلع قميصه الذي يلي جلده فأعطانيه، فلما رجعت إلى الشافعي أخبرته قال: إني لست أفجعك فيه، ولكن بله بالماء وأعطينيه حتى أتبرك به.

“Diriwayat oleh al-Baihaqi dari al-Rabi’, beliau berkata : Imam Syafi’i memerintahkanku agar membawakan surat dari Mesir menemui Imam Ahmad ibn Hanbal. Setelah beliau selesai menunaikan shalat sunat fajar, aku menemuinya dan menyerahkan surat tersebut, beliau berkata : “Apakah kamu sudah membacanya ?”. Tidak ! jawabku. Ahmad bin Hanbal mengambil dan membacanya, lalu beliau meneteskan air mata. Aku bertanya : Ya Abu Abdullah, ada apa di dalamnya? Ahmad menjawab Syafi’i menyebut bahwa beliau melihat Nabi dalam mimpi dan berkata kepadanya, Tulislah surat kepada Abu Abdillah Ahmad ibn Hanbal dan sampaikan salamku kepadanya! Dan katakan, Engkau akan diuji dan dipaksa mengatakan bahwa Alquran itu makhluq, maka jangan engka turuti permintaan mereka, Allah akan meninggikan derajatmu sebagai panutan di setiap masa hingga hari kiamat. Al-Rabi berkata, Aku berkata, Ini kabar gembira. Lalu Ahmad melepas baju dalamnya yang menyentuh badannya dan menyerahkannya kepadaku. Setelah sampai kembali kepada Syafi’i, aku beritakanlah semuanya kepada beliau. Syafi’i berkata kepadaku,” Aku tidak ingin menyakitimu perihal itu (merampasnya darimu), tapi basahilah dia dan serahkan kepadaku sisa air cuciannya agar aku mendapat berkah dengannya.”(Riwayat al-Baihaqi)

Haram azimat dengan tulisan-tulisan yang tidak diketahui maknanya karena dikuatirkan ada unsur syirik yaitu untuk tujuan pelet (menghilangkan kesadaran) , SANTET dan niat untuk membuat kerusakan di muka bumi.

SUWUK KERIS TETAP INDAH JIKA MEBUAT KITA SEMAKIN CINTA PADA ALLLAH ..

Red.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts