Monday, August 18, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeBPJS KESEHATANKisah Warga Pantai Labu Tentang Program JKN-KIS
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Related Posts

Featured Artist

Kisah Warga Pantai Labu Tentang Program JKN-KIS

Global Cyber News.Com|Deli Serdang (23/07) : Warga Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, membagi cerita dan pengalamannya tentang program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Berikut rangkumannya.
Tengku Kabul Suradi, 49 tahun
Kabul diberi pemahaman tentang layanan-layanan non tapap muka yang diselenggarakan BPJS Kesehatan. Dia pun langsung tertarik menggunakan layanan Pandawa untuk mengubah namanya yang tertera di kartu sedikit tidak sesuai dengan nama yang tertera di KTP nya. Dia tampak tidak menemui kesulitan saat menggunakan layanan Pandawa. “Bagus layanannya, cepat responnya. Namanya juga bagus mudah diingat. Kalau pakai WA (whatsapp) saya rasa banyak yang sudah paham, sudah familiar, walaupun di desa-desa seperti ini, orang-orang sudah biasa lah pakai WA. Jadi ini semua orang bisa gunakan harusnya,” kata Kabul sembari jari-jemari nya mulai menghubungi nomor Pandawa BPJS Kesehatan Cabang Lubuk Pakam di nomor 08116380206.
Salida, 40 tahun
Salida memibcarakan tentang kemudahan akses fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. “Tidak cuma Puskesmas, sudah banyak juga dokter atau klinik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Warga disini jadi punya banyak pilihan. Ada yang berobatnya di Puskesmas, ada yang sudah pindah ke klinik yang baru kerjasama. Tergantung lokasi dan kenyamanannya masing-masing. Kan enak, kalau ada yang dekat dari rumah, baik pelayanannya, kenapa juga pilih yang jauh-jauh,” pungkasnya
Salbiah, 48 tahun
Salbiah membicarakan mengenai dampak program JKN-KIS membantu perekonomian masyarakat. “Untuk keperluan sehari-hari kami bersyukur tercukupi, tapi kalau urusannya berobat kan mahal itu ya kalau yang parah-parah begitu. Tidak ada yang mau sakit tapi kalau sudah datang ya tidak bisa menghindar, syukur ada BPJS (JKN-KIS, red) jadi tidak pusing biaya,” ujarnya.
Nurtijah, 39 tahun
Nurtijah kerap menemani orangtua nya berobat, turut membagikan pengalamannya. “Bapak itu sudah merasakan berobat tidak membayar biaya apapun karena iurannya dibayarkan pemerintah, saya yang biasanya mendampingi beliau kalau ada keperluan berobat. Iuran dibayar pemerintah, saat berobat juga tidak diminta biaya apapun. Ini sangat membantu memudahkan yang memang membutuhkan. Program ini bagi keluarga kami sudah sangat menolong,” katanya.
Bandri, 30 tahun
Bandri berpandangan, semakin banyak masyarakat di desa yang sadar pentingnya program JKN-KIS dan perlu memastikan diri telah terdaftar. “Biasanya kalau ada yang sakit kemudian kan warga saling bertanya, saling bantu, akhirnya sama-sama paham harus terdaftar sebagai peserta, supaya tidak perlu keluar biaya sendiri kalau berobat. Terasa semakin banyak orang yang bertanya ke kami di Kantor Desa ini, bagaimana cara mendaftar dan sebagainya. Biasanya kami komunikasikan dengan pihak terkait, apabila dinilai tidak mampu misalnya, kami upayakan didata untuk didaftarkan sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran. “Kami fasilitasi sesuai kemampuan kami, mudah-mudahan masyarakat juga mau pro aktif mencari informasi sendiri juga,” ucapnya.

Red.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Posts